MAZMUR 103 : 1 – 5

1  Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

2  Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

3  Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

4  Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

5  Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

Mazmur yang merupakan salah satu kitab dalam PL, bahkan yang terpanjang di dalam Alkitab kita, bukan dikenal oleh orang Kristen saja.  Mazmur yang juga dikenal dengan sebutan Mizmor, Tehilim, Psalm, Zabur, ternyata juga dikenal oleh banyak orang-orang lain terutama oleh 3 agama besar dunia.  Mazmur dikumpulkan sebagai bagian dari kitab suci sebanyak 150 Mazmur; salah satu pemazmur yang terkenal adalah Daud.  Mazmur telah digunakan sebagai bagian dari ibadah sejak ribuan tahun yang lalu.  Mazmur masih digunakan juga pada masa sekarang ini dalam ibadah gereja, baik itu Gereja-gereja Orthodox, Gereja Katolik, Gereja-gereja Protesan dan juga Gereja-gereja Pantekosta bahkan dalam kelompok Kharismatik meski tidak selalu berbentuk pendarasan namun paling tidak banyak lagu kontemporer yang juga isi liriknya menyadur dari mazmur yang ada di dalam Alkitab.

Mazmur 103 yang merupakan bagian dari jilid ke IV (mazmur dibagi dalam 5 jilid) dapat digolongkan sebagai nyanyian pujian umat secara kolektif (koor) yang biasa juga didahului dengan nyanyian solo.  Isi dari mazmur ini diawali dengan alamat pujian yang jelas ditujukan kepada TUHAN; hal ini penting mengingat banyaknya penyembahan berhala yang ada pada waktu itu yang erat hubungannya dengan musik dan lagu dalam upacara ritual yang tidak dapat dipisahkan dengan aneka kebudayaan yang menggunakan musik pula dalam budaya dan pemujaan mereka.  Setelah didahului dengan alamat yang jelas maka Mazmur 103 melanjutkan isinya dengan alasan-alasan memuji TUHAN yaitu segala karya-Nya; pengampunan-Nya, penebusan-Nya, anugerah-Nya dan segala kebaikan-Nya.

Meskipun mazmur seringkali dinyanyikan sebagai nyanyian umat yang bersahut-sahutan dalam ibadah namun demikian seluruh pujian bersama tersebut selalu diawali dengan pengalaman pemazmur sebagai seorang pribadi sehingga menghasilkan lirik yang sedemikian mendalam dan begitu indah dalam pengalamannya bersama dengan TUHAN.  Pengalaman-pengalaman tersebut dapat kita lihat menyentuh beberapa bagian dalam kehidupan umat manusia.  Pertama-tama pemazmur mengalami penebusan jiwa yaitu bahwa pemazmur mengalami pengalaman rohani bersama dengan TUHAN.  Dalam hal ini kita melihat bahwa Daud mengalami berbagai macam pengalaman dalam kehidupannya yang tidak lepas dari campur tangan TUHAN.  Kedua, pemazmur mengalami hati yang diubahkan yaitu bahwa perjumpaannya dengan TUHAN mengubahkan hati dan hidup pemazmur, sehingga Daud menjadi orang yang berkenan di hati TUHAN; meski pernah jatuh namun kembali bangkit dalam pengakuannya atas segala dosanya dan kebutuhannya akan belas kasih dan pengampunan TUHAN yang memulihkan hidupnya.  Ketiga, pemazmur dapat menggemakan pujian yaitu penyataan kasih kepada TUHAN yang diungkapkan melalui puji-pujian dari dalam hati yang kemudian terwujud dalam lirik dan musik dari hati yang tulus, pujian yang berawal dari pribadi yang akhirnya sampai kepada penyataan bersama.

Segala pujian yang kita nyanyikan tidak dapat lepas dari pengalaman kita bersama dengan TUHAN, dalam hal ini pengalaman kita akan keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus memberikan alasan yang paling mendasar untuk memuji-muji Dia.  Pujian dapat menjadi bagian dari ibadah yang menyenangkan hati TUHAN, jika didasari dengan hati yang benar di hadapan TUHAN.  Kesadaran akan segala kebaikan TUHAN mendorong kita untuk memberikan seluruh bagian hidup kita yang terbaik bagi TUHAN termasuk dalam cara kita memuji dan memainkan musik dalam ibadah.  Amin.

Ev. Franky Oktavianus Nugroho
29 Desember 2020