DitaklukkanNya Musuh Agar Nyaman

Hakim 4:17-24

Panglima Sisera telah runtuh dan dilucuti. Ia prajurit banci. Ia melarikan diri. Seorang kesatria tidak boleh meninggalkan pasukannya. Sisera orang yang paling egois. Ia menyelamatkan dirinya di atas kematian pasukannya. Ia ditaklukkan oleh tangan besi yang tak terlihat.

Ia dipaksa meninggalkan kereta besi kebanggaannya. Ia menggunakan kakinya berjalan jauh dari Kisin sampa Kedesh. Kelelahan yang luar biasa dimana ia berjalan kaki dari Kison sampai Kedesh sejauh 98 km (melarikan diri). Kepercayaan dirinya punah. Ia sangat rapuh. Ironi seorang jenderal yang ditaklukan Wanita. Tanpa rasa malu ia meminta disediakan susu dari tangan Yael.

Cerita kepahlawanan wanita ditonjolkan dalam parikop pasal 4. Diakhir cerita ini Sisera juga mati di tangan Yael, istri Heber. Ia memukul kepalanya.

Orang Keni bila menemukan musuh akan memperlakukan mereka dengan kejam. Bukan berarti mereka tak berperi kemanusiaan. Sisera berlindung di rumah musuhnya. Tanpa rasa curiga dan kewaspadaan, (ay 17). Ia merasa akan ada damai dengan keramahan Yael yang menyelimuti dan memberi segelas susu hangat (ay 18-19). Keramahan Yael dianggap tidak ada indikasi permusuhan maka ia tertidur lelap karena kelelahan (ay 21). Jenderal yang bodoh. Ia ditaklukkan dengan sehelai selimut dan segelas susu.

Ia merasa nyaman dengan susu hangat, dan berpikir tidak akan ada lagi serangan terbuka dari pasukan Debora (Yael diam2 telah bergabung dengan pasukan Debora dan ia tahu betul wajah musuhnya yang bengis). Musuhnya diberi selimut dan susu sebagai taktik untuk menaklukkannya. Tragedi antara kasih dan keadilan.

Sisera merasa aman dan meminta tidak memebritahukan kedatagannya, dan ia bersembunyi di bawah mantelnya (ay 18). Ya, seorang jenderal yang tadinya sangat pemberani sekarang ketakutan dengan pasukan Barak. Ia berkata kepada Yael: “katakan aku tidak ada disini”. Ya seorang jenderal pengecut, pembohong dan pendusta. Kejahatannya jelas di mata Yael. Penjahat dan penuh dusta. Ia harus ditaklukkan oleh tangan manis dari seorang ibu.

Selimut yang hangat dan susu yang manis akan berubah dengan kekejaman. Cara Tuhan menaklukkan musuh jahat. Kepalanya dipecahkan. Maka rencana2 kejahatan, dan kelaliman untuk sementara berakhir.

Seorang jenderal dalam keadaan perang sebenarnya dia tidak boleh tidur, harus waspada, berjaga2. Namun inilah cara Tuhan melemahkannya dihadapan seroang wanita untuk memudahkan untuk melenyapkannya.

Yael tanpa perencanaan, sekilas ia ingin melenyapkan musuh demi memenuhi kehedak Tuhan sebagaimana yang ia dengar dari Debora bahwa lelaki ini harus dibinasakan oleh Tuhan

Ia sudah menunjukkan kebaikan dan keramahan. Sisera sangat kejam terhadap Israel. Namun Yael penuh ramah terhadap orang jahat (musuh) namun bagaimanamu pun karena Tuhan sudah menetapkan bahwa kejahatannya dibalas. Yael memenuhi pembalasan dari Tuhan.

Ya, Tuhan sebagai hakim dan pembalas. Sisera menerima kecerahan dan cahaya surgawi yang dia rasakan dalam tawaran kebaikan Yael. Tuhan dimuliakan, dihormati demi pembebasan Israel. Jadi perbuatan Yael tidak dari hati yang gelap, benci atau balas dendam pribadi. Cara Yael melenyapkan Sisea bukanlah tindakan kekejaman brutal tetapi keberanian menaklukkan musuh. Ketika Tuhan menyerahkannya ke tangannya, ada dugaan bahwa tangannya gemetar, ketidaktegaan, bercampur sedih, marah dan kasih. Namun ia harus melaksanakan kehendak Tuhan.

Kekuatan ilahi memungkinkannya untuk melakukannya, menginspirasinya dengan keberanian yang lebih jantan. Ia mendapatkan bantuan Tuhan untuk melakukannya dengan efektif.

Perintah Tuhan membenarkannya melakukannya. Hukum persahabatan dan keramahtamahan harus dipatuhi secara religius, namun kita harus membenci kejahatan dari pribadi yang kita undang ke rumah dan menaruh kepercayaan pada kita.

Penghakiman Tuhan sangat dalam. Instrumen dari eksekusi ini adalah paku tenda, yaitu, salah satu pin besar yang digunakan untuk memasang tenda, atau pasaknya.

Sisera merencanakan menghancurkan Israel dengan banyak kereta besinya, dan ia sendiri dihancurkan dengan satu paku besi. Ia menuai hasil perbuatannya.

Sang komandan tentara meninggal. Dalam tidur lelap, dan lelah. Dia tidak bergerak, tidak ada perlawanan. Terbelenggu dalam rantai tidur. Ditaklukkan oleh seorang wanita pemberani.

Kematian seorang prajurit di tangan seorang wanita menambah rasa malu akan kematiannya di hadapan manusia. Seandainya dia mengetahuinya, hal itu akan menambah kekesalan hatinya sendiri. Sisera dipermalukan oleh Tuhan karena kejahatannya.

Sisera mati, maka amanlah Israel (diamankan oleh Tuhan). Kemuliaan dan sukacita dirayakan. Barak sangat senang menemukan pekerjaannya dilakukan dengan baik walau kehilangan kehormatan karena Tuhan menjual Sisera ke tangan seorang wanita (Debora dan Yael).

Orang Kristen sudah ditetapkanNya untuk menghalau musuh2 yang tidak terlihat, agar rajin mengusir dan menghalaunya dengan kekuatan pedang Roh dan Kuasa Roh Kudus.

Gereja terdiri dari banyak orang. Kemenangan rohani tidak dicapai oleh “single fighter”. Kemenangan tidak dicapai oleh hanya Debora, oleh hanya Baral, oleh hanya Yael dan oleh hanya tentara. Tetapi karena kebersamaan mereka dan keterlibatan Tuhan tentunya.

Anggota gereja memiliki berbagai talenta. Kiranya dapat disatukan, dipadukan untuk berkemenangan melakukan firman Tuhan. Seluruh jemaat merelakan diri bersatu, bekerja sama, merendahkan diri satu dengan lainnya. Kebersamaan akan memompa semangat perjuangan bagi kemuliaan Tuhan. Sejatinya teman pelayanan – laki atau pererempuan – adalah rekan kerja/mitra Tuhan, bukan aku atau kami tetapi kita bersama.

Kita (orang percaya) tidak lagi berperang melawan pasukan yang bersenjata AK47, kereta besi (tank militer), bom, bayonet, bazoka, senjata nuklir, dll peralatan canggih militer tetapi “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”. (Eph 6:12)

Salam menaklukkan musuh dengan bekerja sama.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
30 Desember 2020