LD Tonny Mulia Hutabarat
Selasa, 23 April 2024

Merindukan Penebus – Ayub 19:25-27

Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu. (Job 19:25-27 ITB)

Tidak ada seorang pun yang lolos dari kehidupan tanpa mengalami luka, keburukan yang mendalam. Tetapi tidak perlu mengutuki Tuhan dan meninggalkanNya. sebaliknya tetap percaya sebab ada harapan hidup di balik kematian.

Seperti Ayub yang berada dalam titik terendahnya. Pada 19:15-19 ia terisolasi, dilupakan, tidak diakui, bahkan karyawannya sendiri tidak menghormatinya dan memperlakukannya seperti hukuman. pelayan2nya cemberut. nafasnya menjijikkan bagi istrinya karena aroma dari luka nanah di tubuhnya. anak-anak kecil menghinanya. sahabatnya selama 40 tahun berbalik membencinya dan menyerangnya.

Dalam PL, ada harapan bahwa keluarga dan teman-teman akan menjadi “ goel ”, seorang kerabat yang menebus dan membantu orang-orang di masa-masa sulit. Namun mereka mengecewakan dan Ayub malah menjadi pengemis (19: 20-21)

Ayub mencapai titik terendahnya, namun dia tidak putus asa dan dalam ayat 25-27 dia mengungkapkan keyakinannya bahwa dia memiliki Penebus Sejati.

  1. Ayub memanggil seorang penebus, ia mengalami pendalaman imannya. Ayub mengambil tiga langkah ketika ia mempertimbangkan hubungannya dengan Tuhan: (a) pada 9:33 Ayub mencari Tuhan (bukan manusia) sebagai wasit untuk mengadili kasusnya. (b) pada 16:19, mencari wasit untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. (c) pada 19:25, Ayub mencari wasit yang tidak memihak dan saksi suportif, yaitu Penebus Juruselamat yang aktif menyelamatkannya.
  2. Penebus Ayub adalah Tuhan (19:25). Memperhatikan kata “akhir” (Ibrani: acharon) adalah gelar Gelar Penebus, yang artinya TUHAN sendiri yang menjadi Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Maha Pencipta dan Penebus. Ayub memproklamasikan harapan kebangkitan. Perhatikan 19:26 “setelah kulitnya rusak” (wafat) pasti akan melihat TUHAN. Harapannya adalah kebangkitan.
  3. Harapan terbesar Ayub bukanlah kembali ke keadaan normal (sehat, pulih). Dia paling peduli untuk memiliki hubungan yang mendalam dengan Tuhan. Perhatikan 19: 26-27. ’MerindukanNya”.

Perhatikan kata “dijauhkan” dan “orang asing” dipakai kata “zar” dalam Ibrani di ayat 13. Kata “zar” menggambarkan sebuah hubungan yang merenggang dan berada di ambang kehancuran. Namun Ayub mempunyai harapan yang berbeda dengan Penebusnya. Dia tidak akan menjadi orang asing, tapi teman dekatNya.

Ayub tidak sepenuhnya memahami rencana TUHAN, tetapi dia berbicara lebih baik daripada yang dia ketahui. Paulus berkata dalam I Korintus 13:12 “Sebab sekarang kita melihat secara samar-samar di cermin, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.” Saya pikir Ayub melihat di cermin secara samar-samar, namun ia melihat sesuatu, sesuatu yang kita punya, karena kita telah bertemu dengan Sang Penebus. Yesus adalah penebus kita. DIA telah berjanji untuk membangkitkan kita dan memulihkan hubungan kita yang intim dengan TUHAN.