Ayub 31: 1- 40

aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa (ayat 30)

Pernahkah anda dituding2 berbuat dosa dan dipaksa harus mengakui dosa yang tidak anda perbuat? Para penuduh berkomplot membuat surat tuduhan palsu. Mereka membawa anda ke sidang pengadilan negeri. Ayub sudah dan sedang menderita fisik yang parah, masih juga dipasung di hadapan hakim manusia. Ia dipaksa mengakui dosa2nya yangtidakdilakukannya sehingga ia menderita.

Bukalah hidupmu di hadapan masyarakat, sebab KRISTUS telah menyucikan batinmu. Tidak ada yang tersembunyi di hadapanNya. Kuasa dosa telah dibinasakan dari hidup kita.

Ayub dituding melakukan kejahatan oleh teman2nya. Elifas, Elihu, Bildad, Gofar membawa Ayub ke persidangan ilahi untuk menelanjangi semua pelanggaran moral etika yang telah dilakukannya. Kawan2nya mengumpulkan semua data2 dosanya. Pengadilan masyarakat menyatakan bahwa Ayub telah melakukan dosa besar di hadapan Tuhan.

Mereka mendakwa Ayub telah melakukan:

  1. Dosa perjinahan (ay 1, 9). Ayub dituduh telah menggunakan matanya, tertarik pada perempuan (istri orang lain) dan memperhatikan anak2 gadis. Merusak milik pusaka (istri) yang telah ditetapkan Tuhan baginya (ay 2). Ayub bersumpah bahwa ia tidak berdusta, tidak menipu (ay 5), ia tidak menyimpang dari ideologi moral etika religius (ay 7). Ayub bersumpah bila melakuan kejahatan ia pantas dihukum/dikutuk (ay 8, 10, 12)
  1. Dosa penindasan hak pekerja dan orang kecil (ay 13-23). Ayuh dituduh memperkosa hak2 buruhnya, menyengsarakan orang kecil, dan menindas janda2, menelantarkan anak yatim piatu, tidak membantu orang miskin, tidak melayat kerabat yang kemalangan. Ayub bersumpah tidak melakukan pelanggaran moral etika. Bahkan ia pun bersumpah bila melakukan kesalahan tersebut maka kutukNya akan menghampirinya.
  1. Dosa pada maruk harta (ay 24 – 28). Ayub dicecar dengan tuduhan maruk harta, materialistis, dan mempercayakan hidupnya pada harta (mendewakan). Hidupnya sangat hedonism. Ayub pun bersumpah tidak mendewakan mammon, bila itu terjadi ia rela dihukum hakim.
  1. Dosa kepada musuh dan orang asing/tamu (ay 29 -34). Ayub dituduh membenci musuhnya, bersorak2 karena musuhnya ditimpa celaka, menelantarkan anggota keluarganya, tidak membuka pintu bagi musafir.

Ayub berkomitmen dan bersumpah di hadapan Tuhan (ay 35- 40) bahwa ia tidak pernah melakukan dosa-dosa yang dituduhkan kepadanya.
Ayub berkata:

  1. surat tuduhan masyarakat akan ditanda tanganinya di hadapan Tuhan, bila ternyata terbukti bersalah.
  2. Surat tuduhan menjadi mahkotanya bila terbukti berdosa
  3. hidupnya terbuka di hadapan Tuhan dan akan menghadap di pengadilan Tuhan
  4. Bila toh akhirnya Tuhan memukul palu tanda ia bersalah, ia siap menerima kutukNya

Pembelaan Ayub :

  1. Ayub siap ditimbang di atas neraca pengadilan masyarakat dan sidang Tuhan bahwa dia tidak bersalah.
  2. Ayub patut dihukum oleh hakim, bila keketapan Tuhan diingkarinya (ay 28)
  3. Ayub berkata bahwa ia tidak berbuat dosa (ay 30)

Kenyataannya, Ayub tidak bersalah, bersih, suci, kudus. Namun ia harus menderita. Penyakit yang diberikanNya sebagai batu ujian iman. Hidup beriman dirayakan pada saat badai menerpa. Ayub tetap memuji Tuhan di saat badai penyakit mengamuk.

Orang percaya yang telah diselamatkan anugerah dan melalui pengorbanan Yesus Kristus mereka harus mempersembahkan ibadah sejati dengan hidup suci, hidup yang berkenaan (spesial) bagi Tuhan, pikiran yang dipenuhi pikiran Kristus, hidup yang direformasi Roh Kudus, dan yang mengenal kehendak Tuhan dengan baik, dan sempurna (Roma 12:1-2).

Selamat mempertahankan hidup suci pada musim badai penyakit di akhir zaman.

Tonny Mulia Hutabarat
3 September 2021