2 Petrus 3:1-16

Ketika menghadapi suatu kehidupan, kita akan menghadapi fase-fase yang pasti dilalui semua orang, mulai dari dilahirkan, bertumbuh dan mengalami kematian. Inilah fase yang akan dilalui kehidupan manusia secara umum. Berbeda halnya dengan kepastian yang dimiliki oleh orang percaya, bahwa orang percaya menantikan kehidupan setelah kematian, pada langit dan bumi baru, di mana dimulai dengan kedatangan hari Tuhan, yang akan memisahkan orang percaya dan tidak percaya, akan mempertanggungjawabkan seluruh kehidupannya pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kali.

Petrus dalam bagian ini mencoba menguraikan kepastian tentang hari Tuhan, yang akan menghampiri kehidupan orang percaya. Petrus memulai penguraiannya pada ayat 1-2 dengan memulai memaparkan bagaimana hari Tuhannya ini akan digenapi, sebagai sebuah berita keselamatan kedua, setelah yang pertama Yesus datang untuk melakukan Karya Salib-Nya. Berita ini telah dinubuatkan para nabi dan orang-orang kudus, sebagai sebuah perintah dari Tuhan, yang dipelihara dan diberitakan para rasul. Pada ayat 3-13, Petrus menguraikan tentang apa yang akan terjadi berupa penyangkalan akan berita keselamatan itu untuk diwaspadai serta bagaimana sikap untuk menghadapinya. Petrus mengatakan, bahwa penyangkalan akan berita tentang keselamatan yang kedua atau tentang hari Tuhan, akan hadir pengejek-pengejek yang menyangkali berita itu tetapi kekekalan firman akan mengatasi dan menjawab sangkalan itu (ay. 3-7).

Petrus mengingatkan orang percaya untuk terus berpegang pada janji Allah, bahwa berita itu akan digenapi pada hari Tuhan, dan akan ada pemisahan pada kondisi langit dan bumi baru (ay. 8-13). Petrus menutup dengan sebuah penguatan dan peneguhan kepada orang-orang percaya untuk bertekun dalam iman kepada kedatangan Yesus Kristus kedua kali, sehingga dalam penantian itu akan menghadirkan pengharapan, bahwa orang -orang percaya dapat terus hidup dalam kekudusan Allah. (ay. 14-16).

Sebagai perenungan untuk kita, layaknya kita digembalakan juga oleh rasul Petrus pada masa itu dan kita menghidupinya dalam konteks kita masa kini, bagaimana kita memikirkan kepastian akan datangnya hari Tuhan sebagai sebuah pengharapan kita dalam iman kita kepada Yesus Kristus? Sudahkah kita menantikan hal itu sebagai sebuah pengharapan sekaligus sebagai sebuah peringatan dan kewaspadaan untuk menjaga kekudusan hidup kita? Karena, ketika Tuhan Yesus datang nanti kedua kali, kita semua akan mempertanggungjawabkan iman kita secara pribadi lepas pribadi. Sudahkah kita hidup dalam kekudusan Allah, dan apakah kita terpengaruh dengan omongan orang yang dapat mengecilkan iman kita, yang dapat meragukan Kristus atau hidup untuk kepentingan diri sendiri semata?

Dengan kepastian akan datangnya hari Tuhan, kita akan menyongsong hari demi hari dengan penuh kepastian, bahwa kesementaraan hidup di dalam dunia akan segera berakhir. Bahwa, akan ada upah yang besar dalam keteguhan iman kepada Yesus Kristus, bahwa tidak ada lagi penderitaan, kepedihan dan ratap tangis pada langit dan bumi baru. Pada hari itu, ketika kita bersama-sama sudah berada di dalam langit dan bumi baru, kita akan bersekutu bersama dan bersama-sama menerima pemuliaan dari Allah. Sampai, pada masa itu, kita akan terus berjalan dalam pengorbanan kita untuk masuk ke dalam persekutuan tubuh Kristus, di mana kita akan mengalami penderitaan, Sangkal Diri, Pikul Salib dan Ikut Aku (Mrk. 8:34). Hal itu akan menyakitkan bagi kita, tetapi Allah memampukan kita untuk melewati satu fase demi fase, di mana kita akan bertransformasi menuju keserupaan dengan Kristus.

Asidoro Sabar Parsaulian Pasaribu
2 November 2021