1 Samuel 2:11-26

Imam Eli memiliki dua putera Hofni dan Pinehas yang jahat. Namun berbanding terbalik dengan anak Hana, sangat saleh, yang diperoleh dalam masa krisisnya. Ia rutin berdoa. Alhasil, Tuhan mendengar dan membuka rahimnya. Sangat menarik, anak lelaki yang diperoleh Hana juga diserahkannya kembali kepada TUHAN. Samuel melayani TUHAN seumur hidupnya.

Anak muda Samuel yang diberi label dan identitas oleh penulis kitab sebagai pelayan di hadapan Tuhan (bukan di depan belial). Kata “melayani” dalam bahasa Ibrani dipakai kata “sarat” dengan bentuk kata kerja piel participle, artinya sungguh-sungguh, maksimal, habis-habisan, total di hadapan Tuhan (ay 18) yang kontras dengan anak-anak Eli, meremehkan pelayanan.

Kata “sarat” 99 kali muncul dalam bentuk kata kerja Piel, yang artinya dia sebagai pelayan yang mempersembahkan korban-korban orang lain kepada Tuhan dengan kesungguhan maksimal, tetapi juga secara pribadi mempersembahkan dirinya sendiri kepada Tuhan. Tidak hanya melakukan tugas pelayanan, namun ia juga selalu mendedikasikan dirinya kepada Tuhan. Dua hal yang berbeda. Di dalam memenuhi tugas rutin itu ia tetap memiliki relasi yang dekat dengat Tuhan.

Samuel terlahir ke dunia ini hanya untuk menyerahkan jantung hidupnya kepada Tuhan bukan kepada setan-setan seperti anak-anak Eli. Anak-anak Eli hanya melakukan “tugas” rutin tanpa mempersembahkan hati mereka kepada Tuhan. Saya (Tonny) selalu mengingatkan diri saya sendiri, ketika saya berkhotbah bahwa khotbah itu terutama untuk diri saya sendiri (dpl “saya mengkhotbahi diri sendiri), dimana Tuhan berbicara kepada diri saya sendiri, melalui khotbah itu saya melayani Tuhan dan Tuhan membina saya sendiri.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
3 November 2021