1 Samuel 2:11-26

Dua Anak muda Eli itu bertumbuh dalam dosa. Manusia diciptakan Tuhan dengan senses divinitas tetapi kebanyakan diantaranya tidak dapat memilih yang baik dan benar karena mengabaikan hati nuraninya. Anak-anak Eli menyerahkan sense divinitas dan hati nuraninya diperbudak (dipimpin) oleh belial (setan). Mereka tumbuh bagaikan tanaman yang menghasilkan racun kematian. Sekalipun mereka setiap hari bekerja untuk hal-hal yang suci bagi kehidupan manusia, tetapi justru mereka kehilangan essensi kekuatan ibadah.

Mari kita lihat inventaris dosa-dosa kedua anak ini: dursila dan anti Tuhan (ay12), melanggar batas2 keimaman (ay 13), rakus, egois, menindas orang (ay 14), melakukan kriminal (ay 16), memandang rendah korban untuk TUHAN (ay. 17), tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan (ay. 22), perbuatan-perbuatan jahat (ay. 23 ), tidak mendengar perkataan ayahnya (ay 25). Anak durhaka. Apakah mereka akan dihukum? Ataukah dibiarkanNya melakukan dosa terus menerus?

Tuhan antusias menghukum, mengadili (membunuh), (ay 25), perhatikan kata membunuh dalam bentuk maut dengan kata kerja verb hiphil infinitive. Oleh karena alasan-alasan imoralitas dua anak muda tersebut dijatuhi hukuman mati. Tuhan tidak kompromi dengan keputusan mereka sendiri. Mereka tidak tunduk kepada kedaulatan Tuhan atas hukum-hukum Ilahi yang sudah dipatokkan. Mereka tidak merajakan Tuhan dalam aktivitas pelayanan, mereka tertawan dalam kuasa setan. Siapa yang disalahkan? Mereka sendiri yang salah karena mengabaikan senses divinitas dan hati nurani melalui suara panggilan ibadah di bait suci, meremehkan panggilan nasehat Imam dan teguran dari masyarakat. Pendek kata mereka menindas kebenaran, kebajikan, keadilan dan kasih demi kepuasan perut mereka sendiri (mereka memaksa orang untuk memberikan daging mentah kepada mereka). Suara Tuhan disekitar penyembelihan binatang korban itu diabaikan, ditindas. Mereka menjadi mati rasa, mereka menyembelih hati nuraninya.

Tuhan menyebabkan kematian mereka karena melanggar kekudusanNya. Pengarang Kitab Samuel (TUHAN) memberikan peringatan kepada keluarga agar memiliki integritas sejati. Terkhusus orang tua agar selalu membimbing anak-anaknya untuk mengasihi TUHAN.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
1 November 2021