LD Tonny Mulia Hutabarat
Selasa, 27 Februari 2024

Tanda “Antropos Theos” – The Man Of God … 1 Timotius 6: 11-21

Gelar yang diberikan kepada Timotius adalah “antropos theos”, suatu istilah yang berakar di PL, yaitu “hamba Tuhan” atau “abdiNya”. Digunakan untuk nabi seperti Musa, Samuel, Elia dan Elisa dll. Mereka disebut “antropos Theos” karena mengenal Tuhan, mencintai firmanNya dan tentunya taat pada perintahNya. Ringkasnya bahwa “abdi Tuhan” memiliki Tuhan sebagai pusat kehidupannya, mengasihi dengan segenap hati, jiwa, kekuatan. Timotius adalah “abdiNya” berbeda dengan guru-guru palsu. Pusat pikiran/hidup Timotius adalah pelayanan Injil Yesus Kristus yang sejati.

Tanda-tanda antropos Theos:

  1. Melarikan diri (menjauhkan diri terus menerus) secara sengaja dari yang tidak saleh, jahat, berdosa, atau tidak benar. Contoh terbaik adalah Yusuf yang lari dari kejaran Nyonya Potifar. Contoh Terburuk adalah Daud yang mengejar Betsyeba. Kita tidak bisa mengejar dosa dan meminta Tuhan melepaskan kita dari pencobaan. Berbalik dan pergi ke arah yang berlawanan. Ini sebenarnya menunjukkan bahwa kita harus melarikan diri.
  2. Mengikuti kebenaran, kesalehan, iman, kasih, kesabaran, dan kelembutan hati dengan tekad, gigih, mengerahkan seluruh tenaga. Melarikan diri dari dan mengikuti ke, itu satu paket. Jika melawan dosa, tetapi tidak berfokus pada Tuhan, maka akan mengalami kesulitan.
  3. Bertarung atau bertanding seperti atlit atau militer. Paulus menggambarkan kehidupan Kristen untuk berlari dalam perlombaan, mencari hadiah, dan memperebutkan emas. Ketika berlatih berlari, rasanya sangat menyiksa. Pelayanan adalah perjuangan keras yang memeras dan menguras pikiran dan tenaga. Kemenangan akan datang melalui iman, dan iman datang melalui pendengaran akan Firman Tuhan. Sebagai seorang petarung mereka harus mampu bertahan dalam rintangan pelayanan. Sambil mengikrarkan kualitas hidup yang super yaitu memiliki dan menikmati “hidup kekal” dan menjadi saksi (menyaksikan hidup yang kekal).
  4. Menaati perintah dengan tulus dan murni. Perintah meneruskan Injil, menjaga, melestarikan, Firman Tuhan, agar tidak memutarbalikkannya, tidak memelintirnya. Setia merawat Firman Tuhan sampai DIA datang kembali.
  5. Materialisme bukanlah tujuan hidupnya. Kekayaan adalah alat untuk memaksimalkan pelayanan Injil dan untuk menikmati hidup. Kekayaan seharusnya membuat dia rendah hati, berbuat baik, suka memberi dan membagi. Semakin sedikit yang dimiliki, semakin sedikit hal itu dapat menguasai hati. John Wesley berkata, “Aku memberikan hartaku sebelum harta itu menguasai hatiku dan memikat cintaku.”
  6. *Menjauhkan kepalsuan” dari gereja agar tidak terjadi penyimpangan iman. Timotius harus beroposisi keras terhadap ajaran (sains, ide) antiKristus.
  7. Hidup dalam kasih karunia. Orang percaya membutuhkan kasih karunia. Anak-anak Tuhan harus menonjolkan dan menerapkan kasih karunia dalam kehidupan praktisnya.