LD Tonny Mulia Hutabarat
Kamis, 14 Maret 2024

Orang Kaya Yang Bodoh … Lukas 12:16-21

Teks Lukas 12:16-21 mengajarkan tentang orang yang tampak pintar yang mampu mengumpulkan kekayaan, sukses sebagai petani dan pengusaha, tetapi bodoh. Mengapa? Tampaknya uang yang lebih banyak menjadi masalah besar baginya. Pelajaran dari Tuhan Yesus bagi kita, al:

  1. Semua berasal dari dan milik Tuhan.

Ada hal yang sulit untuk dianggap berasal dari Tuhan. Misalnya, gelar, profesi, mendapat promosi, mahir bermusik, keahlian tukang, hasil panen. Padahal Hanya Tuhan yang bisa melakukan itu bagi kita.

Petani dapat melakukan semua hal dengan benar, namun jika Tuhan tidak memberkati usaha mereka, maka hasil panen tidak akan melimpah. Petani itu bertanya, “Apa yang harus aku lakukan, karena aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan hasil panenku?” Ini adalah pertanyaan yang bagus, dan ada banyak jawaban yang bagus, seperti, “Karena Tuhan memberi saya hasil panen yang begitu besar, saya akan mengembalikannya kepada-Nya! Saya akan menyumbang ke gereja, orang miskin, janda, atau anak yatim piatu.” Tapi dia tidak memberikan jawaban yang bagus. Sebaliknya, dia hanya memikirkan satu orang: dirinya sendiri.

  1. PINTAR di mata dunia, tetapi BODOH di mata TUHAN

Petani pada perikop ini adalah seorang petani yang cerdik dan pengusaha sukses yang mampu mengumpulkan kekayaan yang cukup besar. Dia tidak boros, memiliki perencanaan, menabung, mempersiapkan masa depan. Sulit menemukan petani sukses seperti dia. Mungkin menurut majalah Forbes dia termasuk konglomerat terpintar dan tersukses. Tetapi Tuhan berkata: “engkau orang bodoh”. Petani tersebut gagal di mata Tuhan. Karena dia hidup untuk dirinya sendiri.

  1. Disebut Bodoh Karena Tidak Memberi

Dalam ay 17-19 dia mengatakan “aku” 8x dan kata mililkku 3x. Dia gagal memikirkan orang lain. Tidak disebutkan istri, anak, karyawan teman, tetangga, atau Tuhan. Petani ini tahu jika dia membanjiri pasar dengan hasil panennya, pasokan akan tinggi, permintaan rendah, dan harga akan anjlok. Dengan egois, dia memutuskan untuk membangun lumbung untuk menyimpan hasil panennya sehingga dia bisa mengendalikan pasokan dan menjaga harga tetap tinggi.

  1. Disebut Bodoh Karena Tidak Merencanakan Kekekalan

Ia merasa seorang perencana jangka panjang yang hebat, tapi dia sama sekali tidak siap untuk masa depan setelah kematiannya. Petani mengira hidup panjang terdiri dari banyaknya harta bendanya. Dia mengira kematiannya masih jauh, tetapi dia tidak akan hidup sampai hari berikutnya. Dia mengira bisa membeli kehidupan dengan lumbung hartanya (tanah kuburan bisa).

  1. Disebut Bodoh Karena Tidak Tahu Pemilik Jiwanya

Ia memiliki kekayaan besar tetapi kehilangan yang lebih besar dari seluruh harta dan jiwanya, yaitu TUHAN. Malam setelah ia bertanya-tanya dalam hatinya: “jiwanya diambil darinya karena itu milik Tuhan”. Sang petani sepertinya mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan jiwanya.

  1. Disebut Bodoh Karena Tidak Kaya Dihadapan Tuhan

Manusia bisa kaya secara jasmani dan miskin secara rohani, atau kaya secara rohani dan miskin secara jasmani. Orang kaya yang bodoh kaya secara finansial, namun miskin secara rohani—dan karenanya selamanya—miskin. Tidak ada catatan dia berbohong, menipu, atau mencuri. Dia orang yang rajin dan pekerja keras yang memperoleh kekayaannya dengan cara yang jujur dan bermoral. Meskipun kita tidak diberitahu bahwa dia masuk neraka, hal itu tersirat. Penghakiman Tuhan tampaknya sangat kuat bagi seseorang yang kelihatannya tidak terlalu buruk, atau bahkan ada yang mengatakan tampak bermoral. Apa yang buruk tentang dia? Yesus memberikan jawabannya: “[Ia] tidak kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:21). Tidak peduli berapa banyak kekayaan yang kita kumpulkan dalam hidup ini, jika kita tidak kaya di hadapan Tuhan, kita adalah orang miskin yang bodoh. Petani yang kaya ini tidak jahat tetapi juga tidak melakukan apa pun untuk Tuhan. Tragisnya adalah dia memasuki kekekalan tanpa Kristus. Dia hidup tanpa Tuhan sepanjang hidupnya di dunia.

Tidak ada penyebutan Tuhan dalam kisah tersebut sampai TUHAN muncul dan menyebut orang kaya itu bodoh. Orang kaya yang bodoh menikmati berkah ini, termasuk sinar matahari dan hujan di ladangnya yang menjadikannya kaya. Namun dia tidak memikirkan Tuhan yang memberikannya kepadanya.

Dunia membuat kita percaya bahwa jika kita cukup kaya, kita bisa mendapatkan apa pun yang kita inginkan, sehingga kita tergoda untuk menjadi seperti orang kaya yang bodoh. Namun Kitab Suci menyingkapkan bahwa mereka yang mempunyai sedikit bisa menjadi jauh lebih kaya dibandingkan mereka yang mempunyai banyak jika mereka memiliki—dan tidak memiliki—hal-hal tertentu (bdk: Amsal 15:16, 17; Amsal 16:8; Amsal 17:1;Mazmur 37:16, Amsal 19:6; Amsal 22:1). Sang petani yang kaya bodoh bahwa dengan uang tidak bisa membeli umur yang lebih panjang ketika tiba saatnya dia mati. Uang tidak dapat membeli kembali peluang yang dia lewatkan karena dia egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Uang tidak dapat membelikannya kekayaan rohani terhadap Tuhan setelah mengabaikan Dia sepanjang hidupnya.

Pelajaran pentingnya: keselamatan kekal tidak dapat dibeli dengan uang. Kita sudah percaya kepada Yesus yang menyelamatkan kita dan melimphkan kekayaan rohani. Tetapi kita juga mungkin lalai membagikan harta kekayaan Injil ini kepada orang2 bodoh di dunia ini! Kita menjadi gereja yang egois! Disuruh pergi memabagikan Injil, kita lebih banyak pasif.