1 Samuel 6:1-21

Keistimewaan umat Tuhan adalah kehadiranNya dalam hidup mereka. Konteks perikop ini symbol kehadiran TUHAN diwakili dengan Tabut Suci. Namun kehadiranNya tidak selalu hanya berkat ada juga kutuk sebagaimana pada pasal 4,5 dan 6. Tujuan penulisan narasi ini adalah agar umatNya dan non umat Tuhan memperhatikan kehadiranNya yang menghanguskan bila tak menjaga kekudusan hidup atau tidak menghormati TUHAN.

1 Samuel 6:1-21 mengajak orang percaya dapat mempertahankan kekudusan hidup dan menghormati kekudusan TUHAN karena TUHAN adalah TUHAN yang kudus yang tidak dapat dipermaikan dengan sembarangan. Dia adalah Raja di atas segala Raja di bumi maupun disorga.

Latar belakang perikop dimana (1) Israel berada dibawah kepemimpinan Imam Eli mengalami kemunduran rohani. Mereka berbalik dari TUHAN dan tidak melakukan perintah Tuhan, sehingga Tuhan murka kepada mereka. (2) Umat Israel diijinkan Tuhan untuk dikalahkan orang Filistin, (3) Tabut TUHAN dirampas, (4) tabut TUHAN menghancurkan dewa Dagon Filistin ( 1 Samuel 5:2,3) yang menunjukkan otoritas Tuhan terhadap bangsa Filistin bahwa Dia adalah TUHAN yang berkuasa dan hebat, (5) keempat penyakit borok (seperti tumor) menimpa bangsa Filistin (1 Samuel 5:6).

Mereka mengalami tekanan berat karena kuasa TUHAN. Keberadaan tabut TUHAN di tangan orang Filistin di akibatkan dosa bangsa Israel. Artinya TUHAN tidak main-main dengan pelanggaran dan sikap hidup kudus di hadapan TUHAN. Kuasa Tuhan jauh melebihi dewa Dagon bangsa Filistin ataupun dewa-dewa lainnya.

Tuhan tidak pernah mencampurkan dosa dengan kekudusan-Nya. Selama tabut perjanjian ada di tengah-tengah orang Filistin, selama itulah tulah( seperti tumor) Tuhan terjadi dalam hidup orang Filstin. 7 bulan lamanya bangsa Filistin mencoba untuk menyimpan tabut tersebut, tetapi malah akhirnya semua orang Filstin kena tulah disebabkan oleh karena perbuatan dosa mereka sendiri tidak menghormati kekudusan TUHAN. Mereka tidak menyadari bahwa tabut itu adalah tanda kehadiran Tuhan.

Jangankan bangsa Filistin, bangsa Israel saja untuk dekat dengan tabut perjanjian tidak berani, tidak sembarangan. Hanya orang-orang Lewi saja yang boleh membawa tabut perjanjian. DIA adalah MAHAKUDUS.

Filistin menyadari bahwa penyakit tulah terjadi karena kehadiran TUHAN dengan symbol Tabut. Mereka bingung dan takut. Orang Filistin memanggil penasehat (dukun) untuk menanyakan caranya tabut tersebut di kembalikan kepada bangsa Israel. Penasehat memberitahukan harus dengan membayar dengan tebusan salah kepada Tuhan, yaitu lima borok emas dan lima tikus itulah yang menjadi tebusannya. Ada harga yang harus dibayar untuk menghormati kekudusanNya.

Orang-orang Bet Semes menunjukkan kekurangajaran sebab melihat ke dalam Tabut. Walaupun mereka tidak tahu peraturan keimaman, mereka tetap dibunuhNya. Bayangkan ada 70 orang yang mati seketika.

Pelajaran penting dari perikop ini adalah:

  1. Tidak boleh hidup sembarangan sementara kita disertaiNya sepanjang hari (tahun ke tahun)
  2. Anugerah dan hubungan perjanjian dengan Tuhan Yesus menuntut hidup yang harus serasi sepadan dengan kehendakNya dalam tindakan-tindakan rutinitas
  3. Tidak boleh gegabah (semberono) dalam melayani TUHAN. Orang Israel dan Filistin menyepelekan aturan pelayanan tabutNya.
  4. Memahami, mengenal TUHAN dan menjadikan DIA sebagai pokok sandaran hidup.
  5. Tak ada seorang pun yang tahan menghadapi kekudusan TUHAN.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
3 Desember 2021