“Perjamuan Tuhan”

1 Korintus pasal 11 Paulus membahas topik Perjamuan suci, dengan tujuan untuk mengoreksi praktik buruk yang terjadi di gereja Korintus.

I. MASALAH DI KORINTUS (ay. 17-22)

Titik sentral dari bagian surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus adalah bahwa mereka harus membedakan Perjamuan Tuhan dengan perjamuan (makan) biasa. Di beberapa tempat di gereja mula-mula, sebelum perjamuan suci ada perjamuan bersama yang dikenal sebagai perayaan kasih. Makan bersama sebelum Perjamuan Tuhan.

A. PERPECAHAN

Beberapa orang mengatakan “Saya mengikuti Paulus” dan yang lain “Saya mengikuti Petrus” atau Apolos ketika mereka seharusnya mengikuti Kristus. Dan perpecahan di dalam gereja itu juga mempengaruhi perjamuan kasih dan dan Perjamuan Tuhan.

Perpecahan adalah hal yang tragis. Terutama ketika Gereja berkumpul bersama, dan terlebih lagi ketika mereka berpartisipasi dalam Perjamuan Perjamuan Kudus. Bagaimana bisa ada persekutuan — sebuah kebersamaan — ketika ada perpecahan!? Secara mengejutkan Paulus berkata “harus ada perpecahan” (ay 19) di gereja untuk membuktikan mereka yang asli. Dan, sebaliknya, itu menunjukkan siapa yang salah. Jadi itulah masalah pertama di Korintus. Mereka datang bersama untuk persekutuan, tetapi ada perpecahan!

B. KEEGOISAN

Kemudian, masalah kedua adalah egoisme. “Makan bersama tetapi makan dahulu makanannya sendiri”. Makan bersama seharusnya menjadi makan bersama! Tetapi, kata Paulus, “yang satu lapar, yang lain mabuk.” Mabuk tentu saja adalah dosa. Tapi di sini mabuk disebutkan di samping dosa membiarkan orang lain kelaparan. Di rumah masing-masing bisa makan sepuasnya tetapi ketika makan bersama di gereja tidak seharusnya menghina yang miskin. Praktek individualisme ini tidak mendapatkan persetujuan Paulus.

C. TIDAK MEMAHAMI/MEMBEDAKAN “TUBUH”

Inti permasalahan disekitar perjamuan kudus adalah jemaat tidak mengerti dan tidak dapat membedakan perjamuan suci dengan perjamuan kasih (makan bersama) – makan biasa.

Jemaat Korintus harus memahami bahwa roti melambangkan tubuh Kristus, dan cawan melambangkan darah Kristus. Roti dan cawan ini dibedakan dari makanan dan minuman biasa karena merupakan lambang sakramental tubuh dan darah Yesus Kristus. Perjamuan suci bukan sekadar makanan biasa. Itu adalah sakramen yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri. Perjamuan Tuhan yang dia berikan kepada mereka adalah apa yang dia terima “dari Tuhan.” Dia menerimanya langsung dari Kristus. Otoritasnya datang dari Tuhan saja. Kegagalan orang Korintus adalah menyamakan makan bersama dengan makan roti dan anggur pada saat Perjamuan Kudus.

II. KETETAPAN TUHAN YESUS (ay. 23-26)

Berpartisipasi dalam PK adalah ketetapan Tuhan Yesus yang dicatat dalam Kitab Injil. PK adalah Injil yang terlihat. Kabar baik dilihat dan diingat lebih lengkap melalui pemandangan Perjamuan Kudus. Roti memperlihatkan dan tubuh Kristus. Demikian anggur mengingatkan pada darah Yesus, yang ditumpahkan untuk dosa-dosa kita.

III. PEMERIKSAAN DIRI (ay. 28)

Paulus menasihati jemaat Korintus (dan kita juga) untuk tidak makan roti atau minum cawan Tuhan dengan cara yang tidak layak. Perjamuan Tuhan adalah untuk orang Kristen. Semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Jika tidak percaya kepada Kristus, tidak boleh ikut serta dalam Perjamuan Tuhan.

Sifatnya sangat serius sehingga Paulus menjelaskan banyak orang yang makan dan minum dengan cara yang tidak layak menjadi lemah dan sakit, dan beberapa telah meninggal. Jadi Paulus memerintahkan agar seseorang memeriksa dirinya sendiri sebelum makan roti dan minum dari cawan.

Apa yang dituntut dari mereka yang menerima sakramen Perjamuan Tuhan pada saat pelaksanaannya? Melihat tubuh Tuhan, dan dengan penuh kasih merenungkan kematian dan penderitaan-Nya, dan dengan demikian membangkitkan diri mereka sendiri untuk menjalankan rahmat dengan penuh semangat; dalam menilai diri mereka sendiri, dan berduka karena dosa; dalam rasa lapar dan haus yang sungguh-sungguh akan Kristus, menerimaNya dengan iman, menerima kepenuhan-Nya, percaya pada karyaNya, bersukacita dalam kasih-Nya, mengucap syukur atas anugerah-Nya; memperbaharui perjanjian dengan Tuhan, dan kasih kepada semua orang kudus.

Pengorbanan Yesus Kristus dilakukan untuk orang berdosa. Dan Perjamuan Tuhan juga untuk orang berdosa. Semua yang berduka karena dosa dan haus akan Kristus diberi isyarat untuk datang menerima perjamuan kudus.

Renungan disampaikan oleh Ev. Tonny Mulia Hutabarat