Galatia 5:22 ….. DAMAI

Kata DAMAI memiliki beberapa arti :

  1. Tidak ada konflik.
    Hal ini merujuk pada sebuah “hubungan” seseorang dengan pihak lain yang terjalin dengan baik. Hal itu akan terjadi ketika masing-masing pihak saling menjaga sikap dan perasaannya, demi mewujudkan suasana yang nyaman.

Tidak ada damai dalam dosa, sebab kita berkonflik dengan Allah.
Kristus datang untuk menyelesaikan konflik dosa dan “mendamaikan” kita dengan Allah. Ketika kita percaya akan pengorbananNya, maka konflik batin / perasaan bersalah telah dihapuskan oleh jaminan pengampunanNya.

Kita merasa damai karena Kristus sudah menggantikan kita menerima hukuman yang sepatutnya kita terima akibat dosa. Kita merasa damai karena Kristus membuka jalan keselamatan yang memungkinkan kita masuk ke SurgaNya.

  1. Tenang/Tenteram
    Damai Sejahtera yang Kristus berikan memampukan kita untuk tetap tenang meskipun kita hidup di tengah badai persoalan.

Ibarat kita berdiri di atas baru karang yang dihantam ombak besar … Kaki kita tidak tergoyahkan karena kita berdiri di atas dasar yang kokoh, yaitu Firman Allah.

Firman Allah atau Allah itu sendiri, adalah pribadi yang tidak berubah dan yang dapat dipercaya selamanya, sehingga dengan landasan iman itu seseorang merasakan ketenangan yang tak terkira, meskipun SEDANG menghadapi masalah.

  1. Damai adalah buah Roh Kudus, yang terwujud ketika kita hidup TAAT di jalan kebenaran Tuhan. Tidak ada damai di luar Ketaatan. Tidak ada kedamaian ketika terjadi pelanggaran peraturan hukum (apapun bentuknya) di dunia ini.

Roh Kudus berperan mengingatkan kita untuk TIDAK melanggar hukum. Ketika kita mendengar dan menuruti suara Roh Kudus, maka buahnya adalah KEDAMAIAN.

Damai terjadi ketika seseorang memiliki sebuah JAMINAN. Dan yang terbesar dan terpenting adalah jaminan dari Tuhan. Untuk mengenali apa saja yang Tuhan jaminkan untuk kita, Alkitab memberitahukan semuanya. Mari terus belajar dari dalamnya.
[10:43, 2/21/2021] p.toni m.h gka: Damai Sejahtera

Berdamai berarti memperbaki sebuah hubungan yang sudah rusak atau hilang.

Karena manusia sudah berdosa maka untuk harus memperbaiki hubungan yang sudah rusak itu.
Perbaikan hubungan yang rusak dengan Allah tidak dapat diperoleh melalui usaha yang kita lakukan, tetapi itu adalah pemberian/anugerah Kristus.

Yohanes 14:27 (TB) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Damai itu akan kita alami karena pengenalan kita akan Tuhan Yesus sang raja Damai itu.

2 Petrus 1:1-2 (TB) Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.

Firman Tuhan dibagian lain mengatakan :

Yesaya 32:17 (TB) Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.

Kebenaran itulah yang membuat kita menjadi tenang karena Firman Tuhan itu tidak pernah berdusta.

Sebaliknya bagi orang yang tidak mengenal Tuhan tidak akan ada damai.

Yesaya 48:22 (TB) “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN.

Jadi damai sejahtera akan kita alami bila :

  1. Hidup kita sudah diperdamaikan dengan Allah Bapa.
    Dan yang mendamaikan hanya melalui Tuhan Yesus.
  2. Dalam perjalanan hidup orang yang sudah didamaikan, Kebenaran Firman Tuhan yang membuat kita hidup damai karena ada jaminan yang pasti dari Kebenaran Firman Tuhan.

Jadi sebagai orang yang sudah dibenarkan/didamaikan dengan Allah Bapa marilah kita terus bertekun dan membaca dan mempelajari Kebenaran (Firman Tuhan). Dan jadikan Firman Tuhan sebagai panutan dalam kebersanaan kita.

Namun perlu kita ingat ketika kita menuruti Firman Tuhan maka kita harus siap menanggung resikonya sebab tidak semua orang akan sepaham dengan kita.

Matius 10:34 (TB) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
[10:44, 2/21/2021] p.toni m.h gka: Damai — Galatia 5:22

Ada tiga prinsip utama jika kita merindukan damai sejahtera hadir dalam hati dan pikiran kita: pertama . tanpa Yesus dalam hidup kita, tidak ada damai. Kedua, tanpa pengampunan, tidak ada damai. Ketiga, tanpa syukur, tidak ada damai. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7)

Ada kisah martir, John Bradford dibakar di tiang pada hari Senin, 1 Juli 1555 pada masa pemerintahan Bloody Mary. Di tempat eksekusi berkata kepada sesama penderita (Konoha), “Semoga terhiburlah, Saudaraku; karena kita akan makan malam yang gembira dengan Tuhan malam ini.” Mereka memiliki kedamaianNya yang luar biasa. Anugerah yang dialami selaras dengan Roh kedamaian (Gal. 5:22). Roh memberikan kedamaian sebab Bapa adalah sumber damai (1 Tes. 5:23), Yesus Kristus disebut Raja Damai (Yes. 9: 6).

Kedamaian apakah yang dinikmati oleh mereka yang hidup di dalam Roh? Bagaimana seseorang bisa mendapatkan kedamaian? Bagaimana kita bisa yakin untuk menjaga perdamaian ini, dan menikmatinya secara maksimal? Kita mulai dari definisinya.

I. MENDEFINISIKAN “DAMAI”

  1. Kedamaian dalam istilah negatif: ketiadaan konflik, ketiadaan perang, tidak ada kerugian, tidak ada perselisihan, tidak ada perseteruan.
  2. Definisi Alkitabiah tentang perdamaian mencakup unsur-unsur positif, kata Yunaninya adalah “eirene”, didefinisikan sebagai: “perdamaian antar individu, yaitu harmoni, kerukunan, tenteram”. Keadaan jiwa yang tenang yang dijamin akan keselamatannya melalui Kristus, dan karena itu tidak takut apa pun, dan puas dengan nasib duniawinya, apa pun jenisnya” – Joseph H. Thayer
  3. Frasa damai di Matius 5:9 dipakai kata “shalom”, memuat arti positif dan negatif. Secara negatif menjauhi segala kejahatan. Arti postif melakukan segala yang terbaik dan membawa/memberi kabar damai sejahtera kepada orang yang belum memiliki Injil Keselamatan (damai).

Kita lanjutkan pada point “sumber damai”.

II. SUMBER DAMAI

  1. Datang dari Yesus yang membawa damai (Yesaya 9: 6-7, KPR 10: 34-36). Tuhan bekerja dengan DAMAI. Tuhan meluputkan kita dari murka TUHAN. Dia menawarkan dan memberi kedamaian. Dunia tidak mampu memberinya (Yohanes 14:27). Seseorang tak gelisah, sangat tenang tatkala di tengah-tengah kesusahan. Mereka yang mengalami Kristus tenang, kuat dalam penderitaan. (Yohanes 16:33) — hidup Yohanes sebagai saksi damai di tengah aniaya di Efesus (digoreng di aiar/minyak mendidih dan di buang dan dpenjara ke pulau Patmos serta dipekerjakan sebagai pemukul (pemecah) batu.
  2. Kedamaian yang Yesus bawa meliputi:

1) Damai dengan Tuhan : Pertama terjadi ketika“dibenarkan oleh iman” (Roma 5: 1). Kedua, disertai dengan sukacita dan kasih tatkala dalam kesusahan (Roma 5:3). Ketiga dimungkinkan oleh pengorbanan penuh kasih darah Yesus (Roma 5:2-6). Efesus 2:14, Yesus adalah damai , maka percaya Yesus adalah menerima damai.

2) Damai dengan manusia. Menurut Efesus 2: 11-22: a. kuasa damai membuat hubungan antar suku tercapai. b, menyatukan umat kudus menjadi anggota keluarga kerajaan sorga tanpa diskriminasi. c. semua orang percaya menjadi sekawan, sehabat (2: 19b). d, dipersatukan dalam satu “bait suci” yang baru (Efesus 2: 20-22). Damai Kristus terwujud dengan mengasihi sesama umat kudus.

3) Damai dengan diri sendiri: Berdamai dengan Tuhan, artinya kita juga dapat menerima diri sendiri, menikmati pembenaranNya, memahami bahwa status kita adalah sahabat TUHAN bukan seteruNya sehingga hati dan pikiran kita tenang (Filipi 4: 7)

Kita melangkah pada amanat berdamai, tugas perdamaian, agent perdamaian. Adakah yang bisa dan harus dilakukan untuk memelihara perdamaian yang dimiliki dari Kristus Yesus?

III. MENJAGA DAN MENGUSAHAKAN (PEMBUAT) DAMAI

  1. Menjaga perdamaian dengan Tuhan dan diri membutuhkan: a) Menjaga pikiran kita tetap pada Tuhan (Yesaya 26: 3). b) Mengasihi firman Tuhan, dan mengindahkan perintah-Nya (Mazmur 119: 165, Yesaya 48:18, Yohanes 14:23). c) Rajin berdoa… Filipi 4: 6-7. d) Mengisi pikiran kita dengan pikiran spiritual ( Filipi 4: 8-9, Roma 8: 5-8)
  2. Menjaga perdamaian membutuhkan upaya terkonsentrasi untuk “mengejar” dan “mencari” perdamaian (1 Petrus 3: 8-12). Beberapa kualitas yang diperlukan: a. sehati sepikir (kompak) [ay 8]. b. berhati lembut dan sopan, tidak membalas kejahatan (ay 9), c. melakukan yang baik [ay 11].
  3. Damai harus “ditabur dengan damai oleh mereka yang membuat damai”! (Yakobus 3:18)

Implikasi penting dan utama bagi orang percaya harus menjadi pembawa damai. James Montgomery Boice menulis, Tuhan telah berdamai dengan kita, maka harus menunjukkan efek perdamaian dalam semua keadaan….”

Salah satu teladan damai dalam Perjanjian Lama. Realitas damai dalam kehidupan Ishak: tidak bertengkar, tidak berselisih, tidak berkelahi dan tidak mempertahankan hak. Kejadian 26:14 – 22 Ishak menggali sumur dan menemukan air tawar. Tetapi para gembala Gerar bertengkar dengannya dan mengatakan bahwa air itu milik mereka. Ishak melepsakannya dan menggali sumur lain. Mereka juga bertengkar dengannya sumur baru. Ishak menggali sumur ketiga dan tidak ada bertengkar dengan mereka. Ishak adalah orang yang cinta damai. Damai dengan orang lain, membiarkan haknya diambil. Ishak tidak menjadi kekurangan ketika ia melepaskan haknya demi damai. Kebenaran besar dan pentng dari teks tersebut adalah bahwa hidup anak2 Tuhan harus bercirikan damai. Elemen kunci mengadakan perdamaian adalah tidak memikirkan diri sendiri, tidak menuntut hak-hak Anda. Martyn Lloyd-Jones. Ibrani 12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. (Heb 12:14 ITB)

Pembawa damai:

  1. mengampuni, memberi yang terbaik kepada sahabat dan bukan sahabat
  2. menjadi berkat damai (Injil Yesus) bagi orang lain
  3. tidak menjadi jahat kepada orang yang melakukan kerugian kepada kita.

Mengapa kita membawa shalom di dunia, karena hati kita sudah sama dengan hati BAPA SORGAWI. Kalau anda sedang konflik dengan orang lain, datanglah dengan rendah hati meminta/melakukan rekonsiliasai (berdamai). Lambang dua jari telunjuk dan tengah, V, adalah simbol “VICTORY”, kemenangan. Tetapi setelah perang Vietnam 1960 berhenti, gestur dua jari ini menjadi lambang perdamaian. Mari menjaga sikap, pikiran dan perkataan agar menjadi alat damai bagi orang lain.

Salam damai Kristus

Tonny Mulia Hutabarat
21 Februari 2021