Minggu, 27 Desember 2020 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat

Lukas menulis profil orang biasa, orang awam, orang sederhana – Simeon – dan menunjukkan kualitas spiritualitas yang luar biasa. Dia orang benar dengan status legal percaya di hadapan Tuhan. Istilah orang “benar” mengarah pada keteladanan hidup, orang terhormat karena imannya. Dia disebut juga saleh. Artinya orang yang berhati-hati dan teliti dalam mengikuti hukum. Dia disebut juga orang yang menantikan penghiburan ilahi. Yang dimaksud penghiburan bagi Israel adalah kelepasan Yerusalem oleh Mesias. Selain benar dan saleh, disebut juga karya Roh Kudus yang nyata dalam dirinya (2:25b-27a). Roh memberikan pewahyuan khusus kepadanya tentang Mesias dan memimpinnya ke bait suci dan mempertemukannya dengan bayi Yesus.

Simeon memiliki sikap “agung” dalam pujian-Nya terkait “keselamatan”, al: pertama, bahwa ia penerima keselamatan dari bayi Yesus (2:28). Kedua, ia dirinya adalah “hamba” (rendah) dan mengakui bahwa bayi Yesus adalah Tuan-nya (mahatinggi) yang berdaulat mutlak. Ketiga, kesiapannya “pergi” dari dunia ini karena telah memenuhi kehendak Tuhan.

Dalam pujian Simeon ada deklarasi dan proklamasi terkait dengan “keselamatan’, al: pertama, jangkauan keselamatan yang tidak dibatasi oleh etnis atau budaya. Siapa saja yang percaya dan mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus sebagai Mesias (bdk. 2:26) akan diselamatkan. Kedua, keselamatan direncanakan oleh Tuhan yang berpusat di dalam Kristus sejak lama. Ketiga, berisi terang ilahi (2:32). Melalui kehidupan dan penebusan Yesus Kristus, diberikan sinarnya kepada semua bangsa . Kemuliaan atas Israel bukan untuk dinikmati mereka sendiri, melainkan sebagai sarana untuk membawa orang lain mengenal TUHAN.

Berkat dan doa Simeon kepada Yusuf dan Maria (2:33), menimbulkan respon tidak menyenangkan. Keberadaan Yesus secara ‘daging” di Israel akan menimbulkan perbantahan, sebagian menerima, sebagian menolak. Bagi Maria menimbulkan kepedihan. Di penghujung hidup Yesus, Maria harus menyaksikan penderitaan anaknya di atas kayu salib. Dan puncak deklarasi dan proklamasi pujian Simeon bahwa keselamatan dicapai dengan penebusan-Nya di Golgota. Justru kematian-Nya akan memberikan “terang hidup” bagi seluruh bangsa-bangsa yang percaya kepada- Nya.

Simeon mencicipi keselamatan dan memuji Tuhan. Simeon sudah puas dengan hidupnya. Bagi kita sekarang tidak ada alasan untuk takut dan kuatir. Selalu ada alasan untuk memuji dan bersyukur dan membawa “terang” kepada yang membutuhkan-Nya.