YOHANES 15 : 1 – 8

1  “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

2  Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

3  Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

4  Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

5  Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

6  Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

7  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

8  Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Dalam Injil Yohanes, Tuhan Yesus berulang kali menganalogikan diri-Nya dengan hal-hal yang ada di sekitar kita; Roti Hidup, Air Hidup, Terang Dunia, Pintu, Gembala Yang Baik, Kebangkitan dan Hidup, Guru dan Tuhan, Jalan, Kebenaran dan Hidup, dan sekarang ini sebagai Pokok anggur.  Bagi kita mungkin asing, namun tidak demikian bagi para pendengar waktu itu yang sangat mengenal pohon anggur yang mudah ditemui di sekitar mereka.  Analogi ini mengingatkan mereka bahwa bangsa Israel pun dianalogikan sebagai pohon anggur asam dan liar, pohon anggur yang gagal di hadapan Tuhan.  Dalam konteks ini Tuhan Yesus berkata bahwa diri-Nya Pokok Anggur Yang Benar. 

Jika Tuhan Yesus adalah pokoknya, maka kitalah ranting-rantingnya.  Jika ranting tidak berbuah akan dipotong (ayat 2); dalam bahasa aslinya Airo juga berarti diangkat, hal ini sesuai dengan metode cara merawat pohon anggur yaitu ketika ranting menjulur ke bawah ke arah tanah, maka harus diangkat dan dibersihkan sehingga tidak terkena tanah basah atau lumpur yang dapat berakibat kebusukan dan kegagalan dalam berbuah.  Dan bagi ranting yang sudah berbuah tindakan perawatan itu dapat membuatnya menjadi lebih banyak berbuah.  Sebagai orang Kristen, kita mestinya juga rindu untuk menghasilkan banyak buat bagi Tuhan, baik buah jiwa maupun Buah Roh yang mencerminkan karakter Kristus di dalam hidup kita.  Namun demikian sebaliknya kita juga harus menyadari bahwa sebagaimana ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, demikian juga kita, tidak mampu berbuat apa-apa jika kita ada di luar Tuhan.

Menyadari kenyataan betapa kita tidak mampu hidup sendiri tanpa Tuhan, maka kita harus menghargai keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada kita bukan saja dengan bersyukur melainkan juga dengan memelihara persekutuan yang karib dengan Tuhan, senantiasa mengembangkan kehidupan doa dan terus bergaul dengan firman Tuhan agar dapat hidup seturut kehendak-Nya.  Hal ini patut kita perjuangkan karena Tuhan menghendaki agar kita memiliki kualitas hidup sebagai murid Kristus yang senantiasa memuliakan Allah melalui hidup kita dengan cara menghasilkan buah yang banyak, baik buah jiwa maupun karakter Kristus dalam hidup kita.  Selamat berjuang, Tuhan memberkati.  Amin.

Ev. Franky Oktavianus Nugroho
15 Desember 2020