Perjamuan Pernikahan

Hakim 14: 10-11

Lamaran sudah dilangsungkan oleh orangtuanya dan mereka melakukan perjamuan (makan minum) sebagai tradisi mengikat perjanjian nikah. Tampaknya tidak ada rintangan untuk mendekati keluarga gadis Timna (bangsa Filistin). Orang tua/keluarga gadis Timna juga menyetujuinya.

Pesta lajang dihadiri oleh teman2nya untuk mengawal Simson (yg mungkin mencurigakan karena ia Israel). Panitia desa Timna memberikan 30 orang laki-laki menemaninya (pengiring pengantin). Masuknya cerita 30 lelaki pengiring sebagai awal untuk “melumpuhkan” orang Filistin melalui teka-tekinya yang dibocorkan istrinya.

Pesta berlangsung selama tujuh hari. Wah perlu biaya banyak. Tampaknya keluarga ini memeriahkan dengan harta yang banyak. Pihak perempuan menjadi tuan rumah. Suatu kebiasaan umum di daerah Kanaan, namun sangat istimewa bagi Simson dan gadis Timna, dua bangsa yang berbeda bersatu damai cinta kasih. Merayakan cinta kasih. Ini salah satu unsur penting dalam kitab Hakim. Kasih menghancurkan perseteruan.

Mata iman kita (pembaca) diarahkan kepada maksud ilahi dibalik pernikahan Simson. Pernikahan Yahudi dan non-Yahudi, suatu peristiwa langka. Mirip dengan Boas (Yahudi) dan Rut (Non Yahudi). Pernikahan campuran ini suatu perbuatan cela di kalangan masyarakat Yahudi, namun kita harus pahami bahwa hal ini adalah strategi ilahi. Roh Tuhan harus menaklukkan/menjangkau wanita non Yahudi agar mau menyembahNya. Biasanya wanita non Yahudi yang menikah mau dengan lelaki Yahudi ia terlebih dahulu melakukan ritual Yahudinisasi (sang mempelai wanita menerima syarat iman umat perjanjian, termasuk pengakuan iman kepada Tuhan yang disembah Israel). Wanita non Yahudi mau menikahi lelaki Yahudi artinya ia menggabungkan imannya kepada orang Yahudi. Menjadi pasangan yang seimbang (seiman) tidak dilanggar dalam pernikahannya. Perjamuan disengaja sebagai sukacita karena seorang wanita non Yahudi dimenangkan di area Filistin. Simson dapat melakukannya dengan baik karena pertolongan Roh Tuhan yang berkuasa atasnya.

Kita telah disandingkan dengan Kristus, sang mempelai agung. Sepatutnya kita mempertahankan hubungan denganNya dan selalu bersukacita.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
24 Maret 2021