Jangan Mendua Hati
1 Korintus 10:14-23

  1. APA
    Apakah yang dimaksud dengan berhala itu?
    Dari kamus: sesuatu yang didewakan, yang disembah dan dipuja.
    Dalam konteks pada waktu itu berhala adalah suatu obyek yang mempunyai wujud nyata seperti: patung, tugu, atau benda-benda lainnya (Imamat 26:1). Berhala tersebut menjadi pengganti Allah yang seharusnya menjadi satu-satunya yang layak dipuja dan disembah manusia (Ulangan 32:17). Bahkan mereka menyembah dan beribadah/berbakti kepada berhala itu (Keluaran 20:4-5).
    Pada masa ini berhala bukanlah suatu obyek nyata yang disembah, namun yang lebih relevan adalah berhala dalam hati; yaitu segala sesuatu yang kita utamakan lebih daripada Allah. Hal ini juga mencakup segala sesuatu yang kita kagumi, cintai, dan andalkan melebihi Allah.
    Berhala modern jauh lebih berbahaya karena seringkali tidak disadari keberadaannya sebagai berhala di hati kita. Bisa jadi itu adalah seseorang, harta, uang, pekerjaan, kemampuan yang kita miliki atau apa pun yang sangat kita cintai dan kita menganggapnya sebagai suatu kewajaran.
    Si jahat pun dapat menggunakan berhala hati ini secara langsung atau tidak langsung untuk menjauhkan manusia dari Allah. Oleh karena itu kita perlu menjaga hati dengan segala kewaspadaan.
  2. MENGAPA
    Umat Tuhan tidak boleh mendua hati, karena orang percaya telah dikuduskan dan dipisahkan identitasnya dari dunia ini. Kita yang telah ditebus Kristus dipersatukan dalam TubuhNya dan seharusnya senantiasa hidup dalam persekutuan yang erat denganNya.
    Terang tidak bisa bersatu dengan gelap. Demikian pula kita tidak bisa mengabdi pada dua tuan, karena kita akan mengasihi yang satu dan membenci yang lain. Kecenderungan untuk mengutamakan sesuatu di luar Allah juga menimbulkan kecemburuan ilahi dari Allah. Kecemburuan ini didasari oleh kasih Allah pada manusia. Dengan memuja berhala di dalam hatinya, manusia menyakiti hati Allah yang suci.
  3. BAGAIMANA
    Sebagai penerapan praktis, ayat 23 memberikan suatu resep jitu bagi kita semua. Kita perlu lebih selektif dalam memilih dan memilah segala hal yang ada dalam hidup kita. Tidak semua hal yang diperbolehkan untuk kita lakukan itu bisa berguna dan membangun iman kita.
    Pilihlah hal-hal dan juga kegiatan yang bisa mendekatkan diri kita pada Allah. Sedangkan hal lain yang tampaknya bukan dosa tetap perlu kita waspadai apabila fokus dan perhatian hati kita tersita padanya lalu mengabaikan hubungan pribadi kita dengan Allah.
    Satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah hendaknya kita bukan hanya membangun diri kita sendiri tetapi juga Tubuh Kristus. Hal ini akan menolong kita untuk lebih selektif dan berhati-hati menjaga kehidupan kita agar tidak ada celah bagi si jahat untuk menempatkan berhala di hati kita.
    Amin. Tuhan Yesus memberkati.

    Renungan disampaikan oleh Bpk. David Setiawan