LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu 18 Februari 2024

Rendah Hati — Amsal 22:4, 28:14

Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Pro 22:4 ITB) … Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka. (Pro 28:14 ITB)

C.J. Mahaney menyatakan bahwa kesombongan adalah musuh terbesar dan teman terbesar manusia. Apa itu kerendahan hati? Takut akan Tuhan bukanlah semangat zaman kita. Harga diri adalah semangat zaman kita. Harga diri adalah cara menyesuaikan diri untuk selalu sukses. Kegagalan dianggap kriminal. Itu sebab di negara industri banyak orang yang melakukan bunuh diri karena gagal.

Alkitab tidak menempatkan harga diri sebagai nilai manusia tetapi Takut akan Tuhan, bukan Diri Sendiri melainkan Kristus. TUHAN adalah kebutuhan kita yang paling mendesak dan kunci masa depan kita. Bob Kauflin menyatakan: “apakah dosamu menyenangkan, menggelisahkan, menyusahkanmu tetapi tanpa rasa hormat kepada Kristus? Ketika kita mulai merasakan perbedaan antara harga diri sendiri dan harga diri Kristus dan menempatkan Kristus lebih tinggi di atas segalanya, saat itulah berhala DIRI kehilangan cengkeramannya dan Kristus menyelamatkan kita.

Mengapa kerendahan hati itu penting? Di konteks Amsal 28:14 takut akan Tuhan adalah kebalikan dari hati yang keras, hati yang kurang ajar, tidak berperasaan, dan tidak serius. Yang takut Tuhan berbahagia. Keruntuhan di hadapan Tuhan ibarat jebolnya bendungan kebahagiaan yang meluap-luap. Kehancuran emosi di hadapan Tuhan adalah sikap defensif yang menjaga jarak dari Tuhan dan membuat manusia sangat sedih.

Psikiater menyatakan bahwa otak manusia pada dasarnya sederhana, bahkan primitif. Otak kita merasakan hal-hal positif dan memerintahkan kita untuk bergerak ke arah yang positif. Dan otak kita merasakan hal-hal negatif dan memerintahkan kita untuk menjauh dari hal-hal negatif. Namun sebagai makhluk yang telah jatuh dalam dosa, kabel syaraf otak bisa bersilangan. Otak kita berbohong kepada kita. Otak kita dengan tulus menganggap hal-hal negatif sebagai hal yang positif, dan kita ingin bergerak ke arah hal-hal tersebut. Dan otak kita dengan tulus menganggap hal positif sebagai hal negatif, dan kita ingin menjauh darinya. Otak yang tidak bermoral sama sekali tidak layak mendapatkan kepercayaan diri. Ada beberapa kebiasaan licik yang membuat kebenaran terdistorsi dan terselubung. Otak sombong, emosional tidak bermoral akan menipu, membuat keras kepala, tertutup dan berkemauan lemah dan liar. Penyamaran otak yang tidak dapat dipercaya mennjadikannya fanatik. Paulus menyebutnya “kedagingan” –Roma 8:7- bahan yang membentuk kita.

Bagaimana kita bisa lepas dari pengaruh tersebut? Perlu mengikuti pemikiran internal Alkitab. Dokumen baku ini akan memperingatkan kita untuk menjauhi kematian. Jauhi firasat diri, terima dan lakukan FirmanNya Yesus. Bagaimana perilaku kerendahan hati? Barangsiapa meremehkan firman, ia mendatangkan kebinasaan bagi dirinya sendiri, tetapi siapa menaati perintah, ia mendapat pahala. Tiga kata kuncinya adalah “menghormati TUHAN”, “mendengarkan Fiman”, dan “mengaku dan meninggalkan dosa”.

Jonathan Edwards menyatakan bahwa kesombongan rohani cenderung membicarakan dosa-dosa orang lain dengan kepahitan atau dengan tawa dan nada menghina. Namun kerendahan hati Kristen yang murni cenderung diam mengenai masalah-masalah ini atau membicarakannya dengan kesedihan dan rasa kasihan. Kesombongan rohani cenderung mencurigai orang lain, tetapi orang Kristen yang rendah hati paling berhati-hati terhadap dirinya sendiri. Dia tidak mencurigai apa pun di dunia ini seperti halnya dia mencurigai hatinya sendiri. Orang yang sombong cenderung mencari-cari kesalahan mukmin lain, rendah rahmat, dan cepat menyadari kekurangannya. Namun orang Kristen yang rendah hati mempunyai begitu banyak hal yang harus dilakukan di rumah dan melihat begitu banyak kejahatan di dalam hatinya dan begitu mengkhawatirkannya sehingga ia cenderung tidak terlalu sibuk dengan hati orang lain. Dia cenderung menghargai orang lain lebih baik dari dirinya sendiri.

Di manakah kita dapat menemukan kerendahan hati yang sejati? Di dalam diri Yesus – Filipi 2:6-11- CS Lewis menulis bahwa kesombongan adalah “cara berpikir yang sepenuhnya anti-Tuhan,” Alasannya bahwa kerendahan hati dimulai di surga. Yesus menjadikan dirinya bukan apa-apa tetapi kita mengukur ketaatan kita satu inci setiap kalinya sedangkan Yesus taat sampai mati. Satu-satunya harga yang kita bayar adalah hilangnya ego. Pertaruhkan segalanya pada janji setia Tuhan. Dia akan setia padamu.