LD Tonny Mulia Hutabarat
Kamis, 22 Februari 2024

Puas & Untung Di Dalam Yesus … 1 Timotius 6:2b-10

Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar (1Ti 6:6 ITB)

Paulus memberikan resep hidup yang puas dan berkeberuntungan dalam prinsip2 kehidupan beribadah:

  1. Menekuni Ajaran Sehat Yang Sesuai Apostolik Yesus, Yang Membawa Kepada Kesucian.

Ajaran Yesus Kristus pasti menuntun pada kesalehan, kekudusan, kebenaran dan komitmen kepada TUHAN. Para Rasul memberitakan Alkitab, yang merupakan wahyu Tuhan tentang Dia, tentang kehendak-Nya dan jalan-jalan-Nya, serta jalan keselamatan.

  1. Melepaskan Diri Dari Guru Palsu Yang Sombong Dan Bodoh.

Lima karakteristik guru palsu, disebutkan Paulus: (i) tidak menganjurkan
doktrin yang sehat (ii) dia sombong, tidak mengerti apa-apa, (iii) mempunyai minat yang tidak wajar terhadap pertanyaan-pertanyaan kontroversial dan (iv) hobbi berdebat yang menimbulkan perselisihan (v) penyesat (mengarang ajaran sendiri).

  1. Mengenali Doktrin Yang Salah Menyebabkan Kefasikan Pribadi Dan Gangguan Pada Lembaga Gereja

Apa hasil dari pengajaran yang sesat? (i) timbul rasa iri hati, (ii) perselisihan, (iii) kata-kata kasar, (iv) kecurigaan yang jahat, (v) perselisihan terus-menerus antara di orang-orang yang berakal jahat dan kehilangan kebenaran. Dengan kata lain pengajaran palsu akan menyebabkan kefasikan pribadi dan perpecahan dalam kelompok.

  1. Mencermati Motivasi Guru Palsu Hanya Untuk Mendapatkan Keuntungan Materi.

Motif utama dari guru-guru palsu adalah mengira bahwa kesalehan merupakan sarana untuk mendapatkan keuntungan, menjadi kaya karena Injil/agama Kristen.

  1. Injil pada kenyataannya memang mendatangkan keuntungan besar (walaupun bukan hal yang dicari oleh guru-guru palsu)

Kesalehan sebenarnya mendatangkan keuntungan besar, jika disertai dengan rasa puas diri. Guru-guru palsu yang mengajarkan ajaran kesehatan dan kekayaan sebagai kebenaran radikal. Kemakmuran fisik ditonjolkan sebagai bukti kesalehan.
Keuntungan besar bagi orang saleh adalah rasa puas karena Injil, karena kasih karunia telah menjadi murid, karena salib mereka dan karena mengikuti Dia, karena mati setiap hari terhadap dosa dan diri sendiri; karena hidup untuk Kristus, dan hidup untuk satu sama lain.

Ideologi dunia membisikkan di telinga orang2 muda: “Jangan puas”; atau, “kamu tidak bisa merasa puas sampai kamu mendapatkan hal berikutnya.” Inilah ajaran yang sedang berkembang yang membuat orang Kristen jauh dari Injil.

  1. Menjaga Hati Terhadap Cinta Uang Yang Merusak

Tidak ada orang Kristen yang kebal dari cinta uang yang berlebihan. Ketika dilanda kemiskinan, ada godaan menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki, dan berpikir kepemilikan yang dicari akan memuaskan.

Kita tergoda untuk memandang Yesus sebagai sarana (kita memperalat TUHAN) untuk mendapatkan apa yang kita inginkan demi kepuasan diri. Dengan kata lain, mencintai Tuhan dan memanfaatkan dunia, kita menggunakan Tuhan untuk mendapatkan dunia yang lebih kita cintai. daripada Tuhan . Itulah tantangan kemakmuran, dan kita dibanjiri budaya harus tertajir dalam sejarah dunia. Kita adalah umat Kristiani yang berada di tengah-tengah budaya super finasial tersebut, sehingga kita sendiri harus waspada terhadap hal tersebut yaitu cinta uang yang merusak.

Paulus tidak mengatakan bahwa uang adalah akar segala kejahatan . Namun ia mengatakan “cinta akan uang adalah akar segala kejahatan.” Ketika keinginan terpusat pada benda-benda dan berkah materi, maka dari situlah kepuasan, kegembiraan, dan rasa aman berasal. Maka kita berada dalam kesulitan. Tuhan ingin kita bergantung pada-Nya. Dia ingin kita mengasihi Dia dan memanfaatkan dunia, bukan memanfaatkan Dia dan mengasihi dunia. Ananias dan Safira; Simon Magus, Yudas Iskariot menjadi contoh buruk dalam keuangan. Ketiga orang ini mati mengenaskan karena cinta uang.