Minggu, 18 Juli 2021 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat

Paulus menulis surat dari penjara. Tujuan Paulus menuliskan surat supaya jemaat teguh dalam iman, tampak dalam kasih, diberikan hikmat dan pengenalan akan Tuhan, dilayakkan di hadapan Tuhan Yesus Kristus. Paulus menguatkan iman dan dasar rohani jemaat dengan maksud mencapai rencana kekal TUHAN melalui penebusan Kristus.

Hanya di dalam Kristus ada jalan kasih karunia. Paulus mengingatkan bahwa orang-orang Kristen di Efesus, sebelum mendengar Injil, menurut tradisi Yahudi (orang Efesus) adalah orang kafir, bukan bagian dari perjanjian Tuhan, tanpa pengharapan, hidup tanpa Tuhan, hidup dalam penyembahan berhala, memuja banyak ilah, dan bukan menyembah kepada Tuhan yang sejati. Orang Efesus hidup dalam kegelapan, hina, tidak termasuk orang-orang pilihan layaknya Israel, dan mereka disebut asing. Mereka hanya dapat mengenal TUHAN, perjanjian-Nya hanya melalui kasih karunia di dalam Kristus Yesus.

Orang Yahudi maupun orang non Yahudi, yang sudah percaya dan menerima Injil yang disebut gereja (1 Kor. 10:32), dia adalah tubuh Kristus. Ayat 13 memberi keyakinan bahwa semua sudah diselesaikan melalui salib darah Kristus, setiap orang memandang kepada salib sebagai penebusan darah Kristus atas dosa-dosanya secara pribadi, tidak ada lagi perbedaan yang jauh maupun dekat, setiap orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat penebus dosa manusia, ia layak mendapat bagian dalam janji-janji Tuhan. Ayat 14, Kristus yang adalah damai sejahtera mempersatukan semua pihak. Kristus telah menghancurkan tembok pemisah, perseteruan. Di dalam Kristus tidak ada lagi perbedaan.

Hanya di dalam Kristus terjadi pembaharuan batin. Kristus dalam rancangan-Nya yang agung, yaitu menyelamatkan manusia dari kegelapan/kematian kekal yaitu dosa. Mereka yang jauh menjadi dekat. Dari perseteruan menjadi hidup damai. Dari manusia lama menjadi manusia baru. Dari kedagingan menjadi rohani. Dari kebinasaan menjadi selamat. Dari sesat menjadi hidup benar. Dari gelap menjadi hidup kudus.

Hanya di dalam Kristus terjadi pembangunan struktur rohani yang berkualitas. Hidup yang diselamatkan karena anugerah, oleh kasih karunia. Kristus membangun perdamaian dari berbagai perbedaan. Semua dipersatukan di dalam Kristus. Gereja menjadi kuat, yang satu dengan lainnya saling menopang, saling membagi. Semua anggota menunjukkan bangunan yang tersusun dari bagian-bagian bangunan yang kuat, kemudian rapi tersusun, dan menjadi satu bangunan bait kudus di dalam Tuhan, dan bukan hanya itu tetapi akan menjadi tempat kediaman TUHAN di dalam Roh.


Segala harta limpah dan kemewahan yang dimiliki di dunia tidak menjamin keselamatan dan damai sejahtera kalau bukan kasih karunia Kristus. Kristus satu-satunya jaminan hidup dan pengharapan. Dia tidak hanya menyelamatkan secara individu, tetapi Dia juga telah membuat kita menjadi bagian dari gereja-Nya secara kolektif. Yang lebih luar biasa dan istimewa, Ia menjadikan kita bagian dari program TUHAN yang kekal.

Kita telah dibangkitkan dari antara orang mati, maka jalani hidup dengan hidup yang baru (Roma 6:4). Marilah kita membagi berita mengenai kehidupan kekal kepada orang lain, menyebarkan berita damai sejahtera kepada mereka yang masih berjuang mencari hidup kekal di luar Kristus. Yesus Kristus mati untuk membuat rekonsiliasi. Mari membuat pesan rekonsiliasi pribadi. Tuhan telah memberikan kepada kita pelayanan rekonsiliasi dengan mempersiapkan Injil damai (Ef. 6; 2Kor. 5:18), kita adalah duta damai Kristus (2Kor. 5:20). Berbahagialah orang yang membawa damai.