Minggu, 28 Februari 2021 – Ev. Franky Oktavianus Nugroho

Hidup di zaman serba cepat ini, sadar tidak sadar membuat pola hidup kitapun berubah. Banyak hal yang kita jalani, kita harapkan serba instan. Menggunakan sesedikit mungkin waktu untuk hasil yang lebih banyak. Semuanya ini mempengaruhi kita juga dalam memandang segala sesuatu  dan kesabaran menjadi sebuah hal yang langka di masa sekarang ini. Kita menginginkan segala sesuatu cepat terselesaikan, termasuk pergumulan-pergumulan yang datang silih berganti menerpa kita. Tak jarang orang Kristen menjadi kecewa ketika merasa bahwa Tuhan berdiam diri saja dan tidak  segera memberikan apa yang kita inginkan atau pun melepas kita dari pergumulan.

Dalam Buah Roh, Kesabaran (Yunani : “makrothumia”) terdiri dari dua kata yaitu makros  “panjang,“ dan thumos “temperamen”, yang bisa dimaknai juga sebagai “kelunakan”, “mau menanggung”, “panjang sabar”, “tabah”, “tahan menderita” ataupun sebagai kekuatan untuk menanggung aniaya/perlakuan buruk. Menggambarkan kesanggupan orang yang memilih untuk menahan diri daripada balas dendam meskipun mampu untuk melakukannya. Kesabaran seperti ini bukanlah bawaan sejak lahir, karena meskipun ada orang yang karakternya sabar, namun kesabaran asli seseorang (yang sudah tercemar dosa) cepat atau lambat akan sampai pada batas kesabaran tersebut. Ingatlah contoh Musa, yang terkenal sabar, pada akhirnya ketidaksabarannya mengakibatkan dia tidak bisa masuk Tanah Perjanjian, ingatlah bahwa kita sangat membutuhkan Roh Kudus agar memiliki kesabaran di segala situasi.

Kesabaran adalah Buah Roh (karya Roh Kudus dalam hidup kita). Kesabaran merupakan unsur penting untuk membangun kedewasaan pribadi yang Allah ciptakan dalam diri orang percaya. Kesabaran dalam Allah, bukan berarti kita duduk menunggu tanpa melakukan sesuatu. Kesabaran menunjukkan sejauh mana kita bertekun di dalam Allah. Pergumulan yang bisa setiap hari kita hadapi, bukan hanya menguji kesabaran kita dalam bentuk menahan amarah ketika kita disakiti, ketika kita dipancing untuk bereaksi dengan berbagai macam hal yang terjadi dari orang-orang di sekitar kita entah disengaja ataupun tidak. Tetapi terkadang juga dalam bentuk berbagai macam penderitaan yang menimpa kita, apakah kita bisa tetap sabar menantikan waktu Tuhan dan tetap percaya pada-Nya?

Karena itu, dalam situasi apapun marilah kita berusaha untuk tidak gampang merespon secara negatif, baik kepada situasi yang diakibatkan oleh orang lain maupun atas penderitaan hidup yang sedang kita alami. Jangan patah semangat dan hilang harapan, saat mengalami tekanan yang sama terus menerus. Dan yang paling penting adalah senantiasa mengandalkan Roh Kudus yang menganugerahkan kesabaran sebagai Buah Roh dalam hidup keimanan kita. Sehingga kita akan terus dimampukan dalam segala situasi tetap hidup dalam kesabaran. Selamat berjuang, Tuhan memberkati. Amin.