Renungan 9 Desember 2020

Hakim 2: 11-19

mereka menyakiti hati TUHAN (Hakim 2:12)

Pasca kemenangan Yosua telah melepaskan suku-suku dari tekanan tentara Kanaan. Yosua sudah berhasil bahkan telah membagi-bagikan tanah dan warisannya, namun tidak berlangsung lama, generasi baru berubah setia dan mengikuti Baal.

HatiNya terkoyak, ketika kekasihNya pergi mencinta Baal. Ia dihianati dengan mudah. Mereka melakukan kejahatan besar (ay 11) di mata Tuhan dengan sengaja. Suatu kejahatan besar yaitu meninggalkan Tuhan. Bukan sekali, bukan dua kali, bukan dua kali, bukan tiga kali tapi terus menerus. Satu kali tergelincir mungkin dimaklumi. Mereka terus menerus tanpa rasa bersalah. Untuk ke-15x (lebih) dilakukan sudah kecanduan (ketagihan). Mereka memperbanyak dewa-dewa untuk menyembahnya (menundukkan kepala dan mencium). Penghianatan rohani membuat sakit hati Tuhan.

Kata “menyakiti hati” dalam bahasa Ibrani adalah “ka’as” menghina, menista, membuat rasa jijik. Penyembahan berhala (berpaling, atau meninggalkan Tuhan) adalah suatu bentuk tindakan penghinaan, penistaaan dan membuat Tuhan seperti orang yang menjijikkan. Keselamatan yang diberikanNya dibalas dengan penistaan.

Cerita ini menunjukkan kebodohan umat, dimana tidak tahu terima kasih atas hidup yang diberikanNya. Tuhan memberikan anugerah yang mewah tetapi dilepeh. Tindakan meninggalkan Tuhan adalah tindakan yang merugikan diri mereka sendiri. Tuhan memperhatikan dosa mereka memiliki allah lain (ay 12-13). Bukankah hubungan umat dengan Tuhan seperti hubungan perjanjian kekal suami istri yang tak terpisahkan. Ketika seorang istri meninggalkan suaminya hal itu adalah berbahaya (kematian rohani). Meninggalkan penyembahan kepada Tuhan adalah menghancurkan (mengoyak) perjanjian kekal-Nya.

Mereka menyerahkan dedikasi cinta mulia/suci kepada Baal dan para Asytoret. Ketika Israel meninggalkan Tuhan yang benar, mereka tidak berbalik menjadi ateis, tetapi mereka mengikuti dewa-dewa lain. Hati dan sifat yang licik (korup) dengan dengan memperbanyak dewa yang ada di sekeliling mereka. Mereka melayani, membungkuk, memberi hormat, memohon bantuan dari Baal & Asytoret. Sesungguhnya mereka bersekutu dengan roh-roh jahat {Iblis} (bdk 1 Korintus 10: 20,21).

Tuhan marah (ay 14), dan menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh mereka. DIA cemburu dan DIA setia pada kehormatan namaNya sendiri. Ia mendatangkan penyiksa yang kejam agar sengsara, untuk memukul batin yang berisi dosa jinah. Tuhan membuat mereka bangkrut melalui penderitaan. Tuhan melakukan semacam perbaikan kemuliaan-Nya yang terluka luka yang dideritaNya oleh kemurtadan Israel. Tuhan mengancam dengan keras bila Ia dihianati (ay 15). KasihNya yang besar mengandung rasa cemburu besar, dan sangat marah (bad tempered person) bila dihianati.

Tetapi walau pun Tuhan mengancam dan membawa mereka ke dalam penderitaan, Ia tetap adalah Tuhan yang belas kasih yang tak terbatas. Tuhan mengasihani mereka dalam kesusahan mereka, meskipun mereka membawa diri mereka ke dalam dosa dan ketololan mereka sendiri. Tuhan melakukan pembebasan bagi mereka. Mereka diproses untuk diselamatkan dari kesusahan (ay. 16-18). Tuhan meyediakan “penyelamat” (para sofetim).

Dorongan pembebasan murni berasal dari belas kasihan dan kasih sayang Tuhan, dari dalam diriNya sendiri, bukan karena pertobatan Israel dan penyesalan dosa. Perhatikan ayat 17. Memang benar mereka pantas binasa untuk selama-lamanya di bawah kutukanNya. Namun Tuhan menunjukkan kesabaran, tidak membangkitkan semua amarahNya. Di dalam keadilanNya mungkin telah meninggalkan mereka dalam kebinasaan, tetapi DIA tidak bisa melakukan. Ketika mereka berdosa, ketika itu juga DIA datang bertindak menyelamatkan (ay 16).

Tuhan tidak mengirim malaikat dari surga untuk menyelamatkan, juga tidak membawa kekuatan asing untuk membantu, tetapi membangkitkan hakim dari antara mereka sendiri. Tuhan memberikan kualifikasi luar biasa kepada sofetim2, ada panggilan, ada kuasa melebihi kekuatan manusia dan pelayanan khusus yang dirancangNya untuk mereka, yaitu untuk mereformasi dan membebaskan Israel dengan sukses luar biasa. Tuhan bersama para hakim menjadi penyelamat.

Mengapa Tuhan bangkit menyelamatkan penghianatNya? Sebab DIA adalah Tuhan Yang Naham , penuh belas kasih. Ia harus menyerang dosa. Ia harus menggempur kejahatan. Ia harus membersihkan dosa dengan cara yang keras. Ia harus merubuhkan patung2 berhala.

Pada masa degenerasi dan kesusahan terbesar di gereja akan ada beberapa orang yang Tuhan pakai untuk memperbaiki “big problem” dan mengatur pelayanan publik. Dia memberi pahlawan bijaksana, berani. Cara konkrit belas kasihannya adalah dengan mengutus hakim menyelamatkan umatNya. Kehadiran Tuhan di tengah situasi chaos dosa, diwujudkan melalui kehadiran hakim yang menyelamatkan umatNya.

Apakah Tuhan menyelamatkan mereka semua? Bangsa Israel tidak direformasi secara efektif dan menyeluruh. Ketika hakim hadir di tengah mereka ada yang tidak mau mendengarkan bahkan pergi ke pelacuran bakti. Mereka dibelaskasihani Tuhan, tetapi melanggar perjanjian pernikahan, dan pergi pelacuran Baal. Mereka sudah sangat kecanduan berhala (roh-roh jahat sudah mencengkeram). Mengapa mereka kecanduan penyembahan berhala? Mereka dibawah pengaruh teladan ayah mereka. Mereka menerima pendidikan yang buruk dari lingkungan keluarga. Roh satanik mewabah di generasi berikutnya.

Generasi baru lebih jahat dari pendahulunya (ayat 19). Mereka lebih rusak dari orang tuanya melipatgandakan dewa-dewa aneh dan menciptakan ritual ibadah seks bebas (pesta pora). Mereka tidak bisa berhenti. Mereka membiarkan diri jatuh dalam dosa yang paling menjijikkan yang paling biadab. Demikianlah mereka yang telah meninggalkan Tuhan yang baik, bertumbuh dalam dosa, dan merajut hati yang paling keras. Berhentilah mengianati dan menghina kasih setiaNya !!! Kembalilah kepada Tuhan Yesus.

Salam merayakan kasih setiaNya bukan menghianatiNya.

Tonny Mulia Hutabarat

9 Desember 2020