Minggu, 21 November 2021 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat

Janji pemulihan dalam perikop 33 antara lain: sekalipun Yerusalem dihancurkan, ditawan suatu saat akan disembuhkan, disejahterakan dan diamankan berlimpah (ay 1-6). Penduduk Yerusalem akan ditahirkan , diampuni (ayat 7-13). Pemulihan yang berpusat pada Mesias yang terjanji (ay 14-16).  Dinasti Daud akan tersambung di dalam diri Mesias, dan keturunan Daud akan dipulihkan secara total (ay 17-26).

Di tengah  pergolakan bangsa Israel yang buruk karena dosa, ada alasan untuk berharap. Nubuatan Yeremia dalam pasal 33, mendorong para pendengarnya untuk “Mengantisipasi Janji” dengan mengenali 3 hal: Waktu Kedatangan Janji (Yeremia 3:14), Pemberian/ Pelaksanaan  Janji (Yeremia 33:15), dan  Tujuan Janji (Yeremia 33:16). 

Yeremia menggunakan ungkapan waktunya akan datang dalam konteks Kitab Yeremia muncul 16 kali dalam arti negatif yang mengacu pada kehancuran Yehuda dan bangsa-bangsa sekitarnya yang akan datang (al 7:32; 9:25; 19:6; 48:12; 49:2; 51:47, 52). Namun, dalam 9 pemunculannya yang tersisa itu menunjuk ke masa depan berkat bagi Israel. Bangsa itu akan dipulihkan lebih dari masa kejayaan Israel  bersatu (23: 5-6; 33: 14-15). Israel  mengalami perdamaian dan kemakmuran (31: 27-28; 33:14, 16). Pembersihan dari dosa yang mereka lakukan( 31:31-34), dan  kota Yerusalem akan dibangun kembali sebagai Kota Suci yang tidak akan pernah dihancurkan lagi (31: 38-40) sampai masa Titus Pompei. 

Kaitan konteks berita Janji Pemulihan Israel dengan kedatangan Tunas Daud (Kristus). Pada saat hari (waktu) Kristus akan berinkarnasi – dosa dan pemberontakan, menyembah dewa-dewa lain, termasuk berhala diri sendiri – sama dengan dengan situasi Yeremia. Dinubuatkan penderitaan dan penghakiman. Namun Tuhan tidak ingin umat-Nya hancur terus menerus maka DIA diutus ke dunia.  Kristus datang kepada orang dalam tawanan dosa.

Konteks Tuhan janji untuk kaum Israel dan kaum Yehuda pada masa kerajaan bersatu, masa pemerintahan Salomo putra Rehabeam, sekitar 922 SM, tak lama kemudian pecah. Pemulihan Israel digenapi pada masa Zerubabel dan Sesybazar setelah Pembuangan (lih. Ezra 1:8; 2:2; juga 2:40–54; 8:15–20). Puncak pemulihan pada pemerintahan Tunas Daud di dalam Kristus (lih. Maz 110:4) dan belum digenapi dalam pemerintahan Mesias di bumi sampai DIA akan datang kembali untuk yang kedua kalinya.

Adven adalah masa penantian. Sama seperti orang-orang Yahudi sedang menunggu untuk munculnya Mesias mereka. Gereja selama masa adven diingatkan bahwa umat TUHAN menunggu dengan sabar untuk tampil Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Kita tidak hanya menunggu kedatangan Tuhan, tetapi kita hidup dalam pengharapan bahwa Tuhan akan datang kepada kita; bahwa Dia akan berbelas kasih dan menunjukkan kasih setia-Nya. Waktu kedatangan Mesias adalah pasti (23:5–6 ). Yeremia menggambarkan Mesias yang akan datang sebagai: (1) mata air kehidupan (2:13); (2) Gembala yang baik (23:4; 31:10); (3) Tunas Benar/Adil (23:5); (4) Penebus (50:34); (5) Tuhan Kebenaran Kita (23:6); (6) Raja (30:9); dan (7) Agen dari perjanjian baru (31:31–34)

Yeremia menggambarkan lebih lengkap sifat dari Tunas keadilan bagi Daud. Daud sudah mati. Tuhan telah menghapus Yoiachin dari “seolah-olah tidak memiliki anak” (22:30), namun Dia berjanji bahwa salah satu dari garis keturunan Daud akan duduk selamanya di atas takhta, memerintah kerajaan yang kekal (lihat 2 Sm 7:12–16 ). Untuk menjadi keturunan Daud, raja ini harus manusia, seorang Yahudi. Untuk memerintah kerajaan abadi, dia harus lebih dari manusia. Karena hanya ada satu yang memiliki kekuasaan yang kekal, yaitu Tuhan, maka Dia juga pasti Tuhan.

Hanya Tuhan yang sanggup mengubah hati dan mengatur berbagai peristiwa.  Raja terakhir yang  diketahui Yeremia adalah Zedekia, artinya “Yahweh adalah kebenaranku”, tetapi raja yang tampaknya terlalu lemah untuk disebut sebagai raja. (Lihat Yer. 23:1–6). Dalam kerangka teologis Israel kuno, pemerintah yang memerintah  harus sesuai dengan tuntutan YHWH. Namun pada Zedikia tidak ditemukan kriteria tersebut. Kecuali hanya pada Mesias terjanji.

Tujuan pemulihan Yehuda akan “diselamatkan”, sebuah kata yang biasanya mengandung arti yang sangat praktis, menyelamatkan dan menyembuhkannya. Keamanan tersedia bagi Yehuda dan Yerusalem karena kehadiran keadilan dan kebenaran dipersonifikasikan. Dilepaskan dari murka dan kutukan, maka Yerusalem akan tinggal dengan aman atau selamat, tenang dari ketakutan akan kejahatan. Hal ini dicapai karena karya dari The Prince of Peace.