Minggu, 01 Mei 2022 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat

Siapakah gembala yang disebutkan nabi Yehezkiel pada perikop? Gembala adalah gambaran untuk pemerintah, negarawan, penguasa, pemimpin spiritual. Mereka adalah raja, penguasa, pejabat  negara. Tokoh  terpandang baik sebagai juragan tani, juragan ternak, juragan tukang).  Gembala sebagai tokoh spiritual dikategorikan imam, nabi, guru.

Peran “gembala” jahat disebutkan dalam Yehezkiel 8: 3, 6, 11, 12, 14, 16; Yehezkiel 11: 1-2  dan psal 13-14. Tokoh-tokoh gembala ini melakukan penyembahan berhala dan menjerat rakyat terlibat dalam ritual menjijikkan di sekitar Bait Suci. Peyimpangan tersebut berdampak pembuangan Israel ke Babel. Tuhan mematahkan masa depan mereka.

Tidak ada profil gembala yang sempurna  selain dari pada TUHAN (bdk Yohanes 10). Teks Yehezkiel 34:11-16 menyatakan bahwa TUHAN akan muncul sebagai gembala agung. Ia akan datang untuk: (1) memperhatikan, mencari, membalut (ay 11-12, 16). Sang gembala yang kehilangan satu domba tidak akan pulang ke rumah kalau belum menemukannya. Ia akan memperhatikan setiap domba. Ia bekerja seperti pembajak sawah yang teratur, disiplin (sabar), penuh waktu, dan segenap tenaga agar menghasilkan panen limpah, (2) menyelamatkan,  ay 12b. Profil gembala pada diri Samuel, Eli, Raja Daud, Saul,  di awal baik tetapi tidak ideal di masa tua bahkan tidak rela mati untuk Israel. Namun profil gembala pada diri GEMBALA AGUNG, Yesus Kristus adalah ideal selamanya (bdk Yohanes 10:1-18) – bahkan mau berkorban nyawa untuk domba-dombaNya. Istilah “menyelamatkan”  yang dipakai pada nats ini adalah konsep perebutan domba dari cengkaraman gigi binatang buas. Kristus merampas kita dari cengkraman dosa, Iblis dengan bertaruh nyawa (kematianNya). Pada saat mekarnya pertumbuhan iman gereja, iblis akan menyusupkan bidat untuk membuat layu bahkan gugur iman jemaat. Pada saat itulah Tongkat Gembala harus siap memukul hancur pencuri agar keamanan domba nyata (Roma 6: 17-20), (3) mengumpulkan, ay 13b. Tokoh Musa adalah tipikal gembala yang berjiwa mengumpulkan seluruh Israel selama 40 tahun,  namun Musa tidak ideal sebagai gembala agung sebab ia  gagal masuk ke tanah perjanjian. Tuhan Yesus adalah tokoh gembala sempurna mau mengumpulkan dan mempertahankan umatNya (Yohanes 10:1-10). Setelah domba-dombaNya diselamatkan dari gigitan binatang buas, Gembala “mengumpukan”. Istilah kata “mengumpulkan” dalam teks ini seperti mengumpulkan harta sedikit demi sedikit menjadi hartawan. Ketika kita dikumpulkan di dalam Kristus kita akan menerima kelimpahan harta warisan sorgawi (bdk Yohanes 10:10 dan  Ef 1:3).  

Mengapa domba harus digembalakan? Tidak disebut gembala kambing. Tipikal domba penurut, teratur, bergerombol, mengenal suara gembala, mandiri ketika sakit, tapi muda tersesat. Untuk itulah Kristus datang dan memanggil orang percaya  berperan sebagai gembala (1 Petrus 5:1-4). Petrus memberi potret fungsional yang berkarakter penggembalaan, antara lain: (1) kedekatan dengan Kristus (saksi),  (2) tidak dengan paksa atau sukarela (bukan wajib militer), (3) tidak mencari keuntungan atau pengabdian diri, (4) tidak seolah-olah memerintah (diktator) atau harus teladan (motivator)

Martin Luther King Jr. mengatakan tentang kepemimpinan yang melayani: “tidak semua orang bisa terkenal, tetapi semua orang bisa menjadi hebat, karena kehebatan ditentukan oleh pelayanannya…anda hanya membutuhkan hati yang penuh rahmat dan jiwa yang dihasilkan oleh cinta.”