LD Tonny Mulia Hutabarat
Senin, 13 November 2023

BERANILAH, JANGAN MENJADI PENGECUT!

Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik. (Pro 25:26 ITB)

Kata “kuatir” dalam versi LAI, tetapi dalam Ibrani dipakai kata “mat” artinya goyang, terhuyung-huyung, tersandung, sempoyongan, gentar, goyah, menjadi kewalahan, mengalah/menyerah. Orang yang “khawatir” adalah orang yang goyah, gemetar menghadapi situasi tertentu (orang jahat).

Orang benar yang menyerah (khawatir) di hadapan orang fasik, ibarat mata air yang keruh. Di Antiokhia, Petrus dan Barnabas menyerah pada kesalahan ketika mereka berhenti makan bersama orang percaya non-Yahudi karena takut terhadap orang Kristen Yahudi (Galatia 2:11-13). Orang-orang percaya baru yang bukan Yahudi, yang dikucilkan oleh orang-orang percaya Yahudi, pasti menganggap Petrus dan Barnabas mengecewakan, seperti mata air yang berlumpur. Untuk memperjelas keadaan, Paulus memanggil mereka secara terbuka, dalam pertemuan gereja yang pastinya sangat tidak menyenangkan.

Orang benar akan kalah di hadapan orang jahat ketika ia pertama kali melawan, namun kemudian menyerah. Jerman yang agresif di bawah Adolf Hitler pada tahun 1938 menuntut provinsi Sudetenland di Cekoslowakia. Perancis dan Inggris, yang berjanji untuk mempertahankan Cekoslowakia, pada awalnya menolak, namun kemudian meninggalkannya. Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain kembali dari konferensi “perdamaian” di Munich, dengan mengumumkan, “Perdamaian” Faktanya, dia adalah sumber air yang tercemar, dan air berlumpur akibat pengkhianatan itu membuat seluruh dunia muak, karena ia menyerah pada agresifitas Hitler yang jahat.

Orang benar akan kalah (menyerah) di hadapan orang fasik jika ia hanya berdiam diri dan tidak mengatakan apa-apa. Imam yang baik, Eli, menyaksikan anak-anaknya yang tidak baik mencuri makanan (daging kurban) dari jamaah di Kemah Suci dan hampir tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk menahan/menegur mereka (I Samuel 2). Bahkan Daud pun tidak menegur Adonia ( (I Raja-Raja 1:6). Eli dan Daud di masa tuanya dikenakan “didisiplin” berat oleh Tuhan karena “kegentaran” mereka terhadap kefasikan orang terdekatnya.

Kata “mat” dalam beberapa terjemahan menggunakan kata “goyah” atau “gemetar” atau “tidak memberi jalan”. Jadi makna kata ini dalam konteks kalimat adalah ada sifat pengecut di balik memberi jalan kepada orang jahat.

Nasihat Alkitab yang sering diberikan, khususnya kepada para pemimpin, adalah “BERANILAH.” Dunia adalah tempat yang berbahaya. Pemimpin yang penakut, yang mengetahui apa yang benar, namun gemetar, goyah, dan kemudian memberi jalan kepada orang jahat, membiarkan mereka menyesatkan dan menindas orang-orang yang seharusnya dilindungi oleh pemimpin tersebut. Ketika kebijaksanaan, kebenaran, dan kasih menuntut orang-orang baik untuk menunjukkan keberanian, kegagalan mereka untuk berdiri teguh menjadikan mereka tidak lebih berguna daripada mata air yang berlumpur atau sumber air yang tercemar (kotor). Mereka menjanjikan air yang menunjang kehidupan, namun ketika diuji, mereka gagal seperti seluruh suku Efraim (Mazmur 78:9). Pemazmur mengecam kegagalan yang terjadi pada seluruh suku. Orang benar yang diam terhadap kejahatan sama dengan orang fasik yang kotor.