Yang Nazis Tidak DibuangNya … Mazmur 51: 11

LD Tonny Mulia Hutabarat
Rabu, 4 September 2024

Yang Nazis Tidak DibuangNya … Mazmur 51: 11

Do not cast me from your presence or take your Holy Spirit from me. (Psa 51:11 NIV)

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Mazmur 51:13 ITB)

Daud takut dibuang oleh Tuhan dan kehilangan Roh Kudus. Apa yang dipikirkan dan dirasakannya ketika ia berdoa seperti ini?” Salah satu kuncinya terdapat pada ayat sebelumnya ketika ia berdoa, “Jadikanlah hatiku tahir!” Daud adalah seorang yang hatinya najis. Daud yang pernah diurapi yang hatinya najis. Daud, orang yang berkenan di hati Tuhan. Yang pernah berkata, “Tuhan adalah gembalaku. Raja yang dipilih Tuhan seorang hamba Tuhan yang hatinya najis. Dia mengenal Tuhan, tetapi dia memiliki hati yang najis. Dia adalah pemimpin umat Tuhan, dan dia memiliki hati yang najis. Dia menulis musik penyembahan, dan dia memiliki hati yang najis. Bila seseorang memiliki hati yang kotor, wajarlah ia takut diusir dari hadirat TUHAN. Jika seseorang memiliki hati yang najis, wajarlah ia takut kehilangan Roh Kudus.

Seseorang mungkin berbohong kepada orang lain, dan bahkan mungkin berbohong kepada dirinya sendiri, tetapi pada akhirnya hatinya akan mengatakan kebenaran. Rasa bersalah memang seperti itu. Ketika kita telah berdosa, hati tidak akan tenang sampai bersih kembali. Itulah sebabnya Daud berdoa, “Ciptakanlah dalam diriku hati yang bersih! 51:12. Ia mendengar debaran hatinya sendiri yang bersalah dan ia tidak dapat hidup dengan rasa malu atas apa yang telah dilakukannya.

  1. Hati Patah

Daud merasa bersalah karena dosanya -skandal perzinahan dengan Betsyeba (51;2)- dan ditegur Nabi Natan.

Dalam Perjanjian Lama, pezina dirajam sampai mati, tetapi itu tidak mungkin terjadi dalam kasus ini, karena Daud adalah raja. Jika ada orang yang diharapkan lolos dari Sekalipun Daud mengatur rencananya dengan rapi agar tamak tidak seperti skandal perzinahan tetapi apa yang dilakukan Daud itu jahat di mata TUHAN” (ayat 27). Nabi Natan menegurnya dosanya. Anak yang baru lahir (hasil skandal) akan mati sebagai bagian dari penghakiman. Meskipun Daud berdoa (berpuasa), anak itu akhirnya meninggal.

Pikirkan apa yang telah dilakukan David: telah berzina, melakukan pembunuhan, menyebabkan kesedihan dan rasa malu datang ke rumahnya sendiri, menyebabkan pertumpahan darah dan kekacauan terjadi di negaranya, anaknya meninggal. Kehancuran ada di matanya. Semua karena dosanya. Itulah latar belakang Mazmur 51. Gambaran seorang pria dengan hati yang najis yang kembali kepada Tuhan.

  1. Hatinya Jujur

Daud berkata dan mengakui: “aku berdosa” (51:3-6). Pengakuan berdosa secara pribadi di hadapan Tuhan dan kepada publik. Tidak mudah (sulit). Dan ia berkata: “jangan buang” ke neraka. Siapa pun yang khawatir melakukan dosa yang tidak terampuni menunjukkan bahwa ia masih mempunyai hati nurani.

  1. Hati Penuh Harapan

Doa Daud ini “jangan buang dan jangan cabut Roh-MU dari padaku” adalah kata-kata yang tepat untuk setiap orang Kristen yang telah jatuh ke dalam dosa kecil (remeh) atau besar yang menjijikkan. Hanya orang Kristen sejati yang dapat berdoa seperti ini. Orang yang tidak percaya tidak akan peduli jika dibuang dari hadirat Tuhan karena ia tidak pernah dekat dengan Tuhan sejak awal. Orang yang belum diselamatkan tidak akan peduli jika kehilangan Roh Kudus yang tidak pernah ia miliki. Orang yang tidak saleh melarikan diri dari hadirat Tuhan dan bersembunyi dari Roh Kudus. Hanya anak Tuhan yang merasakan sakitnya disiplin Tuhan. Mereka yang telah tinggal di bawah sinar matahari kasih-Nya menggigil dalam kegelapan dingin ketidaksenangan-Nya. Jika yang kita ketahui hanyalah kegelapan, bagaimana kita bisa kehilangan terang yang tidak pernah kita miliki? Jadi berdoa seperti ini adalah tanda pasti adanya terang rohani.

Tidak ada anak Tuhan yang sejati akan pernah disingkirkan dari hadirat Tuhan, oleh karena itu kita berdoa agar kita tidak akan disingkirkan. Tidak ada jiwa yang benar-benar dilahirkan kembali yang akan diambil sepenuhnya oleh Tuhan dari Roh-Nya, oleh karena itu, atas alasan itu di atas semua alasan lainnya, kita berdoa agar Dia tidak akan pernah mengambil Roh-Nya dari kita.

Janji adalah alasan untuk berdoa. Dan berdoa seperti ini menyelamatkan kita dari kesombongan rohani. Ingatlah, Daud berdoa dari kedalaman hati yang hancur karena dosa bodohnya sendiri. Jika kita merasa tidak nyaman berdoa seperti itu, mungkin itu berarti bahwa kita belum menganggap dosa kita seserius seharusnya.

Sebab tanpa Roh Kudus, kita tidak punya kuasa, tidak dapat menemukan jalan, tidak ada hikmat, tidak ada berkat kehidupan, tidak ada pengampunan, tidak hidup kekal.