Visi Penunggang Kuda Merah — Zakaria 1:7-17

LD Tonny Mulia Hutabarat
Senin 26 Agustus 2024

Visi Penunggang Kuda Merah — Zakaria 1:7-17

Zakaria melihat seorang pria menunggang kuda merah. Sosok ini diidentifikasikan sebagai malaikat Malaikat Tuhan. Penampakan Mesias sebelum inkarnasi. Mesias menunggang kuda merah di tengah kegelapan, kesuraman, dan keputusasaan ditemani penunggang kuda legiun surga. “Dialah Tuhan semesta alam. Dia adalah Penguasa legiun. Dialah Penguasa segala bala tentara.”

Mesias digambarkan sedang menunggang kuda merah dan pasukan surga yang melayani Mesias. Di sana mereka berada di bumi, menunggangi kuda, kehadiran Kristus pra-inkarnasi dan penghuni surga menaiki kuda di bumi. Sang Mesias di sana bersama para penunggang kuda di belakang-Nya dan mereka berada di antara pohon-pohon murad di atas kekacauan, kesusahan, kegelapan yang dalam, kesuraman.

Zakharia melihat kehadiran prajurit Mesianis yang berdiri di atas laut. Hal ini tentunya melambangkan kemenangan Mesias atas kekacauan, atas kekuatan penindas dunia. Ada Mesias yang berdiri, berpatroli di bumi. Dia telah menetapkan malaikat untuk mengintai bumi, untuk melihat keadaan dan kondisi bumi. Mereka keluar untuk mengintai dan berpatroli di bumi. Laporan dari para penunggang kuda – “Seluruh bumi damai dan tenang.”

Bagaimana kekacauan bisa tenang? Bagaimana orang fasik bisa merasa damai? Dan sebaliknya, bangsa perjanjian tidak merasa tenang. Mereka tidak damai. Umat Tuhan sedang dianiaya. Mereka ditindas dan bertanya: “Berapa lama lagi, ya Tuhan?”

Jawaban TUHAN – “ada penghiburan”

Israel akan diberikan kasih sayang dan belas kasihan yang sedang mengalami keburukan untuk menenangkannya. Dalam dominasi orang-orang fasik di bumi, Tuhan tetap menyertai umat-Nya. “Aku bersamamu.” Ini merupakan penegasan penting akan kehadiran TUHAN bersama umat-Nya. Tuhan tidak melupakan umat-Nya. Dia tidak meninggalkan umat-Nya. Dia bersama mereka. Kenyataannya pembangunan bait suci dapat selesai.

Di tengah kekacuan dunia saat ini, 2024, DIA Krisus Tuhan tetap menyertai kita, sehingga kita terus menerus merasakan/ mengalami damai.