Tuhan Berdaulat

Ayub 34:1- 37

Dari gelap terbitlah terang. Dari penderitaan Ayub banyak muncul pelajaran2 iman tentang Tuhan berdaulat mutlak atas segala sesuatunya. Elihu merekam pelajaran rohani yang disampaikan Ayub dalam perikope ini, antara lain tesis imannya:

Tuhan berhak penuh mengambil hak yang diberikan kepada manusia (ay 5). Ayub selalu mengatakan bahwa hidupnya benar dan ia bersedia menerima perbuatan2Nya yang ajaib dimana Ia berhak mengambil berkat2 yang sudah diberikanNya. Ajaran yang berkembang saat ini, kalau seseorang sangat religius ia tidak akan dapat disentuh oleh kemalangan. Tesis iman alkitabiah sangat berbeda dengan wawasan duniawi.

Ayub mengenal Tuhan yang berdaulat penuh memberikan berkat atau kutuk kepada manusia, entah ia berdosa atau tidak berdosa. Orang benar pun tak bisa menolak minuman air hujatan dari Tuhan (ay 7). Tanah liat tak bisa mengatur tukang tembikar untuk membentuknya lebih indah.

Ayub dan Elihu sepakat bahwa persekutuan orang fasik/jahat tidak berguna dan tidak berkenaan bagi Tuhan (ay 8,9). Kesucian dan tata religius Timur menghendaki tunduk pada prinsip KebenaranNya. Manusia tak boleh sembarang hidup. Kesalehan hidup bukan sebagai tiket untuk memperoleh tayangan yang enak2 dalam hidup.

Tuhan tidak pernah melakukan kefasikan/kejahatan kepada manusia, dan ia tidak dapat berlaku curang pada manusia. (ay 10) Tuhan adalah pemilik seluruh jagat raya yang diciptakanNya. Dan Ia adalah mahamutlak moral dan maha kebenaran, maka tak ada setitik pun padaNya dosa atau kefasikan. Segala yang dilakukannya yang tampak buruk dan jahat di mata manusia bukanlah dosa atau kejahatan.

Tuhan Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan (ay 12). Pegiat religius kadang salah kaprah, ketika melihat kejahatan dan wabah merajalela dikiranya Tuhan tidak adil. Dan dan akhirnya cenderung menjadi ateis.

Tuhan bertangung jawab penuh atas bumi dan alam semesta (ay 13). Ia mencipta dan Ia juga tak akan pernah meninggalkan sejarah alam raya. Ia terus melayang2 di jagat andromeda. Ia mengatur dengan sempurna. Tak ada yang dapat memelihara alam semesta selain DIA. Wabah global yang terjadi ini pun adalah bagian rencanaNya untuk maksud baik bagi seluruh ciptaan terutama bagi yang mengasihiNya.

Tuhan berdaulat penuh atas nafas, nyawa dan roh manusia (ay 14) entah dibinasakan atau dijadikan debu (ay 14). Ia pemilik mutlak nyawa manusia, maka Ia berhak mutlak memperlakukannya semauNya Tuhan. Manusia tak dapat mempersalahkan Tuhan yang adil dan perkasa (ay 17).

Tuhan berbicara kepada raja dunia fasik, orang dursila fasik, bangsawan yang fasik (ay 18) dan Tuhan mendatangkan kebinasaan kepada orang fasik (ay 19-22) dengan sangat mengejutkan. Tuhan mengadili orang fasik dengan (ay 23-28) meremukkan, menggulingkan, menghancurleburkan, menamparnya. Segala pelaku kejahatan termasuk Iblis akan dipenjarakanNya di lubang neraka yang sudah disiapkanNya.

Kita menghadapi virus corona19 (varian alpha s/d mu). Ia sanggup melumpuhkan pendidikan (sekolah dan kampus), menghentikan aktivitas religius bersama (gereja, mesjid, vihara, klenteng, pura dll), menurunkan perekonomian, menghambat birokrasi pemerintahan. Banyak keluarga yang meratap sedih ketika menghantarkan anggota keluarga ke liang kubur tanpa didampingi sanak famili.

Tuhan! ujian dan pencobaan ini ada dalam rencana dan kedaulatanmu. Sebagian kami tertolong namun sebagian menemui ajalnya. Kami disini tetap memuliakanMu, tetap meninggikanMu, tetap memujaMu, tetap menyembahMu entah ada pertolongan atau tidak ada bantuan ilahi. Sebab ENGKAU setia maka kami juga setia kepadaMu di masa wabah ini. Engkaulah perteduhan kami di masa kegelapan ini.

Salam Puja TUHAN Yang Berdaulat Mutlak

Tonny Mulia Hutabarat
10 Sept 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *