LD Tonny Mulia Hutabarat
Rabu 25 September 2024
Tuhan Baik dan Tempat Perlindungan … Nahum 1:7
TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya
Kitab Nahum adalah tentang Tuhan yang melindungi umat-Nya. Kitab Nahum ditulis sekitar 200 tahun sebelum Ezra. Kitab Nahum ditulis sekitar tahun 630 SM. Asyur masih berkuasa. Kitab pendek berisi 47 ayat ini sangat mengesankan. Diulang-ulang, bahwa TUHAN sedang membalas dendam. TUHAN murka. Tuhan cemburu, untuk melindungi semua yang menjadi milik-Nya, untuk melindungi nama-Nya, untuk melindungi kemuliaan-Nya, umat-Nya, hak tunggal-Nya untuk menerima penyembahan dan ketaatan, tanah-Nya, dan kota-Nya. Dia cemburu untuk mendapatkannya kembali.
Di 1:3 dituliskan bahwa “TUHAN itu lambat marah dan besar kekuasaannya, dan TUHAN tidak akan pernah membebaskan orang yang bersalah.” Itu tidak berarti Tuhan tidak pernah marah. Dia hanya lambat marah. Dia memberi waktu untuk bertobat. Dia memberi waktu untuk melihat dosa agar kembali kepadaNya.
Nahum menjelaskan di pasal 1 tentang karateristik Tuhan dengan sangat rinci. Ia membandingkan gerakan-Nya dengan badai. Kekuasaan-Nya atas alam, atas laut dan sungai, dan pohon-pohon yang menaati-Nya. Murka-Nya tercurah seperti api. TUHAN baik dan kuat. Ia adalah tempat perlindungan pada waktu kesusahan. Dia adalah benteng pertahanan di hari kesusahan. Dia bijaksana, artinya Dia tidak pernah bersalah karena menyingkirkan orang yang salah dengan murka membara. Dia akan melindungi nama-Nya. Tuhan menegakkan perdamaian.
Nahum meneruskan di pasal dua dengan keterangan bahwa Niniwe akan dijatuhkan, diluluhlantahkan, dihabisi, tetapi Yakub akan dipulihkan. Perang akan datang. Niniwe akan mengalir seperti kolam air. Kejahatan mereka tanpa akhir. Dan waktunya telah tiba. Tidak ada yang lolos dari kejahatan mereka, dan mereka tidak akan lolos dari Tuhan.
Tidak seorang (bangsa) pun dapat menantang/ melawan Niniwe. Namun, tidak seorang pun dapat bertahan menghadapi tantangan Tuhan. Itu seperti mencoba menjinakkan awan atau mengosongkan lautan. Itu sia-sia. Itulah yang dimaksud dengan melawan Tuhan. Mengapa Tuhan melakukan semua ini? Mengapa Niniwe disia-siakan dan binasakan? Mengapa Niniwe disia-siakan tanpa ada yang berduka untuknya? Mengapa Tuhan melakukan semua ini? Karena Tuhan harus melindungi nama-Nya. Ia harus; ia harus melindungi nama-Nya, umat-Nya, rencana-Nya, pesan-Nya, dan siapa pun, bahkan sebuah bangsa, yang menentang nama-Nya, umat-Nya, rencana-Nya, atau pesan-Nya. Malapetaka mereka sudah pasti, dan akhir mereka sudah dekat.
Tuhan mengasihi umat-Nya. Murka Tuhan sedang memuncak. Kesabaran-Nya tidak akan bertahan selamanya. Niniwe tidak akan mendapatkan kesempatan lagi. Penduduknya sudah dimusnahkan.