1 Samuel 8
Mari memperhatikan reaksi Tuhan ketika Israel menuntut seorang raja (manusia) atas mereka (ay 7-10, 18, 22. Saya kaget bahwa Tuhan mengijinkan mereka untuk menolak DIRINYA. Mungkin ini adalah bahasa sarkasme. Israel menolak Tuhan, namun Tuhan tidak pernah menolak dan membuang umatNya. Samuel harus memberikan surat keputusan putus kontrak dengan kepemimpinan Tuhan (ay 9). Tuhan dan UmatNya disconnect. Dalam masa pemerintahan antrokrasi akan ada masalah rumit yang berkepanjangan dan saat itu bila umat berdoa Tuhan akan membuat telingaNya tuli.
Memang sudah putus hubungan. Pada ay 18, raja itu akan menjadi sumber konflik. Tatkala umat tak peduli dan Tuhan tak peduli kepada mereka, maka keadaan menjadi sangat “mengerikan”. Tuhan mendengarkan permohonan Israel dalam rasa sedih dan ngeri (ay 9, 22). Yang sama hal dengan keadaan sekarang. Perhatikan seorang Kristen yang tidak mengutamakan Tuhan Yesus, yang kecenderungan berpihak pada Iblis, dukun dan mengandalkan manusia, umumnya akan mengalami degradasi kemanusiaan.
Firman TUHAN menyebutkan syarat antrokrasi sebagai peringatan (ayat 11-20). Antrokrasi akan menjadikan manusia saling “memangsa”. Sangat mengerikan sejarah manusia yang saling “memakan” manusia sendiri. Antrokrasi menjadi tonggak dimulainya perbudakan baru di antara Israel. Sesama manusia akan saling menindas, saling memanfaatkan terutama di antara anak laki-laki. Persis seperti “kerja paksa di Mesir”. Anak-anak perempuan diserahkan jadi jurumasak istana raja. Hasil ladang, ternak diberikan 10% menjadi milik raja dan budak-budak juga diperkerjakan. Beban mereka bertambah berat. Tetapi itu lah yang mereka mau demi menjadi serupa dengan kafir. Ironisnya Israel lebih suka berperang daripada berdamai.
Sejak ada keiginan menjadikan manusia menjadi raja, bukannya TUHAN, keadaan Israel berubah diujung kedurjanaan sampai kepada Pembuangan Babel Yang Mengerikan.
Israel tidak menghiraukan peringatan Tuhan melalui Samuel. Hal ini tergenapi di dalam 1 Raja-raja 12:4. Selain beban yang berat, kerajaan Israel pecah menjadi dua yaitu Israel Utara dan Selatan. Tuhan menyetujui pengangkatan raja, dipandang sebagai hukuman atas bangsa. Namun dalam hukumannya Tuhan tidak menghukum habis bangsa Israel. Melainkan untuk mencapai tujuan Nya yaitu dengan disiplin yang keras. Tuhan ingin bangsa Israel sadar bahwa bukan manusia yang seharusnya mereka andalkan tetapi Tuhan.
Konklusi pelajaran rohani dari 1 Samuel 8: TETAP JADIKAN TUHAN YESUS SEBAGAI RAJA YANG MEMERINTAH MUTLAK DALAM SEGALAL URUSAN (perkara sepele atau besar) HIDUP KITA …
Ev. Tonny Mulia Hutabarat
27 Desember 2021