Tenanglah Jiwaku (Mazmur 46)

Minggu, 07 November 2021 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat

Ada tiga pengajaran yang menguatkan keyakinan dalam Mazmur: (1) ayat 1-3 tentang kuasa Tuhan atas alam atas semesta (2) ayat 4 -7 tentang kuasa Tuhan atas musuh Israel (3) ayat 8 -11 tentang kuasa Tuhan atas segalanya yang memberikan ketenangan.

Tuhan Yang Mahakuasa memberikan kekuatan kepada umat-Nya di saat sulit. Tuhan dapat dipercaya ketika seluruh dunia menjadi rusuh. Kekuatan Tuhan yang melindungi di tengah pergolakan dahsyat. Pada kenyataan yang melampaui keadaan, Tuhan adalah pertahanan. Sumber keberanian batin dalam kelemahan. Kita tak takut dengan alasan: (1) sebab semua masalah membawa kebaikan dan kebahagiaan pada umat-Nya (2) ada penyertaan-Nya (3) ada sukacita di tengah pilu dan susah [ay 5].

Kepastian keamanan sekalipun dikelilingi musuh (ay4-7). Kita dikitari oleh takhta sorgawi – The City Of God – DIA adalah benteng (kubu) pertahanan. Tuhan ada di tengah-tengahnya, DIA akan turun tangan membereskan (menyelesaikan) musuh (ay 8-11). Di kota yang didiami TUHAN, bentengnya terlalu tinggi yang tak dapat dijangkau tentara.

Tuhan memerintahkan musuh Israel, berhenti memerangi umat-Nya. Tuhan akan datang membela umat-Nya. Namun juga Tuhan meminta Israel (anak-anak-Nya) berhenti berusaha, diminta mundur dan Tuhan yang menyelesaikan perkara.

Frasa “berhenti” (diam/tenang) menggambarkan gagasan seseorang yang duduk di kursi untuk bersantai, postur berbaring, beristirahat. Dia akan bersantai dan menikmati kedamaian dan ketenangan sekalipun alam bergejolak hebat.

Perintah pertama dinyatakan dalam negatif, diikuti oleh direktif positif. Berhenti berjuang, dan aktif mengenali Tuhan yang memiliki rencana dan tujuan yang berdaulat bagi mereka. Tuhan yang mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan umat-Nya. Mereka perlu tahu bahwa tidak ada kepanikan di surga. Mereka perlu tahu bahwa Tuhan memiliki segalanya di bawah kendali-Nya.

Ketika kita menyerahkan kendali kepada Tuhan dalam situasi sulit, kita dapat secara aktif melakukan 5 hal: (1) beribadah kepada-Nya (2) berdoa (3) mengingat perbuatan ajaib-Nya di masa lalu (4) bersyukur kepada-Nya (5) menonton-Nya (watching) bekerja walau tak “melihat-Nya”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *