Minggu, 14 Februari 2021 – Ev. Deni Natalia
Sebagai orang percaya kita dipanggil untuk memiliki sukacita yang tidak dipengaruhi oleh keadaan sekitar, karena bersukacita merupakan sebuah sikap dan pilihan, tidak selalu berarti perasaan yang terus menerus kita rasakan. Sukacita tersebut hanya bisa kita milki ketika kita hidup di dalam Tuhan, hidup kita di pimpin oleh Roh Kudus. Dalam Galatia 5: 16-22 Rasul Paulus memberikan arahan kepada Jemaat untuk hidup menurut Roh supaya menghasilkan buah Roh yang bisa dilihat oleh orang lain. Kata “Buah” ini memakai kata tunggal menegaskan bahwa hanya ada satu macam “Buah”, dengan 9 sifat yang di hasilkan ketika Roh Kudus memimpin hidup kita. Dan hari ini kita akan mempelajari salah satu buah Roh ini yaitu “Sukacita”. Kata Yunani untuk “sukacita” yang dipakai oleh Rasul Paulus adalah chara, yang berasal dari kata charis, yaitu kata Yunani untuk “rahmat”. Kata chara memberi makna sukacita yang luar biasa karena Roh Kudus bekerja di dalam orang itu. Paulus bahkan menyebutnya “sukacita Roh Kudus”. Jadi ‘sukacita’ ini bukan kebahagiaan manusia yang sesaat saja, melainkan ‘sukacita sejati’ yang bersumber dari Roh Kudus.
Pada dasarnya, sukacita yang berasal dari Tuhan tidak berpatokan pada situasi. Sukacita dari Tuhan tidak bergantung kepada hal-hal yang terjadi di sekeliling kita. Sukacita yang dari Tuhan akan terus mengalir dalam segala situasi, baik di masa sulit maupun di masa bahagia. Untuk mendapatkan sukacita seperti itu Rasul Paulus menasihatkan kepada kita untuk tetap tinggal didalam Tuhan (Hidup Menurut Pimpinan Roh Kudus). Di dalam Tuhan kita bisa terus bersukacita apapun keadaan kita. Apa yang menyebabkan kita bersukacita di dalam Tuhan?
1. Bersukacita karena pengenalan akan Kristus.
Dalam Filipi 3: 4-10 Rasul Paulus menjelaskan bahwa ia adalah orang yang Yahudi, dia orang Farisi, dia penganiaya orang Kristen, mentaati taurat dan lain sebagainya. Yang dahulu ia banggakan ketika bertemu Kristus itu semua dianggap sebagai sampah (hal yang tidak berguna), karena pengenalan akan Kristus jauh lebih berharga daripada apapun yang ada di dalam dunia ini. Pengenalan akan Kristus membawa kita menuju jalan kebenaran dan kehidupan yang kekal. Sukacita yang sejati lahir dari pengenalan dan keyakinan akan siapa Tuhan dan siapa kita di dalam Tuhan. menyadarkan kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan di dalam hidup kita. Maka jangan pernah sia-siakan iman kepercayaan kita apapun keadaan yang kita alami. Untuk bisa mengenal Dia, yang harus kita lakukan adalah mendekat kepada Dia melalui doa, beribadah, membaca firman membuat kita semakin mengenal Tuhan di dalam hidup kita.
2. Bersukacita karena apa yang telah Kristus lakukan dalam hidup kita.
Keadaan dalam hidup kita kadang sepertinya berjalan lancar sebagaimana mestinya, namun di lain waktu, segala sesuatu berjalan di dalam situasi yang buruk. Nah, pertanyaannya apakah kita membiarkan perasaan ‘up and down’ karena keadaan semacam itu mendikte kehidupan dan cara pandang kita terhadap kehidupan ini? Apakah ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, lalu perasaan kita menjadi sukacita dan berpikir Immanuel – Tuhan beserta kita? Tapi jika sebaliknya, ketika kita sedang dalam situasi yang buruk, lalu perasaan kita menjadi patah semangat dan berpikir bahwa Tuhan meninggalkan kita? Persoalan hidup bisa saja membebani kita secara fisik, emosi dan rohani, namun saat kita belajar mempercayai TUHAN, percayalah Tuhan akan menolong kita. Mungkin hari ini keadaan tidak seperti yang kita harapkan tetapi percayalah Allah, ingatlah apa yang telah Allah kerjakan akan membuat kita kuat menjalani kehidupan ini dan membuat kita terus bersukacita.
3. Bersukacita karena apa yang akan Kristus kerjakan dalam hidup kita.
Kalau berbicara masa yang akan datang sering kali membuat manusia menjadi khawatir. Kekhawatiran sebagai “kegelisahan yang berlebihan akan suatu hal yang mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi”. Kekhawatiran memang menjadi hal yang tak pernah lekang oleh waktu, dan hal itu wajar dialami oleh setiap manusia. Namun di manakah kita akan memberi ruang bagi rahmat Tuhan ketika kekhawatiran menjadi fokus kita? Mungkin dalam keluarga, pekerjaan, dan komunitas lain, kita mengalami kesesakan dan kekhawatiran. Namun, ingat bahwa segala sesuatu itu ada waktunya dan indah pada waktunya. Jadi tak masalah jika kita sedang mengalami kekhawatiran karena suatu hal, tetapi jangan menjadikan kekhawatiran itu menutupi rasa syukur kita. Bawa kekhawatiran itu dalam doa kepada Allah Sang Sumber Rahmat. Percayalah Allah yang sudah menolong kita adalah Allah yang sama yang akan menolong di dalam kita menjalani hari depan. Tuhan menyiapkan masa depan penuh harapan bagi setiap kita.
Tempatkanlah Tuhan sebagai yang terutama di dalam hidup Anda, bangunlah hubungan yang intim dengan-Nya. Dengan demikian, maka sukacita-Nya akan mengalir berlimpah-limpah di dalam hidup Anda.