Renungan 15 Februari 2021

TUHAN SUMBER KEMENANGAN

Hakim 10:1-5

Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, dalam periode II, memimpin Indonesia, sudah banyak membangun infrastruktur Indonesia sehingga semakin disegani di mancanegara. Kita tahu bahwa perjalanan bangsa Indonesia dalam kepemimpinan presiden adalah karena campur tangan Tuhan Yang Penuh Rahmat, sebagaimana yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Tanpa melupakan jasa Bapak Soekarno, Bapak Soeharto, Bapak B.J. Habibie, Bapak Gusdur, Ibu Megawati, Bapak SBY. Mereka dapat mengerjakan “mandat” pembangunan di bumi pertiwi Indonesia, 76 tahun sejak lonceng kemerdekaan.

Israel, umat perjanjianNya telah menduduki tanah perjanjian dan mengalami kemajuan karena dibangkitkanNya “misphatim” atau “sophetim” (hakim-Hakim). Berkali-kali tokoh pembebas dipanggilNya, dari hakim yang lebih awal sampai masa kerajaan, dengan kurun waktu 1200 sM- 1020 sM. Bila dirincikan adalah sebagai berikut: Otniel (1374-1334 sM), Ehud (1316-1236 sM), Shamgar (1150), Deborah dan Barak (1216-1176 sM), Gideon (1169-1129 sM), Tola-Yair (1126-1103 sM). Yeptah (1070 sM), Samson (1070 sM), Samuel (1050 sM), Saul (1020) sM. Mereka dipakai Tuhan agar Israel dapat hidup tenteram.

Pencapaian keamanan/kemenangan di masa hakim-hakim:

  1. Otinel — aman 40 tahun
  2. Ehud — aman 80 tahun
  3. Shamgar — ?
  4. Debora — aman 40 tahun
  5. Gideon — aman 40 tahun
  6. Tola — aman 23 tahun
  7. Yair — aman 22 tahun
  8. Yeptah — aman 6 tahun
  9. Ebzan — aman 7 tahun
  10. Elon — aman 10 tahun
  11. Abdon — aman 8 tahun
  12. Simson — aman 40 tahun (pada waktu hidup, Israel aman 20 tahun, dan sesudah ia mati, Israel tetap aman 20 tahun).
  13. Samuel — aman 80 tahun

Kitab Hakim-hakim ini memproklamasikan bahwa para hakim dapat melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Filistin, Moab, Midian, Amalek sehingga dalam kurun waktu yang lama, ±396 tahun, dapat aman. Kenyamanan tersebut adalah karena karya atau pekerjaan Tuhan semata melalui hakim-hakim.

Kisah kepahlawanan dua hakim yaitu Tola dan Yair yang memerintah Israel selama 45 tahun memberikan kemenangan, pembaharuan dan pemembebasan adalah atas dasar kehebatan dari Tuhan. Berita utama dalam perikop ini bahwa reformasi sejati datang dari Tuhan melalui dua tokoh tersebut.

Dua hakim maju menyerang musuh-musuh karena pimpinan Tuhan yang menghasilkan kemenangan. Mereka maju dengan gelora emosi yang sangat besar dengan serangan yang menghancurkan kemah persinggahan Filistin, Amalek, Ammon.

Berita tentang kemenangan (keselamatan, ay 1) ini yang menjadi pokok theologies editor. Risalah peperangan ini dimaknai bahwa kemenangan berasal dari kuasa Tuhan melalui kelihaian militer hakim-hakim. Tuhan sungguh melepaskan umatNya. Kuasa Tuhan yang memberikan kemenangan kepada umatNya, menjadi ajang pemulihan/restorasi dari penyembahan berhala.

Dua pemimpin, Tola dan Yair, dengan informasi kecil, bukan berarti mereka tidak berarti, hanya saja durasi rekaman kepahlawanan mereka terlalu pendek. Mengapa? Karena bukan cerita tentang manusia yang akan ditonjolkan pada perikop ini, tetapi berita tentang pekerjaan Tuhan yang besar melalui dua tokoh tersebut, dimana keselamatan terjadi selama 45 tahun. Masa yang panjang ini sebagai bukti anugerah Tuhan yang bertahan lama dalam kehidupan Israel sekalipun mereka berkali-kali jatuh dalam dosa.

Tola dan Yair memiliki kepemimpinan yang khas. Keunikan Tola, memimpin (menguasai, penguasa) Israel dengan markas di pegunungan Efraim. Pemimpin yang dapat menguasai gunung. Medan yang berat bagi pasukannya. Pasukan berjalan tanpa kompas namun dapat keluar masuk hutan dengan mudah. Ia gagah dan kuat, lincah, bergerak cepat.

Sedangkan keunikan Yair adalah memimpin Israel bersama dengan 30 anaknya dan mengendarai 30 kuda jantan dan menguasai 30 kota. Ia dapat mengorganisir kota dengan baik selama 22 tahun. Pusat pemerintahannya di tempatkan di Gilead.

Gereja berdiri di muka bumi sebagai wakil Tuhan memimpin banyak jiwa. Gereja sukses melayani umat bukan karena jasa aktivis, pengurus, majelis, penginjil, penatua dan pendeta tetapi karena pekerjaan Tuhan semata melalui semua anggota gereja. Gereja hadir di segala tempat untuk menjangkau jiwa-jiwa, memberikan makanan rohani agar mereka tetap kuat, aman, tenang menghadapi segala keadaan.

Dunia diguncang oleh wabah saat ini. Apakah kita merasa aman? Wabah covid19 seperti musuh yang mengejar, menyerbu, yang sudah banyak menewaskan. Ia telah memuncul kekhawatiran, ketakutan, kecemasan. Kemanakah kita mencari tempat perlindungan? Orang2 sudah memakai masker mulut, sudah membersihkan tangan dan tubuh, sudah menutup diri (stay at home), sudah membersihkan lingkungan dengan zat disinfektan, sudah mengikuti protokol kesehatan dll, tapi toh wabah ini terus menerus berlipatganda membunuh manusia (Indonesia sudah mencapi 1.200.000-an yang meninggal 23.000-an)

Perlindunganku adalah Tuhan. Kubu pertahanan kami adalah ENGKAU TUHAN. Siapakah yang akan melepaskan kami dari wabah durjana ini? Apakah akan bangkit dokter, akan munculkah ahli bakteriologi, akan datangkah ahli virologi yang akan menciptakan plasma, vaksin, obat imunitas? Bangkitkanlah ya Tuhan.

Kepadamu Ya Tuhan kami berseru, PENGUASA alam semesta, yang berdaulat sejak dulu kala, hari ini, besok, setiap hari, kepadaMu kami berharap, agar jiwa teduh.

Covid19 musuh yang sangat kecil, dan tidak terlihat, yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Kami rindu seorang PAHLAWAN dari sorga, kami rindu PANGLIMA TENTARA dari sorga, kami mau seorang PEMBEBAS dari sorga, agar jiwa kami aman.

Amanlah jiwaku bersama TUHAN

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
15 Februari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *