I Korintus 9:4-10
Setelah menjelaskan keabsahan kerasulannya, Paulus menyampaikan pembelaannya terhadap para pengkritik yang menghakimi/menyelidikinya. Sebagai seorang rasul, dia mempunyai hak yang sama seperti rasul – rasul lainnya, antara lain:
- Hak untuk makan dan minum (ayat 4)
Semua orang berhak untuk makan dan minum. Orang yang bekerja mendapatkan upah yang bisa dipakai untuk membeli makanan dan minuman baginya dan keluarganya. Seorang rasul berkonsentrasi pada pelayanannya, sehingga dia tidak bisa mendapatkan upah karena tidak ‘bekerja’. Dari mana dia mendapatkan makanan dan minuman untuk dirinya dan keluarganya? - Hak untuk membawa seorang istri Kristen dalam perjalanan (ayat 5).
Perjalanan yang dimaksud tentu bukan sekadar mengunjungi suatu tempat, tetapi perjalanan untuk pelayanan. Seorang istri bisa menjadi teman yang mendukung pelayanan. Bahkan Paulus memberikan contoh yang dilakukan rasul -rasul lainnya, saudara – saudara Tuhan (Yakobus dan Yudas) dan Kefas (Petrus: Yoh 1:42). Dari mana biaya perjalanan ini? - Hak dibebaskan dari pekerjaan tangan (ayat 6).
Karena waktunya dipakai untuk melayani, maka para rasul tidak bisa melakukan pekerjaan tangan (bekerja). Jadi mereka dibebaskan dari hal tersebut. Masalahnya jika mereka tidak bekerja, maka tidak bisa mendapatkan upah. Lalu dari mana biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya? Paulus mempertanyakan kepada para pengkritiknya apakah hanya dia dan Barnabas yang tidak mempunyai hak itu. Paulus bisa saja tidak bekerja, tetapi kadang – kadang dia juga membuat tenda (Kis 18:3).
Paulus menegaskan pembelaannya dengan memberikan pertanyaan retorik, yang pasti mereka tahu jawabannya: tidak ada.
- orang yang berperang (tentara), mendapatkan hak yaitu dibiayai oleh orang lain yang tidak ikut berperang.
- orang yang bekerja menanam kebunnya dengan anggur (petani), berhak untuk memakan anggurnya.
- penggembala domba (gembala) berhak untuk minum susu dombanya (ayat 7).
Hal ini menegaskan bahwa setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya mempunyai hak.
Paulus mengatakan apa yang disampaikannya itu bukan hanya pemikirannya, argumen ratio pribadi saja. Hal – hal ini memang sangat umum diketahui mereka. Namun apa yang disampaikannya ini juga sesuai dengan hukum Taurat (ayat 8), yang menjadi dasar hidup mereka.
Bahkan dalam hukum Musa ada tertulis: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!’ (ayat 9)
Kata ‘memberangus’ menurut KBBI berarti menutup moncong binatang (misalnya anjing, lembu) dengan selongsong/ penutup.
Kata ‘mengirik’menurut KBBI berarti:
- menginjak sehingga terbenam ke air
- menginjakkan agar terlepas dari tangkainya (bulir padi/ gandum).
Jadi lembu yang mengirik gandum akan sulit memakan bulir gandum tersebut jika mulutnya ditutup (diberangus).
Dalam hukum Musa, hewan harus tetap diberi makan agar tetap kuat bekerja. Kalimat di atas juga merupakan sebuah kiasan. Maksudnya lembu saja mempunyai hak untuk makan setelah bekerja supaya tetap kuat bekerja, apa lagi manusia/ rasul.
Paulus menegaskan bahwa hukum Musa itu diperuntukkan bagi mereka (ayat 10). Orang yang bekerja, entah itu pembajak atau pengirik harus mengerjakannya di dalam pengharapan bahwa dia akan mendapatkan bagiannya. Pengharapan itu akan membuatnya terus giat dalam pekerjaannya. Sebaliknya bila tidak ada pengharapan tersebut maka dia bisa kecewa dan tidak semangat bekerja. Ini bukan materialisme.
Bagi Paulus wajar bila dia mempunyai hak yang sama seperti rasul – rasul lainnya. Karena sebagai rasul dia melakukan tugas kerasulannya seperti rasul – rasul lainnya. Jemaat Korintus yang hidup dalam Tuhan adalah buah pelayanannya, materai kerasulannya (ayat 2). Wajar (tidak berlebihan) bila Paulus mendapatkan haknya dari mereka (ayat 11,12). Wajar bila jemaat Korintus mencukupi kebutuhannya.
Refleksi:
Hamba Tuhan memberikan banyak waktunya untuk berkonsentrasi melayani. Mereka berhak mendapat dukungan kita dalam berbagai bentuk: doa, apresiasi, penghiburan, dana dll. Jangan hanya mengkritik mereka karena kekurangan mereka. Berikan harapan dan semangat agar mereka tetap giat melayani.
Amin
Pembuat Renungan : Ibu Kurnia Arapenta Ginting