Mencari Tuhan
Hakim 4:1-3
Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN (Hakim 4:3)
Paska kematian Ehud setelah aman 80 tahun, Israel terpeleset lagi, miring lagi, kacau lagi, dan segaja melakukan yang jahat di hadapan Tuhan. Maka pasukan Sisera (panglima tentara raja Kanaan) dengan 900 kereta besi menindas keras Israel selama 20 tahun, diutusNya menghacurkan perjinahan rohani Israel.
Kekuatan dosa membuat mereka mudah korupsi iman dan konsekuensinya fatal. Mereka meninggalkan kesetiaan dan akibatnya perdamaian sulit ditemukan selama 20 tahun, karena mereka diperbudak dengan bengis.
Kedamaian selama 80 tahun berangsur-angsur hancur karena Israel menuruti hawa nafsu dewa2 palsu (roh-roh jahat). Kemakmuran runtuh karena kebodohan. Kerugian besar terjadi pasca kematian pemimpin berpengaruh. Selama kepemimpinan Ehud, ia mengawasi dengan ketat, mempertahankan iman, menghukum mereka yang masih melirik penyembahan berhala (roh jahat), dan membuat mereka dekat Tuhan. Tetapi, ketika dia pergi, mereka memberontak, lebih takut padanya daripada Tuhan. Iman mereka kendor dan lepas dari akar tradisi ajaran. Mereka hanya mencari Tuhan dikala guru dan hakim masih ada. Mereka hanya “segan” kepada manusia (Ehud) bukan kepada Tuhan, maka mereka mudah mengingkari iman selepas Ehud mati.
Pada zaman Yosua, orang Yabin, kota di bukit orang Yabin, dan Hazor sudah ditumpas habis, kecuali beberapa orang di yang tinggal di dataran tinggi (bukit-bukit). Diduga orang2 sisa ini yang kembali membangun koloni baru, dan mereka inilah yang dibangkitkan Tuhan menghajar Israel yang kembali melakukan dosa penyembahan berhala (bdk Yosua 11:1-11).
Ketika Israel meninggalkan Tuhan, maka DIA pun meninggalkan mereka. Mereka mudah menjadi mangsa dari tentara ganas Sisera. Mereka menjauhkan diri dari Tuhan seolah-olah DIA bukan milik mereka; dan kemudian Tuhan mengasingkan diriNya dari miliknya. Mereka yang membuang diri mereka sendiri dari Tuhan. Mereka keluar dari perlindungan-Nya.
Mereka dijual ke Yabin. Raja Hazor diberiNya kesempatan untuk menganiaya Israel. Perbudakan ini lebih lama dari yang sebelumnya, dan jauh lebih menyedihkan sebab lebis sadis dengan 900 kereta besi. Orang-orang Yabin mengingat leluhur mereka dihanguskan pada masa Yosua, maka mereka sekarang membalaskannya dengan hebat.
Israel kembali kepada Tuhan mereka setelah mereka merasakan pukulan kereta besi. Sakitnya sampai di ulu hati. Mereka berseru kepada Tuhan, ketika kesesakan membawa mereka kepadanya, dan mereka tidak melihat jalan lain untuk melegakan. Mereka yang meremehkan Tuhan dalam kemakmuran mereka akan menemukan diri mereka di bawah keharusan mencari DIA ketika mereka dalam kesulitan.
Kata “berseru” dalam Ibrani memakai kata “wayyitse’aqu” dari kata dasar “tsa’aq” berteriak-teriak dengan keras. Mereka merengek2. Mereka meratap pilu. Mereka sujud di debu menyuarakan pertolongan. Jadi seluruh Israel bersuara keras ke penguasa langit di atas langit yaitu Penguasa Sorga, TUHAN. Ketika mereka aman dan melakukan dosa mereka mengabaikan Tuhan. Sekarang mereka amat peduli kepada Tuhan tatkala IA mendidik dengan sangat keras. Ya kiriman tentara kejam itu untuk membuat mereka mencari dan kembali kepada Tuhan.
Penderitaan dipakainya untuk membawa anak2Nya datang dan bertobat kepadaNya. “Siksaan” keras dipakaiNya agar mereka mencari DIA. Hidup bersekutu denganNya, berdoa kepadaNya, beribadah kepadaNya, menyembahNya, berjalan seturut instruksiNya, bekerja sesuai kehendakNya sangat diinginkan (dicariNya) dari hati anak2Nya.
Salam setia mencari dan memanggil Nama Yesus
Ev. Tonny Mulia Hutabarat
23 Desember 2020