Renungan 8 Januari 2021

Panggilan Gideon

Hakim 6:11-24

Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau (Hakim 6:14)

Tuhan memanggil Gideon untuk memukul Midian. Ayahnya, Yoas, penyembah Baal (ay 29). Suatu kekejian di hadapan Tuhan. Anak penyembah Baal, direkrut Tuhan untuk merobohkan berhala orang tuanya (kaum keluarganya). Tuhan membangkitkan Midian untuk memukul kedurhakaan Israel.

Malaikat datang dan memberi tugas kepada Gideon untuk menyelamatkan Israel dari penindasan Midian. Malaikat Tuhan menjaminkannya dengan penyertaanNya.

Malaikat Tuhan mendatangi Gideon yang sedang panen anggur, sebagai alasan bersembunyi dari orang Midian (ay 11). Ia menyendiri. Ia keluar dari kebisingan penyembahan berhala dan gemparnya penindasan Midian. Ia retreat sambil memperhatikan keadaan. Di saat dia menemukan keheningan, saat itulah Tuhan memanggilnya untuk menyibukkan diri menyelamatkan Israel. Diam2 dia menunggu kedatangan malaikat Tuhan. Pekerjaannya mengirik gandum persis seperti yang diinginkan Tuhan untuk mengirik tentara Midian dan tugu2 Baal. Jadi Tuhan memanggil hambaNya yang bertalenta, pekerja keras, pejuang.

Penampakan Malakait Tuhan kepada Gideon  disertai dengan pesan ada penyertaaan Tuhan yang sempurna. Ia digelari pahlawan gagah berani (ay 12). Ia berani memisahkan diri dari penyembahan berhala dan hanya bekerja keras di ladang anggurnya. Tidak ada rasa takut dan gentar ketika Tuhan menampakkan diri kepadanya. Selain meminta tanda peneguhan misinya.

Gideon berdialog tentang teologi, iman dan realita. Ia bertanya kepada Tuhan mengapa mereka ditindas padahal kasih setia Tuhan besar dan panjang (ay 13). Ada penyertaan Tuhan namun mereka ditimpa masalah karena pengingkaran iman. Nyata perbuatan ajaib Tuhan yang menuntun moyang mereka keluar dari Mesir namun dibuang dan dicengkeram Midian (ay 13) karena pemberontakan dan penyembahan berhala.

Tuhan mengutus Gideon untuk menyelamatkan Israel. (ay 14) Ia diperlengkapi dengan kekuatan khusus dari Tuhan. Ya, seorang anak yang ayahnya terlibat dalam penyembahan kepada roh roh jahat diutus untuk membebaskan Israel dari cengkeraman kuasa Iblis dan Midian.

Perasaan kecil (ketidamampuan, hanya seorang diri) Gideon (ay 15) ditanggapi Tuhan hanya dengan pernyataan ‘penyertaan” sempurna dari Tuhan, sampai diulang dua kali (ay 16). Gideon diberi sumpah setiaNya, agar pergi menghadapi Midian, sebab Tuhan mendampinginya menghajar Midian dan merobohkan berhala2 Israel.

Kasih karunia, anugerah dan kemurahan hati Tuhan diperolehnya, maka ia meresponi kebaikan Tuhan dengan komitmen mendirikan mezbah bagi Tuhan, bukan mendirikan tugu bakti Baal (17-24).

Gideon memiliki iman yang kuat. Ia menyerahkan jiwanya kepada Tuhan. Ia hanya berpaut kepada Tuhan. Ia menundukkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia menyerahkan hartanya sebagai persembahan hidupnya. Ia bangga disapa, diutus oleh Tuhan sebagai “juruselamat”.

Malaikat Tuhan yang menampakkan diri kepadanya bukan sembarang malaikat, tetapi adalah TUHAN sendiri yang menampakkan diri dalam bentuk Malaikat. Tuhan menerima seluruh persembahan Gideon. Keajaiban terlihat nyata di depan mata Gideon, semua korban persembahannya diterima oleh Tuhan melalui api ajaib yang muncul dari batu. Seketika muncul reaksi ketidaklayakan Godeon, perasaan mati (celaka), sebab berhadapan muka dengan Tuhan.

Di hadapan Tuhan yang mahaangker, Gideon masih tetap dapat hidup karena dijamin oleh Tuhan (ay 23). Kemuliaan Tuhan dapat memusnahkan orang yang berhadapan dengan Tuhan. Gideon memperoleh anugerah besar, sehingga ia bisa tetap hidup (diselamatkan).

Panggilan Gideon diteguhkan dengan penampakan Tuhan. Ia ditemui, disapa, diutus untuk melakukan keselamatan bagi Israel. Sebenarnya, Tuhan yang sangat rindu menyelamatkan umatNya. Namun ia harus memakai Gideon sang pahlawan gagah berani.

Pertemuan ajaib dengan Tuhan pada hari itu, ditandai oleh Gideon dengan mendirikan rumah penyembahan (ay 24) dan ia memberi nama kepada rumah mezbah itu dengan: “Tuhan Keselamatan”. Dalam bahasa Ibrani dipakai “ADONAI SYALOM” (qere). Alasan pemberian kepada rumah doanya adalah karena ia tetap hidup (selamat) ketika berhadapan muka ke muka dengan Tuhan yang semestinya ia mati.

Di masa kini (2020) masih banyak orang melakukan penyembahan2 berhala (roh-roh jahat) dalam berbagai bentuk di sekitar kita. Banyak tempat “pesugihan”, banyak orang mencari “wangsit” di kuburan2, banyak orang mengandalkan jimat2, banyak orang masih menyembah patung2 dalam bentuk gambar manusia atau hewan, masih banyak orang membakar dupa kepada roh-roh orang mati dll.

Kita ada di tengah2 mereka, apakah kita dipanggil dan diutus membebaskan mereka dari cengkeraman kuasa roh-roh jahat? Suatu panggilan mulia membebaskan mereka dari penindasan rohani.

Salam dipanggil dan diutus “menyelamatkan”

Ev. Tonny Mulia Hutabarat

8 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *