Renungan 5 Maret 2021

Dosa & Penindasan

Hakim 13:1

Jangan pernah berkata dosa itu manis, enak dan sedap. Dosa itu mematikan!

Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin empat puluh tahun lamanya (Hakim 13:1)

Sesungguhnya rancangan Tuhan untuk umatNya adalah rencana damai sejahtera secara jasmani maupun rohani. Ia menciptakan manusia dengan perjanjian kebaikan dan berkat. PerjanjianNya meliputi perjanjian anugerah (pemberian khusus) dan perjanjian kerja agar mereka memperoleh seluruh kepenuhan berkat Tuhan. Perjanjian kerja menyangkut kesetiaan umat untuk hidup seturut denganNya dan melakukan mandat sosial dan budaya. Ketika perjanjian kerja dilanggar maka dari pihak Tuhan akan memberikan sanksi, dan tidak dapat diganggu gugat oleh manusia sebagai pihak yang telah menerima persetujuan dengan meterai.

Tuhan Maha Penyayang telah memberikan keamanan selama 31 tahun kepada bangsa Israel dibawah kepemimpinanNya yang diwakili oleh Yefta-Ebzan-Elon-Abdon (total 31 tahun). Namun setelah mereka wafat, Israel berbuat jahat.

Dalam Alkitab berbahasa Ibrani ada kata “terus menerus” yang tidak termaktub dalam Alkitab berbahasa Indonesia. Jadi diterjemahkan “Mereka (Bani Israel) terus menerus melakukan (membuat) kejahatan (yang dapat dihitung)”. Dalam jangka waktu yang lama mereka mengulang-ulang kejahatan yang sama, secara komunal (dosa berjemaah). Kita menduganya adalah penyembahan berhala (perjinahan rohani). Mereka memiliki sifat dan perilaku jahat.

Mereka melakukan dosa (kejahatan) di mata Tuhan. Persis di kelopak mata Tuhan. Frasa “jahat di mata Tuhan” berulang-ulang disebutkan dalam kitab Hakim. Israel mengetahui (sadar) secara theologis bahwa mata Tuhan memiliki daya jangkau melebihi mata elang namun mereka tetap melakukannya. Ia mahamelihat segalanya. Tak ada manusia yang dapat bersembunyi dari pendeteksian mata Tuhan. Ia dapat melihat segala sesuatunya dengan jelas (tepat). MataNya mengawasi dengan detail. Mereka berdosa tanpa rasa malu sekalipun dalam pengawasanNya. Hal inilah yang membuat hati Tuhan membara murka. Israel melakukan kejahatan di dalam penglihatan Tuhan. Mereka terus menerus secara sengaja dan berulang-ulang melakukan kejahatan persis di hadapan Tuhan. Berdasarkan perjanjian umat dengan Tuhan, maka yang melanggar perjanjian akan diberikan sanksi hukum.

Tuhan menyerahkan mereka ke tangan Filistin (tidak berada dalam pemeliharaan tangan Tuhan) selama 40 tahun. Waktu yang tidak singkat untuk mengalami suatu penderitaan. Bangsa Filistin adalah bangsa barbar yang tidak mengenal keperimanusiaan. Mereka menyiksa, merampas, memperkosa wanita, membunuh, menghabiskan logistik tani dan ternak, memperbudak dengan biadab dst.

Perjalanan padang gurun dalam pimpinan Musa (Tuhan) juga selama 40 tahun. Makanan dan minuman gratis turun dari surga, mendapatkan pengajaran firman Tuhan, pada siang hari ada embun surga sebagai payung perteduhan memberi kesejukan menahan hujan dan panas, pada malam hari ada tiang api yang memberikan penerangan dan kehangatan. Indah luar biasa selama 40 tahun, pakaian dan sepatu/sandal tidak pernah rusak.

Akibat dosa, Israel tak memperoleh makanan dan minuman karena dirampok. Mereka cemas sepanjang waktu, karena sewaktu-waktu tentara datang menyiksa, merampok, memperkosa dan memperbudak. Selama 40 tahum mereka ditindas oleh Filistin. Ya, Tuhan yang menyerahkan (Ibrani: natan) mereka ke dalam penindasan. Dosa tak dapat disetujui oleh Tuhan. Pendosa (si jahat) harus dihukum sekalipun itu umatNya.

Jangan anggap enteng dosa. Sangat parah. Sebagai anak2 Tuhan lebih baik menghindarkan diri. Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
5 Maret 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *