Renungan 28 April 2021

Penggagas Keselamatan

— Keselamatan adalah dari TUHAN — (Yunus 2:9)

Sang Nabi Yunus, sedang berada di perut ikan, dan berteriak dari kekelaman tersebut, bahwa keselamatan adalah hak pregrogatif Tuhan. Ia menolak tugas, bahkan lari ke Tarsis dan dilemparkan ke laut kemudian ditelan ikan besar. Tuhan tetap menyelamatkan nabi yang melarikan diri. Karakter buruk sang nabi tidak mempengaruhi kemurahan TUHAN. Nabi tetap diselamatkanNya. Suatu indikasi theologis soteria, bahwa moral tidak penentu keselamatan seseorang.

Kata “keselamatan” yag dipakai dalam bahasa Ibrani adalah “yeshuw`ah”. Dari ayat ini bahwa penggagas keselamatan adalah Tuhan. Sekalipun bangsa Niniwe hidup dalam kejahatan (dosa) besar (Yun 1:2). Kemurahan Tuhan terlalu besar. DIA penuh belas kasihan.

Bagi Tuhan harus memberikan keselamatan kekal kepada bangsa Niniwe. Hak pregrogatif sorgawi. Sekalipun mereka adalah bangsa biadab barbar, diselamatkan secara luar biasa.

Yunus dipakaiNya untuk menginjil. Sekalipun sang nabi dengan terpaksa dan tanpa hati yang berbelas kasihan pergi ke Niniwe menyuarakan pertobatan. Bahkan dengan nada dan emosi kemarahan yang luar biasa. Justru raja dan rakyat Niniwe rela bertobat dan mereka terselamatkan oleh Tuhan.

Tuhan tetap memakai Yunus sebagai alat efektif untuk pemberitaan firman Tuhan sekalipun hatinya tidak rela, bersungut2 bahkan marah2 kepada Tuhan. Pemarah yang tidak murah hati tetap dipakaiNya untuk membawa pesan keselamatan dari TUHAN.

Dari awalnya sampai akhir tugasnya, Yunus menolak panggilan misi ke Niniwe dengan alasan bahwa bangsa ini patut dihukum, sbb mereka jahat, melawan hukum Tuhan, dan pernah menyerang kota Yerusalem dengan keji, sadis, kejam dan biadab. Bagi Yunus orang jahat harus dihukum. Ya, memang tak ada kebaikan pada bangsa Niniwe hingga pantas untuk diselamatkanNya. Namun tersindir juga bahwa Yunus yang tidak taat, tidak tunduk pada Tuhan adalah suatu kejahatan besar namun diselamatkan dari perut ikan.

Kebaikan yang paling bajik tak ditemukan pada bangsa Niniwe, mereka barbar, namun sangat mengejutkan bagi Yunus bahwa justru mereka dibelaskasihani oleh Tuhan. Niniwe diselamatkanNya. Roh Kudus membuat hati orang2 Niniwe percaya pada firmanNya.

Yunus mewakili dari jutaan manusia yang tak mampu memberikan “belas-kasih” kepada pendosa. Paulus paling “berdosa” dari semua kaum beragama, namun ditangkap dan diselamatkan. Tuhan mampu menjauhkan hati keras dari hidup mereka. Penjahat yang disalib bersama Yesus, dijaminNya pasti masuk sorga setelah mereka mati. Oleh kasih karunia sebagian orang mendapatkan keistimewaan untuk diselamatkan sementara yang lain tidak sekalipun berbungkus kesalehan.

Ketika firman diperdengarkan oleh Yunus kepada bangsa Niniwe, raja memaklumkan puasa dan bersedia percaya dan bertobat kepada TUHAN. Tuhan menggagas iman, membuat mereka percaya kepadaNya dan memberikan keselamatan bukan penghukuman. Ironisnya, Yunus tetap marah membara ketika orang-orang Niniwe sudah masuk sorga.

Mengapa harus iri dan marah jika orang jahat masuk sorga? Mestinya bersukacita.

Salam merayakan keselamatan orang lain.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
28 April 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *