Taktik Teka-Teki
Hakim 14:12-20
Teka-teki dlm Ibrani adalah chiydah = “hard question”, “dark saying”, “ambiguous saying”, “enigmatic question”. Teka-teki di dunia Timur kuno menjadi permainan favorit untuk menguji wawasan dan untuk menjalin persahabatan yang lebih erat. Permainan ini tentunya tidak sulit sebab biasanya teka-teki sudah umum diketahui. Namun teka-teki yang dilontarkan Simson tampaknya serius dan beresiko. Beban yang harus ditanggung kedua belah pihak adalah tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran. Umumnya, teka-teki yang terjawab mendapat hadiah hiburan.
Pertanyaan sulit yang diberikan tidak bisa dijawab pengiring pengantinya. Sebab perkataan yang membingungkan dari Simson adalah pengalamannya mengalahkan singa dan yang mengeluarkan madu. Tentu teka-teki ini belum dikenal di Filistin.
Strategi ilahi dibalik perkataan sulit, mendorong 30 pengiringnya berkonspirasi dengan gadis Timna dengan ancaman akan membakar rumah dan membunuh seluruh keluarganya. Ancaman dikeluarkan karena sudah tiga hari tidak dapat mengurai tekateki yang membingungkan mereka. Sampai hari ketujuh mereka belum mendapatkan jawaban dan memaksa gadis Timna harus melakukan kelicikan dengan ancaman mereka membuatnya jatuh miskin. Air mata buaya istrinya dapat meluluhkan hatinya untuk membuka rahasia teka-tekinya.
Jawaban “madu yang manis” berubah menjadi racun pahit bagi pemimpin2 Askelon yang menerima kemarahan Simson yang dikendalikan Roh Tuhan untuk membunuh tentara Filistin sebanyak 30 orang. Ia merebut 30 pakaian mahal dan pakaian kebesaran dari pejabat2 tinggi di Askelon. Mereka adalah pemimpin2 kota-kota di Askelon yang menggerakkan tentaranya untuk menindas Israel.
Staregi teka-teki sulit adalah jalan menimbulkan konspirasi istrinya yang menyulut kemarahan atas bocornya rahasia. Roh Tuhan menguasai kekuatan jiwanya untuk memenuhi hadiah 30 pakaian mahal yang dipakai pembesar. Keramahannya diabaikan oleh pejabat2 Askelon yang pada akhirnya mereka menerima kematiannya masing-masing. Taktik ilahi ini adalah jalan untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan dari pemimpin Askelon (Filistin).
Roh Tuhan “memasuki” (literarnya: menimpa) Simson hingga memperoleh kekuatan supra alamiah yang sanggup melumpuhkan 30 orang laki-laki sekaligus. Tujuan pembebasan Israel tahap pertama sudah tergenapi (tercapai).
Akhir cerita ini menempatkan sisa kemarahan Simson dan pengkhianatan (perselingkuhan) istrinya dengan salah satu pengiring pengantinnya. Kemarahan Simson atas penghinatan istri juga sebagai alat untuk melaksanakan hukuman kepada Filistin (cerita perikop selanjutnya).
Tuhan menempatkan Simson pada situasi sulit. Teka-tekinya dibocorkan. Ia harus membayar janjinya memberi 30 baju mahal. Ia dihianati istri. Dan ia sudah membunuh 30 pemimpin kota2 Askelon (akan ada usaha balas dendam selanjutnya). Semua situasi sulit ini adalah taktik ilahi yang dipakai sebagai jalan mencari gara2 (kesempatan) untuk melenyapkan banyak tentara Filsitin.
Roh Tuhan mengendalikan Simson secara efektif di tanganNya untuk menggenapkan rencanaNya agar umat Israel mengalami keselamatan dan damai.
Pernahkah kita dibawaNya kepada situasi2 sulit, agar rencanaNya digenapi melalui diri kita? Sukacita yang luar biasa bila kita menyadarinya. Dalam situasi2 sulit getir yang tercipta dalam hidup kita, apakah kita juga sudah membebaskan banyak jiwa dari penindasan dosa dan mengarahkan mereka untuk menerima keselamatan jiwa yang sejati?
Ev. Tonny Mulia Hutabarat
26 Maret 2021