1 Korintus 15 : 20 – 23
20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Persekutuan orang percaya dengan Kristus seringkali dipahami berawal dari dipersatukannya orang tersebut melalui iman percayanya secara pribadi, namun demikian sesungguhnya kita memiliki kaitan dengan Kristus bermula jauh sebelum semuanya itu. Hal ini sesuai dengan apa yang firman Tuhan katakan, bahwa segala sesuatu diciptakan melalui Sang Firman dan itu artinya termasuk kita baik orang-orang yang sudah percaya maupun yang menolak Kristus diciptakan melalui Dia. Di sinilah kita melihat luar biasanya kasih Allah yang bukan saja mencipta kita melalui Sang Firman namun lebih dari itu juga menyelamatkan kita dan mencipta ulang kita di dalam Kristus. Karya Allah melalui Roh Kudus, melahirkan kita kembali ke dalam Tubuh Kristus, sebagai ciptaan baru yang diselamatkan dan tentunya agar dapat menjalani sebuah kehidupan yang baru bagi Allah di dalam Kristus.
Hidup bagi Allah tentunya tidak dapat diusahakan sendiri, hidup bagi Allah hanya bisa terwujud ketika Kristus hidup di dalam kita. Persatuan dengan Kristus memampukan kita untuk hidup seperti Dia dan lebih dari itu segala sesuatu yang Kristus telah lakukan diperhitungan dan dianugerahkan menjadi milik kita. Salah satunya kemenangan atas maut, Dia yang telah menang, menganugerahkan kemenangan bagi kita sehingga nantinya kita akan dibangkitkan dan maut tidak lagi berkuasa atas hidup kita. Mengingat Allah setia melakukan bagian-Nya, maka sudah seharusnya kita pun setia melakukan bagian kita dengan taat. Kita harus bisa mati bagi diri sendiri dan terus berusaha untuk hidup bagi Dia yang telah mati dan bangkit bagi kita. Salah satu wujud mati bagi diri namun hidup bagi Dia adalah dengan cara terus menerus berjuang dan menang melawan dosa.
Agar kita bisa mewujudkan kemenangan itu, kita harus selalu menyadari bahwa kita sudah dipersatukan dengan Kristus. Kesadaran ini penting agar kita tidak lengah dan dikuasai ego sendiri serta segala keinginan pribadi kita yang cenderung menjauhkan kita dari Allah dan kehendak-Nya. Kita juga harus senantiasa menjaga kekudusan hidup (tubuh) kita yang adalah Bait Allah, hal ini akan membuat kita terus waspada terhadap dosa dan segala godaannya. Menjalani kehidupan seperti yang dikehendaki-Nya di dalam hidup kita harus menjadi tujuan utama sehingga kita senantiasa diingatkan untuk mencari kehendak-Nya dan taat untuk menjalani kehidupan seperti yang dikehendaki-Nya. Amin.
Ev. Franky Oktavianus Nugroho
21 Januari 2021