Renungan 17 Maret 2021

Cinta Pertama Yang Berasal dari TUHAN — Hakim 14:1-4

— (3) Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” (4) Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel. (Hakim 14:3-4)

Anda pernah jatuh cinta pada pandangan pertama? Bila “the power first love” itu pernah ada, maka semua batasan2 dan larangan2 akan anda abaikan demi memilikinya. Apakah cinta pertamamu datang dari “agaphe” atau dari “eros”?

Simson sang pahlawan gagah berani yang sepenuhnya dikuasi Roh Tuhan dan sebagai nazir sejak bayi pun mengalami rasa suka pada gadis Timmna (nota bene musuh bangsa Israel).

Pandangan pertama di daerah Timna, menggugah Simson untuk membuat proposal ijin kepada orang tuanya, walau ditolak. Namun cintanya lebih kuat dari kemauan orang tuanya. Perkecualian khusus bagi Simson yang sudah menginjak remaja pemuda, diperbolehkan melihat secara mendalam hati seorang gadis Timna untuk dijadikan istrinya. Orang tuanya tahu betul bahwa orang Israel tidak diijinkan oleh Taurat Musa mengambil seorang perempuan Kanaan (Filistin).

Manoah mengusulkan agar mata Simson diarahkan kepada gadis2 Israel yang jauh lebih baik nan cantik (rohaninya). Mereka mencegah anaknya, namun perasaan cinta itu didorong oleh Tuhan , sebagai strategi mencari gara2 kepada orang Filistin. Cinta pertama Simson lahir/bersumber dari Tuhan . Ia harus mencintai/mengasihi musuhnya.

Tentu masuk akal alasan penolakan orangtuanya sbb gadis itu adalah keluarga musuh dan penindas mereka selama 40 tahun. Mana mungkin bisa bersahabat dengan musuh yang kejam. Ya, Simson datang memberikan cinta kasih kepada salah satu musuh mereka. Tindakan Simson tak terpikirkan oleh orang tuanya bahwa hal itu dari Tuhan asalnya . Dalam teks Ibrani “bahwa perempuan tersebut dari Tuhan”. Jadi Tuhan yang memberikan perempuan itu kepada Simson. Peristiwa ini seperti Adam yang diberikanNya Hawa. Tuhan yang berinisiatif memberikan gadis Timna kepada Simson.

Rasa “suka” Simson terjadi bukan secara alamiah (dorongan biologis). Teks suci menyatakan bahwa cinta itu lahir dari Tuhan (“dari pada Tuhan asalnya [ay 4a]). Bagi orang tuanya Manoah mungkin cinta Simson sesuatu yang berbahaya, namun ini adalah strategi/taktik ilahi, agar Simson dapat memasuki area Filistin (lebih dekat dengan musuh untuk menghancurkannya). Perbuatan Simson yang tidak berkenaan menurut Taurat dikunci oleh penulis dengan menyatakan bahwa jatuh cintanya datang dari Tuhan. Gadis Timmna itu benar dimatanya (Ibrani: yasyrah be’enay). Dengan pimpinan Tuhan, Simson berani melangkah mempersunting gadis Timna. Keseluruhan bangsa Filistin jahat, tetapi salah satu gadis Timna benar di mata Simson.

Simson “disetir” mutlak oleh Tuhan, matanya diarahkanNya untuk mendekati gadis Timna. Simson mengabaikan nasehat orang tuanya demi kehendak Tuhan yang terjadi. Perasaan romantis Simson dipakai Tuhan untuk mewujudkan rencanaNya. Cinta terlarang (menurut Manoah) dilegalkan dengan pernyataan “dari Tuhan asalnya”. Simson harus mencari (kata kerja piel) gara-gara (Ibrani: kesempatan) dengan mengambil gadis Timna. Taktik ini dipakai nantinya untuk menghancurkan daerah Timna.

Asumsi saya, bahwa Simson pun tidak mungkin menikahi gadis Filstin tersebut, namun demi mewujudkan kehendak dan tujuan Tuhan maka ia melakukannya demi kemuliaanNya. Jadi, Tuhan memang menempatkan keinginan cinta yang kuat tersebut kepada Simson demi mewujudkan rencanaNya.

Tuhan seringkali ingin membebaskan umatNya dari penjajahan dosa dengan cara yang tak terpikirkan oleh manusia. Perkataan Tuhan Yesus direkam oleh Matius: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Mat 5:43-44. Simson sedang mengamalkan kehendak TUHAN.

Tuhan! mampukan saya mengasihi musuhku

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
17 Maret 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *