Persembahan Kepada Tuhan Yang Nama-Nya Ajaib
Hakim 13:15- 23
Lalu diperbuat-Nya keajaiban, sementara Manoah dan isterinya memandanginya. (Jdg 13:19 ITB)
Manoah memperkirakan bahwa Pribadi Sorgawi yang menampakkan diri kepada mereka, yg terlihat baginya hanya seorang laki-laki biasa, menyukai jamuan daging kambing sebagai keramahan persabatan & perjanjian kasih. Ia berusaha menahan tamu yang membawa kabar baiknya. Ia ingin menghormati tamu dengan memberikan olahan kambing muda (memberikan yang terbaik kepada tamu). Sebagai tradisi Timur yang sopan santun, penghargaan dan menjalin relasi kepada tamu. Namun Raja sorgawi mengarahkan pikiran Manoah agar melakukannya bukan kepada manusia biasa, tetapi kepada TUHAN.
Malaikat Tuhan tidak akan menyantap (menyukai) daging dan roti kecuali roti dan daging diolah menjadi kurban persembahan kepadaNya. Tuhan datang bukan hanya sekedar untuk ditahan (menahan) makan daging dan roti, kecuali olahannya dipersembahkan sebagai persembahan kepada Tuhan, sebab tamunya bukan manusia biasa yang disambut dengan keramah-tamahan, namun DIA adalah Tuhan yang harus disambut dalam penyembahan agung melalui persembahan korban (ritual sakral).
Dalam masyarakat Timur normal menanyakan nama dan asal usul tamu, sebagai tanda kesopanan untuk mempererat silaturahmi. Manoah penasaran tentang kehadiran tamu spesialnya. Bila ia memperoleh nama, asal usul akan semakin memberikan rasa hormat yang tinggi. Bila ia orang yang “ternama” maka persembahan kemuliaan diperbesar. Bagi Manoah BELIAU sangat rahasia. Sebab Ia sangat menakutkan, tampak sebagai abdi Tuhan (manusia) biasa tetapi juga seperti malaikat. Dengan singkat Sang Tamu Agung memberitahukan bahwa namanya AJAIB .
Menurut Nabi Yesaya bahwa hanya Tuhan yang memiliki nama yang ajaib. Dalam konteks pemberitahuan tentang kelahiran juruselamat Sang Immanuel diberi gelar AJAIB (Yesaya 9). Jadi Manoah sedang bertemu dengan KRISTUS namun bagi Manoah belum terlalu jelas sebab ia hanya bertanya2. Ia hanya tahu bahwa persembahan kurban kambing dan roti diberikan kepada MALAIKAT TUHAN YANG NAMANYA AJAIB. Kata ajaib yang dipakai dalam ayat ini dalam bahasa Ibrani adalah pil’iy atau pil-ee’ artinya seseorang yang benar-benar luar biasa dan hanya dia satu-satunya yang luar biasa tidak ada yang seperti dia, ia tidak mudah dipahami (ajaib). Jadi nama pil’iy hanya disandangkan kepada TUHAN. Manoah mengenal nama Yang Ajaib dan tahu memanggilnya adalah suatu langkah iman untuk mendekat, melekat dan memuliakanNya. Korban persembahan adalah sebagai alat suci untuk mendekati/mencium Yang Maha Ajaib.
Manoah tidak bertugas sebagai iman, ia hanya meletakan persembahannya di atas batu. Tuhan melakukan keajaiaban atas persembahannya, dimana api korban naik ke langit (sorga) demikian juga malaikat Tuhan di dalam nyala api. Tuhan yang menguduskan (mengistimewakan) korban tersebut menurut prosedur dalam Taurat. Di saat pengudusan korban tersebut, Tuhan melakukan perbuatan ajaibNya. Keajaiban yang terjadi adalah Tuhan menerima (memakan) seluruh korban tersebut. Pemandangan yang indah dan mulia ini membuat Manoah dan istrinya sujud kepada Tuhan. Mereka telah sadar bahwa yang mendatangi mereka adalah TUHAN dalam rupa manusia dan malaikat. Pengalaman luar biasa.
Api kemulian Tuhan dalam korban persembahan adalah tanda kehadiran Tuhan dan penerimaan korban sebagai harga penebusan, pengampunan dan penyucian dosa sekaligus menerima penyembahan.
Mereka memandang keajaiban Tuhan Yang Ajaib. Manoah sangat takut mati sebab ia telah melihat Tuhan. Manoah memiliki pengetahuan iman, bahwa melihat Tuhan akan mematikan berdasarkan Kejadian 16:13 dan Keluaran 33:20. Namun istrinya juga menenangkan Manoah dengan memiliki pengetahuan iman yang lebih dalam bahwa ketika Tuhan menampakkan diri kepada umatNya, mereka tidak akan mati sebab ada kompensasi pengorbanan binatang dan roti suci.
Kemurahan, rahmat, anugerah, kasih setia Tuhan diperlihatkan kepada umatNya yang diwakili dalam pertemuan Manoah dan istrinya di masa keberdosaan Israel dan penindasan Filistin. Tuhan datang memberikan kabar baik, bahwa akan lahir “juruselamat” bagi Israel.
Tuhan Yesus telah mendatangi umatNya bahkan memberikan diriNya sebagai korban persembahan suci di Golgata. KematianNya yang ajaib (tak terpahami) telah menyelamatkan umatNya dari hukuman maut. Apakah balas kita kepadaNya selain memberikan persembahan yang berkenan kepadaNya yaitu mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang istimewa (bdk Roma 12:1)
Salam menyembah Nama Yesus Yang Ajaib!
Ev. Tonny Mulia Hutabarat
12 Maret 2021