Renungan 12 Januari 2021

KOLOSE 2 : 6 – 15

6  Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.

7  Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

8  Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.

9  Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,

10  dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.

11  Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

12  karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

13  Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,

14  dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:

15  Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.

Dalam Hukum Taurat jelas dikatakan bahwa setiap laki-laki dari umat TUHAN haruslah disunat pada hari ke delapan.  Apakah hal ini juga berlaku bagi orang Kristen yang adalah umat TUHAN juga?  Apalagi Tuhan Yesus sendiri pun juga disunat pada hari ke delapan.  Meskipun demikian kita harus ingat, Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa sunat itu bukan dari Musa yang mengajarkan Taurat namun dari zaman Abraham.  Abraham disebut sebagai Bapa orang beriman, menegaskan bahwa kepadanya diberikan status sebagai orang benar bukan karena melakukan Taurat melainkan karena beriman sebelum dia disunat.  Sunat ditetapkan oleh TUHAN untuk menjadi tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya; bukan berbicara ttg keselamatan orang beriman.

Dalam surat Kolose dengan jelas dikatakan bahwa setiap orang percaya (laki-laki dan perempuan) telah disunat bukan oleh manusia secara lahiriah melainkan penanggalan tubuh yang berdosa melalui salib Kristus yang telah mati dan dibangkitkan untuk menyelamatkan kita.  Hal ini berarti bahwa Perjanjian dengan Allah tidak batal namun tanda perjanjian tersebut bukan lagi sunat melainkan baptisan yang merupakan tanda sebagai orang percaya sekaligus melambangkan karya Roh Kudus yang menyucikan kita kembali dari ketidaktahiran kita.  Baptisan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara menggunakan air sebagai lambang pengkudusan, namun baptisan yang sah hanya dilakukan satu kali saja (baik masa kanak-kanak ataupun dewasa) di dalam 1 Nama Allah Tritunggal; dalam nama Bapa dan Putra (Anak) dan Roh Kudus, selain itu tidaklah sah.

Namun demikian menjadi orang Kristen mestinya bukan sekedar dibaptis untuk mendapat pengesahan sebagai orang yang beragama Kristen dan menjadi anggota dari sebuah gereja.  Melainkan bagaimana kita dapat hidup dalam anugerah TUHAN, dengan penuh kesadaran bahwa hidup yang kita jalani adalah anugerah yang semestinya dipenuhi dengan tanggung jawab sebagai orang percaya.  Tanggung jawab tersebut antara lain dengan kesetiaan untuk beribadah, kerelaan untuk melayani TUHAN sesuai dengan talenta dan karunia yang kita terima dari-Nya, bersedia untuk terus menerus mengusahakan pertumbuhan iman dan pengenalan yang benar akan Tuhannya.  Sehingga kita disebut sebagai orang percaya bukan hanya karena kita dibaptis namun juga karena Tuhan Yesus sungguh hidup di dalam dan melalui hidup kita.  Amin.

Ev. Franky Oktavianus Nugroho
12 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *