Renungan 11 Januari 2021

Tugas Pertama Gideon

Mendirikan Mezbah & Meruntuhkan Baal

Hakim 6:25-32

Gideon diperintahkan memulai reformasi dari rumah ayahnya (ay. 25, 26). Ia wajib meremukkan mezbah Baal milik ayahnya, mungkin juga seluruh kota. Tuhan memperlengkapinya dengan kuasa untuk melakukan misi yang tidak mudah.

Tuhan memerintahkan Gideon untuk mendirikan mazbah yang benar. Dua lembu jantan yang dipersembahkan berumur tujuh tahun untuk pengampunan dosanya sendiri, dan ayahnya atau seluruh Israel. gideon masih memegang hukum Taurat tentang pentahiran.

Mereka wajib berdamai dengan Tuhan sebelum mengalahkan Midian. Kerohanian mereka terlebih dahulu ditata/dibenahi/diperbaiki. Dosa2 harus disingkirkan, agar Gideon menjadi seorang pria yang hebat, demi penghancuran mezbah Baal.

Gideon taat pada penglihatan surgawi (ay. 27). Dia dibantu pelayannya menghancurkan altar Baal. Dia menimbulkan ketidaksenangan keluarga ayahnya. Ia berpihak pada kesetiaan Tuhan, Dia tidak takut akan kemarahan manusia/masyarakat. Namun ia memilih melakukannya pada malam hari untuk mempermudah operasinya.

Reaksi orang kota terhadap hancurnya tugu Baal belum menyadarkan mereka untuk berpaling kepada Tuhan malah masih mencari pelaku penghancur berhala. Gideon dan keluarganya dituntut dan dibawa ke pengadilan rakyat untuk dihukum mati. Mereka masih “ngotot” membela Baal. Mereka “gila” terhadap idola Baal. Penyembah berhala menjadi penganiaya orang benar (ay 28-31) .

Ayahnya, Yoas, berbalik mendukung Gideon dengan menyatakan yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Gideon diselamatkan dari tangan penganiaya oleh ayahnya sendiri (ayat 31).

Orang Israel menentang Gideon, bersikeras dihukum mati. Israel benci direformasi. Mereka suka berjalan bertentangan dengan Tuhan. Namun Yoas muncul membela anaknya. Yoas, pemimpin kota memiliki kekuatan melindungi orang yang jujur dengan tujuan yang benar. Yoas dipakai melayani Tuhan untuk kebaikan.

Yoas sebelumnya pecinta Baal, namun berubah dan setuju menghancurkan penyembahan berhala. Ia menghargai putranya yang berbudi luhur, gagah, berharga, muda, dan tidak jahat karena tidak bergabung dengan pemujaan Baal. Yoas memiliki kebaikan untuk Baal, namun ia memiliki kebaikan yang lebih besar untuk putranya. Ia peduli pada perdamaian dengan Tuhan. Keyakinan Gideon yang kuat kepada Tuhan dapat mencondongkan hati Yoas untuk berdiri disampingnya, dan kemudian percaya kepada Tuhan (ay 32).


Gideon dan Yoas berani membuat dan menegakkan perubahan demi kemajauan kualitas kerohanian. Rasa gentar untuk mewujudkan visi pertumbuhan rohani di tengah onak dan racun, mungkin ada, namun rasa menerapkan kehendak Tuhan lebih besar untuk diperjuangkan. Di tengah masyarakat yang dingin/beku terhadap hal rohani, orang percaya dubutuhkan hadir untuk memecahkan keangkuhan. diperlukan keberanian yang bersumber dari dorongan ROH untuk menerobos tradisi “buta” rohani menuju gaya hidup disiplin rohani. Kemiskinan rohani hanya dapat diperjuangkan dengan perubahan hidup, fokus pada TUHAN.

Salam mendirikan mezbah bagiNya

Ev. Tonny Mulia Hutabarat

11 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *