Kunyanyikan Tuhan-Ku
Hakim 5: 1 – 31
Gereja di sepanjang sejarah, berciri “bernyanyi”. Di masa tenang suara nyanyian jemaat sangat “keras”. Di masa penganiyaan pun banyak pujian rohani yang tercipta untuk penguatan iman. Bahkan ketika sampai di sorga, aktivitas “tunggal” adalah memuji-muliakanNya dengan nyanyian bersama malaikat-malaikat.
Minggu, 3 Januari 2021, jemaat akan beribadah on-site atau on-line. Bayangkanlah kalau kebaktian/ibadah, penyembahan kepadaNya ditata/ disusun tanpa ada nyanyian rohani. Mungkin terasa hampa. Ya dalam sejarah keselamatan umatNya, Tuhan bertahta di atas pujian-pujian umatNya (bdk “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel” Mazmur 22:3/4).
Orang Kristen masa kini untuk menyatakan syukur, pujian didominasi dengan nyanyian rohani, kidung rohani baik secara komunal maupun personal. Nyanyian adalah kata-kata yang disampaikan dengan irama untuk menggambarkan atau mengekspresikan iman. Nyanyian iman untuk menyenangkan hati Tuhan dan menguatkan iman penyanyi.
Debora dan seluruh suku Naftali dan Zebulon merayakan keamanan 40 tahun yang dipersembahkan oleh Tuhan. Mereka meresponi kebaikan Tuhan yang memberikan kemenangan. Mereka menaklukkan pasukan Yabin. Maka nyanyian pengajaran iman diabadikan selama 40 tahun.
Debora, multi talent, seroang nabiah, hakim, pengajar, motivator, panglima perang dan seniman, penyanyi rohani. Ia menyanyikan tentang Tuhan. Ia mendeskripsikan imannya bahwa Tuhan memelihara dan memberikan kemenangan kepada mereka. Pencapaian besar/gemilang adalah anugerah Tuhan (ay 3-4). Tuhan yang terlebih dahulu bergerak maju ke medan perang, bukan tentara Israel, sehingga pasukan Sisera mengalami guncangan seperti terkena gempa. Tuhan harus diagungkan melalui nyanyian pujian. Nyanyiannya menjadi semacam pengakuan iman di hadapan publik.
Dinyanyikannya tentang Tuhan yang saleh, namun juga Tuhan yang menjalankan penghakiman. RahmatNya digemakan untuk menghormati Tuhan yang kekal. Tuhan memiliki kedaulatan yang tak tertandingi dan kekuatan yang tak tertahankan, bahkan Tuhan yang memerintah semua demi kebaikan umatNya. Paradoks iman dan realita akhirnya hanya dapat dinyanyikan.
Dia memanggil orang-orang hebat di dunia, untuk memperhatikan lagunya, bahwa sebesar dan setinggi apapun mereka harus tunduk kepada Tuhan demi mendapat keselamatan. Pembesar diajak untuk memilih Tuhan bukan dewa2 palsu. Nyanyian rohani dijadikannya sebagai alat kebangunan rohani. Ya, ada banyak orang2 yang tersentuh (disentuh Roh) melalui “kuasa” pujian rohani.
Debora melukiskan kehebatan Tuhan seperti di gunung Sinai yang hadir dengan kedasyatanNya (ay 5). Tuhan membebaskan mereka dengan cara luar biasa melalui tangan seorang Ibu (Debora) [ay 6-8]. Mungkin sudah ada lebih ratusan ribu lagu rohani (dengan berbagai versi irama) tentang kedasyatanNya di seluruh dunia.
Lagu rohani dipakai untuk menyebarkan kehebatan Tuhan yang memelihara Israel dari musuh. Nyanyian pengajaran iman yang menguatkan Israel untuk selalu berpengharapan kepada Tuhan.
Pujian Debora dinyanyikan di tempat umum, di penimbaan air, di gedung2 pertemuan. Mereka mengagungkan perbuatan Tuhan yang ajaib (ay 9-13). Debora mengajak seluruh pahlawan perang merayakan kemenangan yang diberikan Tuhan.
Debora dan Barak sukses karena dukungan penuh dari dua suku (Naftali dan Zebulan) ditambah orang2 Heber. Sementara dalam lagu disindir beberapa suku yang tidak berperang (ay 14-19) karena terlalu banyak pertimbangan (mencari keamanan diri sendiri). Nyanyian rohani bermanfaat untuk menyemangati dan ada juga yang menegur kelemahan.
Nyanyian Debora menceritakan perjuangan Tuhan untuk Israel (ay 20-22). Tuhan menolong mereka menaklukkan musuh. Mereka menikmati keamanan selama 40 tahun (ay 23-30).
Barangkali kita bukan penyair lagu2 rohani. Namun dari sebagian besar lagu2 rohani yang digubah seniman Kristen dapat mewakili iman dan pengakuan percaya kita. Ada banyak lagu pujian yang menggetarkan hati kita. Dari nyanyian rohani itu ada roh yang mengalir di hati kita yang mendorong kita untuk memiliki iman yang teguh bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala dalam hidup kita. Perjalanan iman kita tanpa nyanyian rohani, rasanya kering.
Mari bernyanyi tentang Tuhan
Ev. Tonny Mulia Hutabarat
1 Januari 2021