Renungan 1 April 2021

Mazmur 133 : 1

Nyanyian ziarah Daud.

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

Sebuah Mazmur yang menekankan bahwa suatu persaudaraan atau persekutuan yang indah dapat terwujud melalui relasi yang rukun.  Namun demikian rukun itu sendiri tentunya bukan hanya sekedar tidak bertengkar namun lebih dari itu perlu diisi dengan hal-hal positif lainnya supaya terwujud persekutuan yang indah.  Otentisitas adalah salah satu hal yang penting, di mana di dalam persekutuan tersebut setiap orang di dalamnya bisa tampil apa adanya, tidak ditutupi dengan pencitraan, memiliki keterbukaan dan kejujuran tanpa takut untuk ditolak dan di sisi lain semua orang memiliki kerendahan hati untuk saling menerima satu dengan yang lain.  Wujud nyata persekutuan semacam ini adalah dengan adanya sharing kehidupan melalui pembicaraan yang mendalam dan bukan sekedar basa basi di permukaan saja.

Persekutuan sejati yang mengandung kebersamaan di dalamnya bukan sekedar sering berkumpul bersama-sama, namun lebih dari itu harus ada hubungan timbal balik (saling).  Saling memperhatikan, saling menguatkan, saling menasihati, saling mendoakan dll; intinya saling melayani.  Semua pelayanan yang melibatkan semua pihak secara timbal balik tadi didasari semangat memberikan yang terbaik sesuai yang kita mampu.  Sehingga di mana ada persekutuan, maka di situ pula terdapat berkat dari TUHAN.  Semua orang menjadi berkat bagi yang lain, saling menjadi berkat dan membagi berkat bagi sesama.

Dalam perjalanan hidup sebagai pribadi maupun sesama umat TUHAN, kita tidak luput dari yang namanya pergumulan hidup, sebagai sesama anggota persekutuan maka kita dapat mewujudkan simpati atau empati kita kepada sesama.  Bukan sekedar memberikan saran atau bantuan cepat yang bersifat sementara, namun kita ikut ambil bagian bersama dalam saling menanggung beban.  Persekutuan dalam penderitaan bersama, adalah untuk saling menanggung beban, sungguh alangkah indahnya jika terjadi persekutuan yang saling bersimpati dan empati satu dengan yang lain dalam persekutuan umat percaya.

Dalam pergumulan yang kita hadapi, bisa saja terjadi kejatuhan dalam hidup orang percaya, karena itu kita membutuhkan bantuan dari sesama saudara seiman, beberapa di antaranya dalam bentuk kasih, anugerah, pengampunan dan belas kasihan.  Persekutuan adalah tempat kasih karunia.  TUHAN sudah lebih dahulu mengampuni kita, maka kitapun wajib mengampuni satu dengan lainnya.  Mengampuni berarti tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, dan ingat tidak ada persekutuan tanpa pengampunan.  Karena itu marilah kita ikut ambil bagian dalam mewujudkan persekutuan yang sehat, diawali dengan kesadaran bahwa kita tidak dapat hidup sendiri.  Kita juga perlu evaluasi dan koreksi hubungan dengan sesama saudara seiman yang masih belum sesuai dengan firman Tuhan.  Selanjutnya, kita harus ambil langkah nyata dalam mewujudkan persekutuan yang sejati, dengan memperbaiki setiap hubungan kita dengan saudara seiman kita.  Selamat berjuang.  Amin.

Ev. Franky Oktavianus Nugroho
1 April 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *