1 Samuel 7:1-14

Penduduk Bet-Semes terletak di Yehuda yang didiami oleh imam-imam. Orang-orang Kiryat-Yearim membawa tabut Tuhan ke dalam rumah Abinadab dan anaknya, beserta Eleazer yang ditugaskan untuk menjaga tabut Tuhan. Orang Bet-Semes  terbunuh oleh kuasa Tuhan  sejumlah 70 orang (1 Samuel 6: 19), karena mereka telah melihat ke dalam tabut Tuhan. Oleh sebab itu orang Bet-Semes berkata “siapakah yang tahan berdiri di hadapan Tuhan, TUHAN yang kudus ini? Kepada siapakah IA berangkat meninggalkan kita?” (1 Samuel 6: 20). Kemudian tabut Tuhan itu tinggal di Kiryat-Yearim selama 20 tahun (1 Samuel 7: 2) sampai zaman Daud. Di sana bangsa Israel mengeluh kepada Tuhan.  Terpetik pelajaran rohani ketika  bangsa Israel diperhadapkan dengan orang Filistin?

  1. Pertobatan membuahkan kemuliaan TUHAN

    Samuel mengingatkan kepada bangsa Israel (1 Samuel 7: 3), agar bangsa Israel menyembah TUHAN dengan benar yaitu menjauhkan penyembahan berhala. Mereka diminta untuk  menyerahkan hidupnya kepada TUHAN dengan segenap hati dan beribadah kepada TUHAN. Ada janji TUHAN akan melepaskan bangsa Israel dari tangan orang Filistin. Bangsa Israel setelah mereka mendengarkan perkataan (khotbah) Samuel [ay 3] , mereka bertobat dan percaya kepada TUHAN. Orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan beribadah kepada Tuhan” (1 Samuel 7: 4). Oleh sebab itu bangsa Israel bertobat dan memuliakan nama Tuhan.

  2. TUHAN turun tangan atas perkara umat-Nya.

    Samuel memerintahkan kepada bangsa Israel untuk berkumpul di Mizpa mencurahkan isi hati mereka kepada Tuhan, mengakui serta berpuasa (1 Samuel 7: 6b). Pada ayat 8 bangsa Israel meminta agar TUHAN menyelamatkan dari tangan orang Filistin. Samuel mengambil seekor anak domba yang  menyusu untuk di persembahkan kepada Tuhan sebagai korban bakaran dan TUHAN pun menjawab dia (1 Samuel 7: 9).

Terjadilah pertempuran antara orang Filistin melawan bangsa Israel. TUHAN menyatakan kuasa-Nya dengan dasyat dengan cara “mengguntur dengan bunyi yang hebat, mengacaukan mereka” (1 Samuel 7: 10). Filistin terpukul kalah. Kemudian Samuel mendirikan mezbah dan menamakannya Eben-Haezer  yang artinya “sampai disini Tuhan menolong kita” (1 Samuel 7: 12), dan orang Filistin  tunduk dan tidak memasuki wilayah orang Israel. 

TUHAN tidak akan pernah membiarkan umat-Nya  untuk berjalan sendiri menjalani hidup, bahkan tidak akan pernah meninggalkan dalam suka dan buruk. Tangan TUHAN menopang dan menggenggam kita dengan kasih-Nya agar melihat karya indahNya.   Sebab Tuhan adalah “RAJA SEGALA RAJA” yang memberikan perlindungan besar.

Ev. Tonny Mulia Hutabarat
17 Desember 2021