NYANYIAN PUJIAN KEPADA YESUS — Lukas 1:46-56

LD Tonny Mulia Hutabarat
Selasa, 15 Oktober 2024

NYANYIAN PUJIAN KEPADA YESUS — Lukas 1:46-56

Pelajaran yang diperoleh dari pujian Maria menyambut kelahiran Juruselamat:

  1. Nyanyian Pujian Tentang Pikiran Yang Dipenuhi Dengan Kitab Suci.

Maria memahami Kitab Suci saat ia menyanyikan nyanyian ini. Ia menyinggung Mazmur 103, Mazmur 22, Mazmur 44, Mazmur 89, Mazmur 98, Mazmur 147, dan Mazmur 25, 1 dan 2 Samuel, Yesaya, dan Ayub. Dengan kata lain. Maria menghafal Kitab Suci, sehingga ketika saat-saat yang dibutuhkannya tiba. Ingatannya tersimpan dengan Kitab Suci. Ia akrab, baik dengan membaca atau mendengar, dengan Perjanjian Lama. Maria mengungkapkan perasaannya dalam bahasa Kitab Suci.

Maria sebagai pembawa Kristus ke dunia, tahu ada banyak bahaya yang dilewatinya. Hamil di luar nikah, dikucilkan (ia harus menghindar dari cibiran orang sekampung, ia berada tiga buan di rumah saudarinya Elisabet saat perutnya sudah mulai kelihatan buncit -1:56). Bahkan Yusuf berencana menceraikannya. Tidak ada yang menerimanya saat akan melahirkan. Bayinya berumur 2 tahun diburu akan dibunuh oleh Herodes. Pelarian ke Mesir. Anak-Nya akan dicacimaki sampai akan disalibkan. Maria memiliki kekuatan menghadapinya karena kedaulatan kuasa firman Tuhan memenuhi tangannya, kakinya, kepalanya, jantungnya, kulitnya, nafasnya.

  1. Nyanyian pujian tentang kerendahan hati. -1:46-48

Maria telah diberi posisi yang mengagumkan dan terhormat. Ia adalah pembawa Mesias. Selama ratusan tahun Israel telah menunggu kedatangan Mesias. Sejak zaman Abraham dan sebelum merentang kembali hingga zaman Adam, Israel telah menunggu benih yang akan meremukkan kepala ular. Momen panggilannya yang terbesar kini telah diungkapkan kepadanya. Tujuan utama kehidupan dan keberadaannya kini telah diungkapkan kepadanya, dan itu adalah posisi yang sangat berpengaruh dan bahkan berstatus dalam pekerjaan penebusan TUHAN. Dan tanggapannya adalah kerendahan hati. Maria mengakui dirinya sebagai orang berdosa -1:47. Ia membutuhkan juruselamat. Ia mengakui bahwa ia dirinya sebagai hamba, -1:48. Kerendahan hati adalah anugerah tertinggi yang dapat menghiasi karakter Kristen.

  1. Nyanyian Pujian Tentang Sikap Bersyukur.

Berulang kali ungkapan syukur dipanjatkan kepada Tuhan tentang perhatianNya, perbuatan ajaibNya, meninggikan orang yang rendah, mengenyangkan orang lapar, dan pertolonganNya.

Bayangkan sejenak. Maria masih lajang, seorang ibu yang tidak menikah dalam suatu agama dan budaya yang mana hal itu berarti pengucilan atau kematian; dan bangsa Israel berada pada titik terendah keberadaannya yang tidak merdeka selama setengah milenium (tidak ada raja, tidak ada suara Tuhan atau nabi, dijajah Romawi dll). Ada banyak yang bisa mengecilkan hati. Fokus Maria bukanlah pada keadaan-keadaan yang sulit itu putus asa itu, fokusnya bukan pada dirinya sendiri, tetapi fokusnya adalah pada rasa syukur kepada TUHAN. Ciri orang-orang kudus sejati di setiap zaman, era, dan keadaan adalah mensyukuri kehidupan bersama TUHAN. JC Ryle berkata, “Marilah kita bangun dari tempat tidur kita setiap pagi dengan keyakinan yang kuat bahwa kita adalah orang yang berutang dan bahwa setiap hari kita memiliki lebih banyak belas kasihan daripada yang seharusnya kita terima.”

  1. Kidung pujian tentang pentingnya pengenalan hubungan Tuhan dengan umat-Nya di Masa Lalu

Bagi Maria, cara Tuhan memperlakukan umat-Nya di masa lalu merupakan petunjuk tentang bagaimana Tuhan akan memperlakukannya. Itu adalah salah satu cara hebat kita mengatasi keadaan sulit dalam hidup kita sendiri. Itulah sebabnya penting untuk peduli dengan sejarah Alkitab dan sejarah gereja; untuk dapat melihat ke belakang dan melihat cara Tuhan memperlakukan umat-Nya di masa lalu, bagaimana Dia berbicara kepada mereka, bagaimana Dia menyelamatkan mereka, bagaimana Dia membantu mereka, apa yang telah Dia ajarkan kepada mereka.

Perhatikan ayat 50. “Kasih setia-Nya turun-temurun.” Maria mengetahui kisah itu. Dan kisah itu bukan hanya kisahnya. Ia belajar dari bagaimana TUHAN berurusan dengan Abraham dll di masa lalu, dan ia mengharapkan TUHAN berurusan dengannya secara pribadi dalam keadaan “bahaya” yangs sedang ia hadapi.

  1. Nyanyian Pujian Tentang Kepercayaan Pribadi Terhadap Perjanjian TUHAN.

Maria melandasakan hidupnya pada janji Tuhan -1:54-55. Maria menghubungkan kelahiran Yesus Sang Mesias yang dijanjikanNya kepada patriakhat iman pada masa lalu, terkhusus disebut Abraham. Tuhan tidak lupa janjiNya. Maria mengetahui satu rencana tunggal penebusan umat-Nya sejak Kejadian 3:15 telah digenapi di dalam dirinya. Maria berjalan dengan iman, tetapi iman bersandar pada janji-janjiNya. Dan janji-janji itu akan menanggung semua beban yang dapat ia (kita) tanggung. Kita dapat bersandar padaNya dengan yakin.

Maria menyanyikan imannya berdasarkan firman Tuhan. Dan ia percaya pada bayi yang dikandungnya adalah penebus dan penyelamat dirinya.