Minggu, 23 Oktober 2022 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat Keluarga Ishak dan Ribka (Kejadian 25 : 19 – 28)

Ishak dan Ribka dijodohkan oleh Abraham. menurut Kejadian 24: 67 kisah cinta yang indah
antara Ishak dan Ribka. Mereka menikah sudah dua puluh tahun dan belum memiliki anak (Kej. 25:20,26),
Ishak tidak mencari alasan untuk menikah lagi, bahkan setelah Ribka meninggal pun, ia tidak menikah lagi
sampai dia mati (Kejadian 35:29). Pelajaran dari rumah tangga Ishak & Ribka adalah orang tua yang
saleh. Mereka mencari Tuhan dalam doa. Tidak ada rasa khawatir karena bersandar kepada Tuhan (ay
22). Anak kembar yang dianugerahkan-Nya unik, dengan dua karakter yang bertolak belakang namun
sangat berbeda. Di dalam doa Ishak dan Ribka menerima keistimewaan kedua anaknya dengan cara
pembimbingan yang berbeda. Di masa tua, mereka terjebak dalam pilih kasih, dan tidak konsisten
terhadap Esau dan Yakub. Karena favoritisme (Kejadian 25:28). Pilih kasih, favoritisme, egoisme, kurang
komunikasi dan pygmalion kompleks mengakibatkan persaingan, iri, dendam rasa tidak aman dalam diri
anak mereka.
Keluarga bahagia diharapkan semua rumah tangga Kristen, maka orang tua perlu melakukan
edukasi dengan cara: (1). Harus membawa anak-anak ke hadapan Tuhan: mendidik mereka dengan
firman Tuhan sebagai prinsip hidup, contohnya adalah didikanAbraham terhadap Ishak, Hana dan Elkana
terhadap Samuel, termasuk juga Yusuf dan Maria terhadap Yesus. (2) Keteladanan adalah pendidikan
terbaik. Tutur kata dan perbuatan orang tua harus sejalan dengan apa yang diajarkannya, jangan lupa
mata dan telinga anak selalu mengikuti kita. (3) Orang tua harus mencintai anak-anak mereka secara
setara. Kita harus belajar menghargai keunikan setiap anak, mencintai dan berhubungan dengan setiap
anak sebagai individu. Jika tidak, kita akan menabur benih pilih kasih dan kehancuran dalam keluarga kita
sendiri. (4) Memaksimalkan tanggung jawab. Seperti apa yang disebut “membesarkan anak tanpa
mendidik adalah kesalahan ayah”Alkitab juga menegaskan: Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak
akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau
menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.” (Ams. 23:13-14). Sesungguhnya ini adalah
tanggungjawab orang tua; didikan yang benar akan berlangsung sampai turun temurun dan menjadi
keluarga yang memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *