Minggu, 19 Desember 2021 – Ev. Tonny Mulia Hutabarat
Mesias, Penyelamat UmatNya datang tepat pada waktunya ke dunia, sebab keadaan manusia sangat kritis darurat karena dilanda kuasa dosa yang mematikan, ibarat seorang yang sakit kristis di tengah lautan yang membutuhkan pertolongan. UmatNya bergelimang dalam dosa, bila Penyelamat tidak datang mereka akan binasa.
Latar belakang sosial era Nabi Mikha dalam konteks pemberitaan nubuatan Mesias adalah pada abad 8 SM dimana kemerosotan moral, religius, etika, moral merajalela. Tambah lagi kaum borjuis menindas kaum lemah. Mikha menyerukan pertobatan dan ancaman penghukuman. Untuk membangun keutuhan Israel diperlukan reformasi yang sejati. Nabi menyerukan bahwa masih ada kemurahan, pengharapan besar dari TUHAN. Pemulihan akan datang melalui Mesias dari keturunan dinasti Daud.
Nabi Mikha menyebutkan tipikal Mesias adalah bahwa DIA “kecil” tetapi sesungguhnya “RAJA”. Mikha berpandangan unik bahwa Mesias tidak muncul dari kota terkenal, yang lahir dari desa terpencil sebagaimana Daud juga, namun keduanya menjadi RAJA YANG BESAR di Israel, namun Mesias memerintah di seluruh alam semesta. Nats pasal 5:1 dikutip oleh Matius untuk menyebutkan bahwa orang majus dari Timur mencari bayi kecil yang adalah RAJA orang Yahudi. Herodes pun menyatakan Yesus adalah Raja pada saat ia melakukan interogasi beruntun sebelum disalibkan.
Nabi Mikha juga menyatakan tipikal Mesias adalah bersifat kekal tetapi real manusia. Diperbandingkan dengan Daud yang lahir, namun berhenti menjadi raja bahkan mati tetapi tidak dapat bangkit bahkan tak dapat datang kembali ke dunia. Sedang Mesias akan lahir secara unik dari rahim perawan perempuan oleh ROH KUDUS. DIA pasti mati namun dapat bangkit pada hari ketiga dan akan datang kembali, dan seterusnya menjadi RAJA atas semesta alam selama-lamanya. Dalam perdebatan asal usul dengan ahli-ahli Taurat dalam Yohanes 8:58 ada pernyataan Yesus yang menggoncangkan orang Yahudi: ” … sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”. DIA “disepelekan” oleh sebagian Yahudi namun IA adalah Raja dari kekekalan yang Mahaabadi.
Nabi Mikha juga menegaskan bahwa tipikal Mesias adalah gembala agung. Seperti Daud yang berpengalaman sebagai gembala yang mengalahkan binatang liar, membunuh Goliat, menghalau roh jahat dari Saul demikian juga Mesias merawat umatNya dengan memberikan makan (ribuan orang). Dan yang lebih utama dari tugasnya sebagai gembala adalah membinasakan Iblis, melenyapkan dosa dan kuasa maut dari UmatNya. Mesias menggembalakan umatNya dengan kemegahan dan kekuatan ajaib sehingga dapat menyelamatkan dan memilikinya selama-lamanya.
Tipikal Mesias keempat yang disebutkan Mikha dalam perikop 5:1-5 adalah Pangeran Damai (bdk Yesaya 9:5). TUHAN memerangi tentara Asyur sejumlah 135.000 orang tanpa senjata militer sehingga mendatangkan keamanan kepada Israel (ay 5). Ya, Mesias adalah pembawa damai. Frasa “damai” dalam bahasa Ibrani dipakai kata “syalom”, artinya sejahtera secara totalitas, sejahtera secara spiritualitas dan sejahterah hidup jasmaniah. Sang Mesias yang datang membawa damai tidak seperti pasukan Asyur dengan pedang, kekerasan, kekuatan kuda. DIA datang dengan “roh damai” bahkan Ia rela memberi nyawaNya di Golgota demi keselamatan umatNya.
Ev. Tonny Mulia Hutabarat
24 Desember 2021