LD Tonny Mulia Hutabarat
Minggu, 18 Agustus 2024
MERDEKA — Roma 6:15-23
- Merdeka Dari Upah Dosa Maut (6:23a)
Orang percaya berada di bawah kasih karunia, dan bukan di bawah hukum Taurat, hal ini bukanlah undangan untuk berbuat dosa. Dosa bukan lagi tuanmu. Dosa tidak berkuasa atasmu. Kita tidak lagi menjadi budak dosa, tetapi menjadi budak kebenaran. Hanya dua jenis inilah yang mungkin menjadi tuan: Dosa dan kebenaran.
Kata “upah” (opsonion ) berarti ‘hasil’. “Hasil” mengacu pada pembayaran yang diberikan kepada seorang prajurit atas pengabdiannya setelah bekerja keras di bidang militer. Orang yang berada dalam sistem berbasis kerja ini menerima upah atau gaji. Dia menerima dari tuannya apa yang pantas didapatkannya.
“Upah dosa” diperoleh oleh orang berdosa. Dia akan menerima apa yang layak diterimanya. Dia telah bekerja untuk dosa sepanjang hidupnya. Dia telah berada di bawah penguasaan dosa. Dia telah hidup untuk dosa. Dosanya adalah pelanggaran hukum, pemberontakan, dan anarki terhadap Tuhan. Itu merupakan pelanggaran terhadap Hukum Tuhan. Ketika dia berbuat dosa, dia pantas menerima upah kematian.
Kata “kematian” (maut) di ayat 23 adalah kematian kekal, yang kontras dengan kehidupan kekal. Kematian kekal adalah kematian kedua (Wahyu 20:14-15). Kematian pertama adalah kematian fisik.
Dosa membuka jalan raya bagi kematian kekal untuk masuk ke dalam hidup kita. Ketika kita berdosa, kematian pasti akan menyusul. Dosa dan kematian adalah satu paket.
Ketika Kristus mati sertifikat hutang dosa yang sangat memberatkan telah dibatalkan, dihapuskan (baca Kolose 2:14). Surat hutang yang berisi ketetapan-ketetapan yang memberatkan adalah daftar setiap dosa yang telah dilakukan dan hukuman Tuhan. Salib Yesus telah membatalkannya. Kematian Yesus membebaskan orang berdosa. Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia berseru “ Tetelestai ,” yang berarti ‘telah dibayar lunas’, ‘sudah selesai’ (Yohanes 19:30). Tuhan menanggung setiap dosa yang pernah dilakukan sepanjang hidup. Dan memberi anugerah hidup kekal secara cuma-cuma.
- Merdeka Menjadi Hamba Kebenaran 6:18
Kata “hamba” dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru adalah doulos yang artinya seseorang yang “berbakti kepada orang lain tanpa memperhatikan kepentingannya sendiri”. Kata ini berasal dari kata kerja “deo” yang berarti “mengikat”. Jadi, hamba Tuhan adalah orang yang terikat pada Tuhan Yesus (Kristus).
Mereka yang yang terikat pada Tuhan akan berpihak pada kebenaranNya. Jadi tidak berlaku netralitas, tidak berlaku agnostisisme, ataeisme. Tigas jenis filosofi ini adalah budak dosa.
Doulos berarti mengikat atau terikat pada sesuatu. Ibarat berada di atas rakit di tengah arus laut yang selalu mengalir satu arah. Kita terikat pada rakit itu dan pergi ke arah yang ditujunya. Jika arah perjalananmu dosa maka kamu akan berbuat dosa, jika kamu berada di jalan kebenaran maka kamu akan mendapat penyucian (6:19).
Kita tidak lagi hidup dalam wilayah kegelapan itu. Dosa tidak lagi menguasainya. Kita telah diserahkan kepada majikan baru, sehingga kita mengabdi pada DIA dan bukan majikan kita yang lama. Dan karena tidak ada manusia yang bisa mengabdi pada dua tuan dan kita umat Kristiani adalah hamba TUHAN, maka kita harus menaatiNya dan stop berbuat dosa.
Menjadi hamba kebenaran berarti kita menyerahkan hidup kita untuk melayani kebenaran Tuhan. Ini berarti kita hidup dengan integritas, kejujuran, dan ketulusan, menjauh dari segala bentuk kemunafikan dan kebohongan. Kebenaran bukan hanya sebuah konsep abstrak, tetapi adalah sifat dan karakter Tuhan yang harus kita cerminkan dalam tindakan kita sehari-hari.
Bagaimana kita dapat menghidupi panggilan sebagai hamba kebenaran?
- Konfirmasi aktif dan efektif dengan Tuhan. MengenalNya lebih dalam seperti seruan Paulus pada 6:17 “thanks be to God” melalui doa dan penyembahan. Melekat pada Tuha melalui penyembahan hari demi hari.
- Berkomitmen untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan sorga. Berproses aktif kontinu mengejar pengudusan (6:22)
- Saling mendukung dalam pengajaran berkelanjutan dalam komunitas Kristen untuk pertumbuhan kerohanian (perhatikan Roma 6:17 … bertumbuh dalam pengaran yang berkelanjutan).